Chapter 11 • Kaget

1.4K 77 0
                                    

Halo semua, kangen nggak nih? 🥰

Sebelum baca jangan lupa tekan ⭐️ di pojok bawah yaa.

Kalau masih gak nyaman dengan katanya, maaf. Nanti kalau ceritanya sudah berakhir di revisi kok.
Oh ya kalau ada TYPO. Maafkan saya ya.

Selamat membaca!

🖤

Bagaikan hujan, petir, dan angin puting beliung di siang bolong, perempuan itu hanya bisa menatap kosong apa yang sedang terjadi sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaikan hujan, petir, dan angin puting beliung di siang bolong, perempuan itu hanya bisa menatap kosong apa yang sedang terjadi sekarang. Di ruangan mencekam ini. Lain dengan kedua lelaki yang seakan mengapit tubuh mungil perempuan tersebut, kedua lelaki itu sama-sama memperlihatkan gestur dan ekspresi yang santai.

Nicole jelas tahu mengapa hal itu terjadi. Karena saat ini dia lah yang menjadi sasaran empuk semua orang yang ada di tempat ini. Jika saja Nicole tidak terlibat dalam hal apapun sedari awal, pasti sekarang ia tidak perlu ada di tempat ini. Menyiksa diri seperti orang bodoh.

Untung saja sebelum semua ini, Nicole sudah terlebih dulu menghubungi atasannya. Setidaknya, Rudi harus tahu jika ia saat ini semua karena pria itu! Tapi ya mau bagaimana lagi, orang tua selalu benar. Walaupun tetap saja Nicole belum tahu balasan dari atasannya itu.

"Nicole! Saya lagi tanya kamu! Kenapa kamu malah melamun?!" bentak wali siswa padanya, "Coba kamu ulang apa yang saya katakan." Nicole langsung tersentak kaget dan tertarik kembali ke alam sadar. Kini tanpa mengalihkan pandanganpun Nicole tahu jika semua orang sedang menatapnya, tanpa terkecuali Kenneth yang seakan melemparkan bongkahan batu es padanya.

Dingin dan menyakitkan.

Lain dengan Pradipta, bahkan dengan ekor matanya saja, Nicole bisa tahu jika lelaki itu sedang tersenyum senang sekarang. Ya ya, tunggu saja sampai semua ini berakhir. Nicole tidak akan pernah sudi bertemu dengan orang itu lagi. Karena, sekarang ia tahu jika bertemu dengan Pradipta hanya akan membuatnya sial beratus kali lipat.

Nicole tersenyum datar. "Maaf Pak, tadi saya nggak dengerin Bapak," tukas Nicole jujur.

Wali siswa sekolah Nicole langsung mengusap wajahnya frustrasi. Geram sekaligus letih melihat kelakuan anak didiknya yang tak pernah normal sehari saja. Pria itu menghembuskan napas kasar. "Sudahlah Bu, Pak! Kasih dia SP saja. Kalau perlu kurangin point nya juga," ucap Wali siswa tegas dan bulat.

Mata Nicole langsung mendelik saat itu juga. Ia langsung menatap Kenneth dengan pandangan takut serta was-was. Namun, ekspresi yang ditampilkan lelaki itu tetap datar dan tenang. Seakan tidak akan sesuatu yang terjadi.

Seketika sebuah deheman terdengar. "Maaf Pak, saya tidak setuju," ucap Kenneth tiba-tiba. "Karena bukan hanya Nicole yang bersalah, tapi Pradipta juga."

𝕭𝖑𝖆𝖈𝖐 𝕽𝖔𝖘𝖊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang