JANGAN LUPA tekan ⭐️ DULU sebelum membaca! 🥳
Kalau masih gak nyaman bacanya maafkan. Maklum masih gak terlalu jago. ☺️☺️
Terima kasih! Selamat membaca~
• BLACK ROSE •
Perempuan berambut pendek itu sibuk mendorong pedal sepedanya kencang yang membuat sepeda besar bewarna biru dongker yang ia naikkan itu berjalan cepat. Sembari dengan satu earphone yang terpasang pada salah satu telinganya, membuat bibirnya tak berhenti mengeluarkan senandungan lagu yang sedang terputar.
Hanya dibutuhkan beberapa menit saja sampai perempuan itu sampai di tempat tujuannya yang tak lain adalah sekolah. Perempuan itu dengan cepat memarkirkan sepedanya ke parkiran khusus sepeda. Hanya beberapa buah sepeda saja, selebihnya motor. Jangan harap ada mobil yang terpakir rapih di sekolahnya. Karena sayangnya sekolahnya ini tidak mengijinkan para murid memakai mobil.
Perempuan tersebut mulai berjalan memasuki koridor sekolah dengan wajah datar dan cuek, membawa tubuh kurusnya tersebut menuju kelas. Dengan cepat perempuan tersebut melepaskan ranselnya dan langsung duduk di kursi miliknya.
"Woi, Nicole! Itu 'kan bangku gue!"
Nicole melepaskan earphone-nya sambil berdecak kesal. Matanya sontak berputar saat pekikan itu memasuki indra pendengarannya. "Gue udah nggak betah di kursi itu. Gantian" balas perempuan bernama Nicole itu dengan datar. Mengabaikan tatapan kesal yang kini terang-terangan terarah padanya.
"Tapi kan-"
Ucapan perempuan itu langsung terpotong oleh suara bel berbunyi- menandakan bahwa kelas akan dimulai. Nicole mengangkat bahunya acuh sembari membuang pandangannya pada kaca lebar yang berada di sebelahnya. Langsung memberikan pandangan lapangan hijau luas yang ada di bawah sana.
Ritual-ritual sebelum pembelajaran sudah selesai dilakukan dan tenaga Nicole rasanya benar-benar sudah terkuras habis hanya dengan melakukan hal itu saja. Salah satu tangan perempuan itu menompang dagunya malas sambil melirik kumpulan anak yang mulai memasuki lapangan olahraga.
"Sebelum masuk pembelajaran, kemarin ada PR 'kan? Kumpulin. Yang paling belakang ambil punya temennya habis itu taruh di meja Ibu!" titah wanita setengah paruh baya itu dengan suara dengan lantang.
Tepat saat itu juga umpatan langsung keluar dari bibur Nicole. Sial. Baru kemarin tugas itu diberikan, Nicole sudah lupa akan itu. Tatapannya jatuh pada wanita yang sedang duduk dengan wajah keras itu. Hanya dengan itu saja membuat niat Nicole untuk berkata jujur langsung kandas.
"Siapa yang nggak kerjain? Maju ke depan!" tukasnya dengan galak. Kini tatapan itu semakin berubah menjadi horror. Rasanya bulu kuduk Nicole berhasil dibuat merinding saat tatapan mereka berdua tanpa sengaja bertabrakan. Tunggu, jangan bilang wanita itu sudah menebak jika ia tidak mengerjakan tugas?
Owh-owh.
Nicole menghela napasnya sebentar. Sungguh saat ini ia sedang tidak mood untuk dihukum, walaupun Nicole sendiri sudah sering dihukum. Tapi, mau bagaimana lagi? Nasib buruk sudah terlebih dulu menemuinya. Padahal, beberapa akhir belakangan ini Nicole sudah berhasil bersembunyi. Ck.
Perempuan itu berdiri dari kursinya dan berjalan maju ke depan. Kini ia baru sadar bahwa hanya dirinya yang tidak mengerjakan. Tentu saja. Semua orang pasti sudah sibuk menyontek sana sini, sedangkan dirinya? Nicole tak punya waktu untuk melakukan hal bodoh itu.
Kedua mata wanita itu memincing tajam. Menampilkan raut tidak senangnya secara terang-terangan. "Kamu nggak kerjain?" tanya wanita yang kerap dipanggil Bu Rika itu. Lain dengan Nicole yang salah fokus pada sela-sela gigi wanita itu yang kini terdapat sedikit bercak lipstik merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖑𝖆𝖈𝖐 𝕽𝖔𝖘𝖊
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA :D ||| VERSI BARU ||| Bagi banyak orang mungkin mawar hitam banyak dilambangkan sebagai hal yang buruk. Seperti kematian, perpisahan, dan hal-hal buruk lainnya. Tapi, tidak bagi Nicole. Menurutnya mawar hitam adalah...