Chapter 6 • Upaya Membalikan Keadaan

1.9K 104 0
                                    

⭐️⭐️ Mohon tekan ⭐️ dan jangan lupa untuk 💬 :)

Kalau masih gak nyaman, maaf yaa! Oh ya kalau ada TYPO maafkan saya juga, soalnya sering kurang teliti betulinnya.

Dibantu ya :) 🥰🥰

Selamat membaca ~~

• BLACK ROSE •


"KAMU GILA?"

Suara berat yang menggelegar berhasil membuat perempuan berambut pendek itu memejamkan matanya erat. Lain dengan atasannya yang sedang melotot—tidak menyangka jika pegawainya bisa bertingkah seperti ini, Nicole sibuk melindungi telinganya agar tidak rusak.

"Dia itu pelanggan kita, Nicole! Kamu tahu, kan?"

Tentu pegawai itu tidak lain adalah Nicole. Perempuan itu menghembuskan napasnya panjang. Bagaimana ia tidak tahu? Orang jelas-jelas ia ada di TKP, bahkan dirinya sendiri yang menghentikan perbuatan manusia bejat itu. Tetapi, sekarang ia yang kena pula akibatnya.

Berusaha tidak terlihat melawan, Nicole sedari tadi menundukkan kepalanya, mencoba tidak memancing kemarahan atasannya itu. "Saya tahu saya salah. Tapi di—"

"DIA ITU PELANGGAN!" Belum juga Nicole menyelesaikan kalimatnya, atasannya langsung memotong suaranya. Nicole menahan geramannya saat itu juga. Jadi kalau manusia itu mencoba melakukan pembunuhan ia tetap harus menurut seperti anjing? Ha!

"Kamu sampai nonjok dia, Nicole!" ucap pria itu sambil memijat keningnya. Akhirnya, pria berumur empat puluhan itu langsung jatuh terduduk di kursi dengan mata terpenjam erat, pusing.

Mendengar itu Nicole mengernyit. "Tapi, kan, saya yang ditonjok duluan, Pak," ucap Nicole bermaksud membela. Namun, bukannya dibela, justru pria itu malah melempar tempat pensil yang ada di meja ke arahnya. Untung saja Nicole cekatan dan berhasil menghindar.

Tubuhnya langsung membeku. Gila. Jika saja itu mengenainya, Nicole yakin salah satu matanya sudah terkena oleh salah satu gunting yang ada di tempat pensil tersebut. Kemudian bunyi berisik akibat pena-pena yang ada di tempat itu membuat kemarahan Rudi—bos Nicole semakin menjadi-jadi.

"Kamu pikir saya peduli? Kamu itu cuma pegawai, sedangkan dia pelanggan! Ck, nggak guna ngomong sama orang bodoh, mulai besok nggak usah dateng lagi. Kamu saya pecat."

Bagaikan petir di siang bolong, Nicole melongo saat itu juga. PECAT? Tidak, ini tidak boleh terjadi. Mau makan apa ia jika ia dipecat?! Rasa panik langsung menyerang Nicole saat itu juga. "Pak! S—Saya ngaku salah. Saya janji nggak bakal ngulangin lagi," pinta Nicole dengan nada lirih. Shit, ini benar-benar memalukan.

"Nggak. Saya nggak butuh janji kamu. Udah sana."

Mendengar itu, Nicole benar-benar kesal. Mengapa hanya karena satu pelanggan saja ia langsung dipecat seperti ini. Biasanya ia juga pernah bermasalah tapi tidak langsung dipecat seperti ini.

"Pak, ini cuma satu pelanggan, lagipula kita masih punya banyak pelanggan," ujar Nicole beralasan. Ia tidak bisa menyerah begitu saja.

Ia kira Rudi akan kembali memarahinya, namun ternyata salah. Tidak disangka, pria itu justru tertawa lepas seperti orang kesurupan, sangat menyeramkan. Namun, dengan hanya sekejap tawa menggelegar pria tua itu berhenti, tergantikan dengan tatapan yang mengerikan.

"Ha, satu pelanggan ...." desis Rudi sambil menahan geraman sebelum melanjutkan perkataan yang membuat Nicole serasa disambar petir, "TAPI DIA ITU ANAK DONATUR KITA NICOLE," teriak atasannya putus asa. Kali ini, lidah Nicole langsung kelu. Tunggu, ia tidak salah dengar, kan?

𝕭𝖑𝖆𝖈𝖐 𝕽𝖔𝖘𝖊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang