Romance 21+ Aku mencintainya, tetapi harus meninggalkannya
***
Kimberly, gadis yatim piatu yang menikah rahasia dengan seorang CEO karena kebutuhan mendapatkan keturunan.
Setelah mendapatkan anak, Kimberly didepak dari kastel mewah Keluarga Xin.
Kim...
Kimberly suka pergi ke bar gay. Ada sebuah bar gay di kota. Namanya Bar Flower.
Malam itu dia mengenakan rok kulit pendek hitam, stoking jala, stiletto hitam, croptop putih, dilapisinya dengan kemeja putih longgar. Hem bagian bawah diikatnya di pinggang, kancing dada dibiarkan terbuka. Rambut Kimberly hitam sebahu, oanjang bergelombang tergerai indah. Dia mengenakan make up dan membentuk wajahnya tirus dan arogan, sehingga terlihat berbeda dengan Kimberly yang biasanya. Bibirnya merah menyala. Bulu matanya lentik dan matanya hitam berkilau.
Bar itu seperti kelab malam lainnya, hanya saja lebih banyak pengunjung laki-laki. Cahayanya remang-remang, musik upbeat dimainkan, sejumlah pria sedang mementaskan tarian erotis di panggung dengan pakaian minim, mengumbar otot-otot berbentuk yang menggiurkan. Kimberly duduk tepat di meja pentas itu. Dia menonton pertunjukkan tarian dengan antusias. Ditemani minumannya, dia mengindahkan pengunjung lain. Perhatiannya tersita pada pria-pria cantik di pentas. Dia suka melihat laki tampan dan cantik dengan tubuh indah sempurna seperti maha karya. Dia bahkan tidak keberatan membagi-bagikan uang kepada mereka. Salah satunya, pria yang berambut perak, bahkan membungkukkan badan mencium bibirnya, membuatnya makin terlena dengan mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah selesai satu lagu, para pria cantik itu kembali ke belakang panggung untuk istirahat.
Kimberly menghabiskan minumannya dan meminta diisi lagi. Alkohol membuat tubuhnya memanas. Dia mulai melonggarkan kemejanya. Suara dentuman musik memenuhi telinga.Cahaya lampu yang berkelap-kelip, membuatnya nanar terhadap sekeliling dan melupakan segalanya.
Seorang pria menghampirinya. "Kau sendirian?" tanya laki-laki itu padanya. Kimberly menoleh dan memperhatikan dengan mata sayu. Seorang pemuda tampan nyaris cantik berdiri di sampingnya. Usianya sekitar awal 20an. Rambutnya berwarna perak. Kimberly mengenalinya sebagai pemuda penari yang tadi menciumnya. Sekarang pemuda itu mengenakan setelan elegan, membuatnya tampak seperti pangeran dari negeri dongeng.
"Uhm ...," angguk Kimberly, alkohol mulai menguasai pikirannya.
"Hebat!" seru pria itu. "Kau tidak keberatan 'kan aku menemanimu?" tanyanya sopan.
Tentu saja tidak. Kimberly terkekeh sendiri dan menepuk pundak pria itu.
Pemuda itu duduk di sampingnya dan memberi kode pada seorang pelayan untuk mengambilkan minuman. "Wanita secantik dirimu tidak seharusnya minum sendirian," katanya di sisi telinga Kimberly.. Karena suara musik keras, ia harus bicara mendekat ke telinga Kimberly. "Baru kali ini aku melihatmu, baru pertama kali ke sini?"
Kimberly menggeleng. "Tiga kali," katanya.
"Oh, berarti ini malam keberuntunganku! Ayo, malam ini aku yang traktir," kata pria tampan itu.
Mereka minum dan berdansa mesra. Pemuda itu cukup sopan dan menyenangkan diajak bicara. Ia pandai membuat wanita merasa nyaman dengannya. Kimberly tidak keberatan ketika pemuda itu mulai menempelkan tubuhnya di belakangnya sambil bergoyang pelan. Tangannya menyusuri lekukan tubuh Kimberly.
Kimberly bersandar ke dadanya dan tertawa "Kukira gay hanya merayu laki-laki, tidak kusangka kau juga merayu perempuan," gumamnya seraya tertawa sendiri. Dia berbalik dan melingkarkan tangannya di leher pemuda itu.
Pemuda itu tertawa ringan "Kau berbeda," katanya, "ada sesuatu yang membuatku tertarik padamu." Wanita kesepian yang punya banyak uang. Itulah yang dipikirkannya.
"Oh ...? Apa itu?" tanya Kimberly. Ini sangat menyenangkan. Ada pria muda dan tampan yang mendekatinya. Selingan yang menyenangkan di saat suami tidak ada untuk menghangatkan ranjangnya.
"Tak bisa kujelaskan, yang aku tahu kau wanita tercantik yang pernah kulihat selama hidupku."
Kimberly menyeringai. Menyenangkan sekali digoda laki-laki tampan dan wangi lagi.
"Kata suamiku, aku boleh melakukan apa saja yang kuinginkan," tambahnya.
Wanita yang sangat beruntung. Pria itu kembali antusias merayunya. Ia mendekap erat pinggang wanita itu. "Oh ..., jadi ...."
"Aku ingin kau menemaniku malam ini, kau keberatan?" bisik Kimberly di telinga pria itu.
Pria berambut perak itu melanjutkan dansanya. "Tentu saja aku tidak keberatan," katanya. "Ini kehormatan buatku." Hmm, suaminya pasti payah sekali sehingga wanita ini mencari pria lain, pikirnya.
Sementara Kimberly mengutuk dirinya sendiri dalam hati. Ugh, isteri macam apa aku ini, masih mencari pria lain padahal aku sudah memiliki suami yang sempurna.Heaven gonna hate me!!
"Aku Jay!" pemuda itu memperkenalkan dirinya. Tangannya yang melingkar di pinggang Kimberly semakin erat. "Siapa namamu?"