Di rumah Kimberly....
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dalam jubah tidur Kimberly melongok keluar jendela melihat mobil patroli polisi lewat di depan rumahnya. Hmm ... para polisi ini serius menjalankan tugas mereka. Kimberly duduk kembali ke sofa untuk melanjutkan menonton acara favoritnya di televisi. Animal Planet.
Setelah lewat tengah malam. Kimberly mematikan sebagian lampu dalam rumah dan membiarkan televisi menyala dengan suara rendah. Dia naik ke kamar dan masuk ke kamar ganti untuk mengganti gaun tidur. Dia mengenakan pakaian serba hitam yang membentuk lekuk tubuhnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Dia menutupi kepalanya hingga hanya mata yang terlihat.
Tepat jam 1 dini hari, Kimberly melirik jam tangannya lalu menekan pasak telinganya. "OTW," katanya. Ia berkomunikasi dengan Richard yang menunggunya di suatu tempat. Kimberly keluar dari rumahnya melalui pintu belakang. Dia menyelinap di antara pepohonan lalu menghilang dalam kegelapan.
Kimberly dan Richard tiba di dekat kantor polisi Kota CC menggunakan mobil sedan hitam. Mereka parkir dalam sebuah gang yang tidak terjangkau CCTV di sekitar area itu. Kimberly keluar dari mobil. Dia memandang ke langit yang hitam pekat, di antara dua gedung tinggi.
Gedung dekat mereka tingginya 15 lantai, lebih tinggi daripada gedung Kantor Polisi Kota CC. Dia yang akan memasuki target mereka, sedangkan Richard memantau situasi dan tugas utamanya adalah memanipulasi sistem keamanan di sekitar mereka.
"Waktumu 15 menit, Kim! Hitung mundur mulai .... Sekarang!"
Kimberly menembakkan tali kawat ke arah puncak gedung 15 lantai. Kawat itu menariknya ke atas gedung, kurang dari 10 detik ia sudah tiba di atap gedung. Sekarang mudah sekali memanjat gedung pencakar langit karena ada alat bantu semacam itu. Waktu dia baru bergabung dengan agensi dia harus memanjat dinding dengan tangan kosong.
Di atas gedung, Kimberly berlari dan merentangkan tangannya.
Set!
Sayap hitam seperti kelelawar terbentang dari alat di punggungnya. Dia melompat dari gedung itu lalu terbang melayang menuju atap gedung Kantor Polisi Kota CC yang terletak beberapa ratus meter dari situ. Angin malam membantunya bergerak bagai bajing terbang di udara.
Dengan mulus ia mendarat di atas gedung kantor polisi itu. Ada kamera pengawas di atas gedung itu, tetapi sudah dimanipulasi sehingga tidak akan menampilkan bayangan dirinya.
Trak!
Bunyi sayapnya menutup. Dia melonggrakan baut jeruji lalu membuka penutup besi menuju ruang jalur lift. Dia merangkak ke dalam lorong segi empat hingga tiba di ujung lorong dan di situlah jalur liftnya. Dia melongok ke bawah. Tampak ada 2 lift. Pada jam itu, jarang ada yang menggunakan lift. Suatu keuntungan melakukan kegiatan seperti menyusup saat dini hari.
Kimberly melompat, sedetik kemudian dia sudah berdiri di atas lift. Dia menempelkan wajahnya ke ventilasi di kakinya. Tak ada seorang pun dalam lift. Dia membuka ventilasi itu dan masuk ke lift. Kamera di dalamnya sudah dimanipulasi, begitu juga jalur liftnya. Dia memastikan tidak ada yang dapat menggunakan lift itu selama dia masih ada di dalamnya. Kimberly menekan tombol ke rubanah. Tempat penyimpanan barang bukti.
Ding ...!
Lift berbunyi dan pintunya terbuka.
Petugas jaga di tempat itu agak kaget melihat hal itu, mengalihkan perhatiannya dari acara yang ditontonnya di televisi. Lift terbuka, tetapi tak ada seorang pun di dalamnya. Petugas itu seorang laki-laki berusia 45 tahunan. Ia sebenarnya sudah tidak cakap lagi bekerja di lapangan, sehingga mereka menugaskannya di bagian yang paling membosankan, menjaga ruang penyimpanan.
Laki-laki itu menunggu beberapa saat, mungkin pintu lift itu akan menutup dengan sendirinya dan akhirnya memang menutup. Dia lalu kembali menonton televisi. Namun belum sedetik, pintu lift itu terbuka lagi.
"Ugh ...." Dengan segan ia bangkit dari kursinya. Ia akan memeriksa lift itu, mungkin ada yang rusak atau mungkin ada yang sedang mengerjainya. Ia berdiri di dalam lift, melihat-lihat, tidak ada yang aneh, tetapi begitu ia hendak keluar, pintu liftnya tertutup.
Sementara petugas jaga itu dalam lift, sesosok hitam keluar dari ventilasi di ruang jaga. Dengan sigap sosok itu membuka pintu ruang penyimpanan dan masuk ke dalam.
Untungnya tidak perlu waktu lama bagi sosok hitam itu untuk menemukan apa yang dicarinya. Segera dia keluar dari ruangan itu, masuk ke ventilasi dan memasang penutupnya.
Bertepatan dengan itu, pintu lift terbuka dan petugas jaga yang tadi tertahan di dalamnya, keluar dengan wajah terheran-heran. Ia sempat panik karena pintu lift tertutup dan ia tidak bisa membukanya untuk beberapa saat. Tadinya ia berusaha menghubungi rekannya lewat radio, tetapi sinyalnya lemah karena hampir kehabisan baterai.
Eh, biarlah sudah, pikir petugas itu. Ia akan melupakan kejadian malam ini. Lagi pula ia akan dianggap konyol jika rekan-rekannya tahu ia ketakutan gara-gara lift yang berlaku aneh. Jadi, ia kembali duduk di kursinya dan melanjutkan menonton televisi.
(Revisi: 22/07/2020)
KAMU SEDANG MEMBACA
Play In Fire (END)
ActionRomance 21+ Aku mencintainya, tetapi harus meninggalkannya *** Kimberly, gadis yatim piatu yang menikah rahasia dengan seorang CEO karena kebutuhan mendapatkan keturunan. Setelah mendapatkan anak, Kimberly didepak dari kastel mewah Keluarga Xin. Kim...