Chapter 7 • Found You!

1.7K 98 0
                                    

Mohon tekan ⭐️ dan jangan lupa untuk 💬 :)

Kalau masih gak nyaman dengan katanya, maaf.
Oh ya kalau ada TYPO. Maafkan saya ya. Soalnya sering kurang teliti betulinnya.

Dibantu ya :)

• BLACK ROSE

Terik matahari yang menusuk di kulit membuat semua murid yang mendapat jam pelajaran olahraga mendesah kesal. Waktu menunjukkan pukul satu siang, yang mana waktu saat ini adalah jam emas untuk matahari menyalurkan panasnya.

Untung saja materi yang diberikan tidak banyak, sehingga para murid—khususnya perempuan—langsung meneduh dan mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang bermain dengan temannya. Ada yang sibuk belajar atau membaca buku. Ada juga yang sibuk menggosip.

Sayangnya, tidak ada satupun dari kegiatan tersebut yang menarik perhatian Nicole. Alih-alih ikut nimbrung, Nicole hanya duduk dan memperhatikan anak laki-laki yang sedang asik bermain basket. Pandangannya terfokus pada setiap pemain yang memegang kendali bola secara bergantian.

Sebuah perasaan tidak asing langsung menyerang hatinya, memberikan kenangan yang sejak dulu Nicole coba untuk musnahkan. Cuaca yang sangat panas mampu menguras semua tenaga Nicole. Sayangnya, waktu pelajaran berakhir masih sangat lama. Jadi, tidak mungkin Nicole menghabiskan setiap menitnya untuk bengong seperti orang tidak punya kehidupan.

Akhirnya setelah berdilema dengan dirinya, Nicole memutuskan untuk bangkit dari duduknya dan ikut bersama semua cowok yang sedang bermain itu. Setidaknya ia bisa melakukan hal lain selain membicarakan orang, tidak seperti Tania.

Sesuai apa yang ia tebak, mereka semua dengan senang hati menerimanya. Mungkin karena Nicole bisa terbilang cukup ahli bermain basket. Akhirnya, permainan pun berjalan dengan baik dan lancar. Sejauh ini, Nicole sudah berhasil mencetak sebanyak 3 gol, hal yang membanggakan.

Namun, saat ia sedang asiknya bermain, sebuah siluet seseorang berhasil menghentikan gerakannya. Tepatnya, siluet itu mirip dengan makhluk yang sedang ia cari belakangan itu. Siapa lagi selain anak-donatur-penghancurnya itu. Tapi disatu sisi, Nicole ragu jika lelaki yang dilihatnya itu memang betul sosok yang sedang ia cari belakangan ini.

Tiba-tiba saja, sebuah benda keras menghantam wajahnya, membuat Nicole saat itu juga mundur beberapa langkah. Rasa panas dan sakit langsung menjalar wajahnya. Seketika, pandangannya langsung rabun, seperti seseorang yang baru saja melihat cahaya setelah mendekap di kegelapan selama beberapa hari.

Nicole menggelengkan kepalanya, berusaha mengembalikkan pengelihatan normalnya. Sang pelempar bola langsung menghampiri dan meminta maaf. Ingin rasanya Nicole membalas lelaki itu dengan seribu pukulan bola. Namun, ia tidak punya waktu untuk melakukan hal itu.

Nicole hanya memberikan tatapan tajamnya dan berdecih. "Pake mata lo, bego. Gue diem nggak berarti lo bisa sembarangan lempar bola ke gue," decak Nicole kesal sembari melangkah pergi. Saat ini, ia harus mengejar lelaki itu secepat mungkin. Masa bodo jika nanti ia salah orang atau apapun itu, yang terpenting sekarang ia bisa mematikan rasa penasarannya ini.

Wajahnya jadi kebas karena hal itu. Sial, memang salahnya juga berhenti di tengah permainan. Nicole mempercepat langkahnya, mengejar manusia yang sudah tidak terlihat itu. Jangan sampai ia tidak menemukan lelaki itu. Karena hanya ini kesempatan Nicole satu-satunya, ia tidak punya banyak waktu lagi.

Sialnya, ia dihadapi oleh banyak koridor saat ini. Ada yang menuju ke kanan dan ke kiri, lalu tidak jauh setelahnya ada beberapa koridor lagi. Ck, jika seperti ini Nicole hanya akan menghabiskan waktunya mencari di setiap koridor yang ada.

𝕭𝖑𝖆𝖈𝖐 𝕽𝖔𝖘𝖊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang