3.

21K 731 15
                                    

Kota CC merupakan kota besar yang cukup modern, kota transit menuju daerah tambang. Kota dengan luas kurang lebih 11.000 km persegi itu memiliki beberapa kelab malam, hotel bintang lima, restoran, sekolah, mal, pabrik kecil dan sebuah bandara internasional.

SMP dan SMA Kimberly dihabiskan di Kota CC. Sekolahnya bukan sekolah asrama. Karena dia murid yang pintar, dia banyak mendapat beasiswa jadi tidak banyak memakan biaya pribadi.
Saat malam kelulusan SMA-nya, Violet, kakaknya, meninggal dalam perkelahian antar geng yang terjadi di sebuah kelab malam bernama Roxy. Dia sedang menikmati pesta kelulusan di sekolahnya, ketika polisi datang menjemputnya untuk mengenali jasad kakaknya.

Dia sudah memprediksi hal itu akan terjadi. Ketika dia mendengar kabar itu, Kimberly hanya menarik nafas dalam, memejamkan matanya sekitar 3 detik, lalu dia ikut polisi ke rumah sakit.
Ketika melihat jasad kakaknya pun dia hanya memandangnya dan tersenyum tipis. Wajah Violet seolah tertidur lelap, walalupun badannya bersimbah darah karena luka tembak di dada.

Saat itu, dia telah mendapat surat penerimaan murid baru dari Universitas XIntel di Jerman. Dia sempat bingung harus bagaimana melanjutkan sekolahnya dan saat itulah Vincent, mantan pacar Violet, yang setelah kejadian mengenaskan itu --masih hidup dan tidak kurang sesuatu pun-- menghubunginya dan minta menemuinya di penjara. Vincent dipenjara karena setelah kejadian perang antar geng itu, Vincent membalaskan kematian Violet dengan menghabisi beberapa anggota geng lawannya.

Entah benar atau tidak, kabarnya, dalam satu malam Vincent membabat habis 25 orang gangster. Setelah itu, Vincent menyerahkan diri ke polisi. Mungkin sebagai penebus rasa bersalah karena kelalaiannya menyebabkan kematian Violet, kekasihnya saat itu.

"Aku akan membiayai kuliahmu, Kimmy!" katanya dari balik jendela tahanan di ruang besuk penjara. Dia laki-laki yang masih muda dan sangat tampan. Wajahnya dihiasi rahang yang maskulin dengan jenggot tipis yang tumbuh kasar. Hidung mancung, mata cokelat yang terlihat ramah dan alis tebal yang indah. Penampilan Vincent seperti pria model majalah kebugaran dengan kulit keemasan, kedua lengan berotot dan dada penuh tato. Dengan penampilannya saja dia bisa membuat banyak wanita bertekuk lutut, apalagi jika melihat ukuran kelaminnya yang luar biasa. "Aku yakin itu adalah hal yang sangat diinginkan Violet," tambahnya.

"Bagaimana caranya kau membiayaiku?" tanya Kimberly.

"Aku punya caraku sendiri."

Oh, tentu! Ia 'kan seorang gangster. Dalam kurungan tidak akan menghalanginya untuk menghasilkan uang. "Karena kamu bilang begitu, baiklah, aku terima, tetapi aku akan membayarmu kembali." Kimberly muda yang naif, berusia 17 tahun, berkata begitu dengan wajah dan nada angkuh. Sorot mata cokelat dingin dan meremehkan orang di hadapannya. Vincent 6 tahun lebih tua darinya. Gangster. Kriminal, dipenjara pula. Laki-laki itu adalah sosok sempurna pria yang harus dijauhi gadis polos seperti dirinya, tetapi dia amalah membuat dirinya berhutang budi pada pria itu.

Vincent tertawa kecil. "Bagaimana caramu membayarku?" Ia balik bertanya.

"Aku punya caraku sendiri!" balas Kimberly ketus. "Jaga dirimu dan kuharap kau selalu sehat. Selamat tinggal!" ujarnya datar. Kimberly berbalik keluar dari ruang besuk.

Rambut cokelat keemasan tergerai di pundaknya, rok panjang motif bunga-bunga kecil menerawangkan kakinya yang indah. Kulitnya yang agak kecokelatan, rambut dan mata cokelatnya berkilau indah seperti madu. Bibirnya seperti sarang lebah. Manis, semanis madu.

Saat itu, itulah pemandangan terindah bagi pria yang akan menghabiskan beberapa tahun dalam kurungan. Vincent mengagumi gadis itu semenjak usianya masih baru beranjak remaja. Usianya yang masih di bawah umur membuat Vincent menahan diri.

Dalam jangka 4 tahun, Kimberly menyelesaikan kuliahnya di Jerman. Dia menghasilkan banyak uang, tentu saja dengan kemampuan otaknya yang luar biasa. Dia kuliah sambil bekerja dan setelah lulus dia menetap di sana untuk meniti karir dan pengalaman kerja serta berumah tangga dengan seorang pria.

Ya, dia menikah dan berumah tangga. Sayangnya, pernikahan mereka berada di ujung tanduk. Kimberly memilih meninggalkan anak dan suaminya, lalu mengajukan cerai.

Sekarang, dia balik ke kampung halamannya. Banyak hal telah terjadi. Dia ingin menetap dan hidup tenang. Dia bekerja sebagai guru TK di Taman Kanak-kanak Eveready. Dia menyukai pekerjaannya. Meskipun sikapnya dingin dan ketus, Kimberly penyuka anak-anak. Otak mereka luar biasa. Anak-anak sangat jujur dan polos, mereka tidak bisa berbohong. Mereka bisa merasakan dirimu yang sebenarnya.

Sementara Vincent menghabiskan masa tahanan selama 3 tahun. Ia divonis atas tindak kekerasan saja. Setelah bebas, ia membenahi bisnis dan komplotannya. Di mana saja di belahan dunia ini, sedikit atau banyak, kekerasan diperlukan untuk memuluskan bisnis dan beberapa urusan. Sejak usia dini, Vincent sudah hidup dalam lingkungan gangster. Persaudaraan dalam geng membuatnya hidup dan bergairah. Cara hidup yang diketahuinya hanya itu dan setelah bertahun-tahun, posisinya dalam hierarki sudah lumayan bagus. Ia sudah punya nama di kalangan dunia hitam.

Ia dikenal dengan nama Vincent The Saint, pemimpin kelompok gangster terbesar di Kota CC.


(Revisi: 19/07/2020)


Play In Fire (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang