Chapter 12 • Battle

1.2K 79 0
                                    

Mohon tekan ⭐️ dan jangan lupa untuk 💬 :)

Kalau masih gak nyaman dengan katanya, maaf. Nanti kalau ceritanya sudah berakhir di revisi kok.
Oh ya kalau ada TYPO. Maafkan saya ya.

Dibantu ya :)

Sejak kejadian penyebaran video itu terjadi, entah mengapa Nicole merasa harinya tidak kunjung membaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sejak kejadian penyebaran video itu terjadi, entah mengapa Nicole merasa harinya tidak kunjung membaik. Sama sekali. Justru ada beberapa hal yang aneh sejak dari kejadian itu. Namun Nicole sekali tidak mengerti mengapa hal itu terjadi.

Menghembuskan napas pelan, Nicole memijat keningnya pusing. Entah mengapa hidupnya penuh dengan drama. Padahal Nicole tidak pernah minat untuk mencari drama memusingkan ini. Tapi, mau bagaimana pun, drama akan datang padanya tanpa dicari sekalipun.

"Bacot!" sentak Nicole sambil mendelik. Benar-benar, Nicole sama sekali tidak mengerti mengapa mulut perempuan itu benar-benar tidak bisa tertutup hanya untuk sedetik saja. Membuat Nicole sangat heran apa tujuan perempuan itu hidup di dunia hanya untuk julid?

Tania mendecih. "Jangan ngelak! Ngaku, sekarang lo sengaja cari perhatian semua orang, kan?!" tuduh perempuan itu membuat Nicole melongo. Penat di kepalanya semakin menjadi-jadi.

Nicole menghembuskan napasnya berlebihan. Jika saja ada sesuatu yang bisa menutup mulut Tania saat dengannya, Nicole akan membeli benda itu dengan cara apapun juga. Karena bersama dengan perempuan itu hanya menggerogoti nyawanya perlahan-lahan.

"Gue enggak cari perhatian, Tania," jawab Nicole sambil menahan geraman, "itukan kerjaan lo selama ini. Buat apa gue ambil alih kerjaan lo?" lanjut Nicole sambil menggeleng-geleng.

Bak api yang tersulut, Tania semakin menggebu-gebu. Yang awalnya ingin menjatuhkan Nicole, kini justru perempuan itulah yang dipermalukan. Dengan wajah memerah, Tania menggeram. Hendak melawan namun bel sudah terlebih dulu berbunyi.

Akhirnya.

Tanpa pikir panjang lagi Nicole langsung berdiri dari kursinya dan beranjak pergi. Sebenarnya sedari tadi adalah jam kosong, tapi Nicole mencoba menahan napsunya untuk tidak bolos ke kantin. Ya, alasannya satu, masalahnya sudah banyak.

Bisa-bisa jika ia diciduk oleh guru, sudah habis riwayat Nicole di sekolah tercintanya ini.

Langit hari ini sangat cerah dan indah. Jadi, akan lebih baik jika tidak ada satupun manusia yang tidak mengganggunya atau bisa-bisa suasana hatinya akan sangat buruk seperti suara Tania saat bernyanyi.

Oh ya, ada satu hal yang menjanggal hati Nicole sedari tadi sesungguhnya.

Kenneth. Lelaki itu sudah tidak terlihat olehnya beberapa hari belakangan ini. Padahal, jika Nicole menjadi lelaki itu, ia akan mati-matian menjaga seorang perempuan pembangkang dengan semua aksi memuakan perempuan itu.

𝕭𝖑𝖆𝖈𝖐 𝕽𝖔𝖘𝖊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang