Di ruang kerja Bar Roxy, Vincent Black membaca di surat kabar berita penangkapan Killian Milos. Ia berada di luar negeri selama sebulan dan tidak lama setelah ia kembali ke kota, ia mendapat kabar itu dan ia merasa dalam agoni. Ia sudah lama mengincar laki-laki itu dan hanya dalam semalam, Killian Milos dijatuhkan oleh isterinya sendiri.
Keesokan harinya, ia mengunjungi seorang kawannya di penjara dan ia bertanya sesuatu tentang Killian pada temannya itu. Mereka berbicara dalam ruangan bersekat kaca. Temannya, seorang laki-laki berkulit kecokelatan dengan jenggot tipis, seorang laki-laki keturunan Timur Tengah bernama Rasheed.
"Polisi sudah berusaha menginterogasinya, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa pada mereka. Ia hanya bicara pada pengacaranya," kata Rasheed dengan suara yang direndahkan. "Aku tak bisa dekat dengannya ... ia ditahan di ruang isolasi karena sakau beberapa hari ini."
"Bisa kau cari cara untuk mendapatkan informasi secepatnya darinya, sebelum polisi ... kau tahu, banyak nyawa jadi taruhannya," pinta Vincent.
"Akan kucoba, Saint," kata Rasheed. Bola matanya bergerak gelisah, "Kau tahu, aku tak bisa berjanji, sangat berbahaya di dalam sini."
"Aku mengandalkanmu, Sheed," ujar Vincent penuh pengharapan sebelum ia pergi dari situ.
Dua hari kemudian Killian Milos ditemukan di kamar mandi dalam keadaan bugil dan bersimbah darah. Laki-laki itu mati di tempat karena kehabisan darah. Napi yang membunuhnya di isolasi setelah kejadian itu. Namun berita itu tidak sampai ke media.
Richard memberitahu Kimberly berita kematian Killian Milos melalui telepon. "Killian mati dibunuh," ujarnya.
"Sudah kuduga," lontar Kimberly di telepon. "Pastikan jasad tersebut memang Killian Milos, bisa 'kan?"
"Tentu!" sahut Richard.
Richard menyusup ke ruang otopsi dengan menyamar seperti tenaga medis lainnya. Ia berhasil masuk ke ruang mayat tanpa dicurigai siapa pun dan memeriksa tubuh Killian Milos. Terdapat satu tusukan fatal di bagian kanan perutnya. Ia mengambil sampel DNA dari jasad pria lalu meninggalkan ruangan tersebut.
Sementara di rumahnya, Kimberly memeriksa siapa saja yang mengunjungi Killian dan mendapati hanya pengacaranya yang pernah mengunjunginya, itupun hanya 2 kali dan berupa kunjungan singkat tidak lebih dari 15 menit. Pembunuhan Killian Milos dipastikan untuk menutup mulut Killian. Orang mati tidak akan menceritakan rahasia.
Kening Kimberly bertaut ketika melihat di daftar pengujung ada nama Vincent Black di tanggal 2 hari sebelum Killian terbunuh. Dia menelpon Richard dan bertanya, "Richard, apakah orang yang diisolasi karena membunuh Killian Milos adalah Rasheed El-Ziyad?"
"Ya, betul sekali!" jawab Richard. "Ia didakwa hukuman mati karena menyelundupkan 20 kg kokain. Ia sedang masa menunggu hukuman matinya."
Kimberly mematikan teleponnya dan berpikir kejadian itu terlalu kebetulan.
Keesokan harinya, setelah jam sekolah, Kimberly ikut Richard ke perusahaan Maria. Maria mengubah namanya kembali menjadi Maria Elvaretta. Wanita itu sekarang menjadi seorang eksekutif. Tubuh mungilnya dibalut setelan kerja yang elegan, rambutnya tertata rapi dan wajahnya dirias oleh make-up artist membuat dia selalu tampil cantik dan penuh percaya diri.
Richard menemui Maria di ruang kerjanya membahas harga saham perusahaannya yang anjlok karena skandal mantan suaminya. Richard menyampaikan apa yang dikatakan Kimberly padanya bahwa dalam dua bulan, harga saham akan kembali stabil karena Maria sudah bisa mengatur perusahaannya. Kimberly bilang Maria sebaiknya mulai mengembangkan kosmetik di perusahaannya.
Sementara Richard ke pertemuan itu, Kimberly melihat ruangan-ruangan perusahaan tersebut dan teringat ayahnya yang dulu adalah pekerja di sana. Hari itu, sekali itu saja ayahnya pernah membawanya ke Alvarettafood.
Saat itu, dia Kimberly kecil berusia 10 tahun. Ayahnya menjemputnya dari sekolah dan singgah sebentar di perusahaan. Ayahnya meninggalkannya sebentar di lorong dan saat itu, seorang karyawan laki-laki menyapanya. " Hallo, gadis kecil! Kau sendirian saja?" Pria itu adalah Killian Milos.
Killian membungkukkan badan di depan Kimberly kecil untuk mensejajarkan wajahnya dan tersenyum manis. Kimberly menatapnya penuh tanda tanya. "Apa kau mau melihat-lihat ruangan lain? Banyak hal menarik di sini," kata pria muda itu, lalu menuntun tangan Kimberly kecil. Kimberly kecil adalah anak yang selalu penuh rasa ingin tahu. Dia membiarkan pria asing itu membawanya.
Killian membawa Kimberly kecil ke sebuah ruangan besar dan redup. Ada seseorang duduk di kegelapan. Kimberly ingat tangannya yang dingin dan jari-jarinya yang panjang menyentuh pipinya. "Gadis kecilku, kau sangat cantik," kata orang misterius itu. Kimberly tidak jelas melihat wajahnya karena gelap.
Tiba-tiba pintu di buka dan cahaya terang dari luar menyilaukan mata mereka. "Apa yang kau lakukan?" suara ayahnya menyeruak masuk ke dalam ruangan. "Kimberly sayang, kemari Nak!" kata ayahnya sambil menarik Kimberly lalu mendekap anak gadisnya dalam gendongannya. "Jangan dekat-dekat dengan orang asing, Kimberly!"
Killian Milos berdiri tegak di tengah ruangan, sedangkan seseorang di belakangnya menenggelamkan diri dalam kegelapan "Tenang, Tuan Ryder ..., kami cuma ingin bicara dengan putrimu," katanya.
"Putriku tidak tahu apa-apa!" seru ayahya lalu membawa Kimberly keluar dari ruangan itu.
Robert Ryder langsung membawa Kimberly ke mobil dan bergegas hendak pulang. Ayahnya mendudukkan KImberly di kursi penumpang dan memasangkan sabuk pengaman. "Lain kali, Kimberly, jika ada orang asing mendekatimu, kau sebaiknya menjauh, oke? Dunia ini tidak aman, sayang, kau harus selalu waspada dan berhati-hati."
Kimberly kecil saat itu tidak banyak bicara, hanya merasa sepertinya dia telah melakukan kesalahan. Gadis kecil itu hanya mengangguk.
Hanya sekali itu ayahnya pernah membawanya ke tempatnya bekerja. Dua tahun setelahnya, ayahnya dan ibunya meninggal karena kecelakaan.
****
Malam hari, pulang dari perusahaannya, Maria singgah di apartemen Jay. Mereka sekarang berteman baik. Maria hanya mencari teman untuk bersenang-senang, setelah kejadian dengan mantan suaminya, dia tidak ingin terlibat dalam hubungan serius untuk saat ini. Dia tidak keberatan dengan urusan pribadi Jay, asalkan pria itu baik dan menyanjungnya.
Ketika Maria sedang di kamar mandi, Jay melihat berkas milik Maria yang ditaruhnya di meja. Ia duduk di sofa dan membaca sekilas. Berkas itu berisi draf kerjasama untuk pengembangan kosmetik yang diajukan sebuah perusahaan.
"Hei, babe, siapa yang memberimu proposal pengembangan kosmetik ini?"
"Pengacaraku," jawab Maria dari dalam kamar mandi yang terbuka sedikit.
"Pengacaramu ... laki-laki atau perempuan?"
"Ia laki-laki yang sangat tampan. Namanya Richard. Kenapa? Kau tertarik?"
"Tidak, bukan itu. Aku tertarik dengan perusahaan kosmetik ini ...."
"Oh ...." Maria mendatangi Jay sambil merapatkan jubah mandinya. "Richard yang menunjukkan proposal itu padaku, aku tidak pernah bertemu dengan direkturnya." Dia menjelaskan. "Kata Richard, wanita pemilik perusahaan itu sedikit eksentrik, tidak ingin bertemu siapa pun. Kurasa agak aneh untuk seseorang yang ingin berbisnis. Namanya Rose."
"Uhmm, babe, kurasa kau harus mengambil proyek ini. Sungguh, kau tidak akan menyesalinya."
"Hm? Begitukah?" Maria mengambil berkas itu dari tangan Jay dan membacanya sambil berjalan kembali ke kamar. "Sebenarnya aku juga berpikir ini proyek yang bagus."
Jay tetap di sofa danpendangannya menerawang. Ia tertarik bukan karena prospek bisnisnya. Iatertarik hanya karena ada nama Rose di kolom tanda tangan proposal itu. Aroma kertas proposal itu, kental dengan aroma parfum Rose. Jay yakin, tidak lama lagi mereka akan bertemu.
(Revisi: 22/07/2020)
![](https://img.wattpad.com/cover/156838822-288-k487818.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Play In Fire (END)
БоевикRomance 21+ Aku mencintainya, tetapi harus meninggalkannya *** Kimberly, gadis yatim piatu yang menikah rahasia dengan seorang CEO karena kebutuhan mendapatkan keturunan. Setelah mendapatkan anak, Kimberly didepak dari kastel mewah Keluarga Xin. Kim...