FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA :D ||| VERSI BARU |||
Bagi banyak orang mungkin mawar hitam banyak dilambangkan sebagai hal yang buruk. Seperti kematian, perpisahan, dan hal-hal buruk lainnya. Tapi, tidak bagi Nicole. Menurutnya mawar hitam adalah...
Kalau masih gak nyaman dengan katanya, maaf. Nanti kalau ceritanya sudah berakhir di revisi kok. Oh ya kalau ada TYPO. Maafkan saya ya.
Dibantu ya :)
Selamat Membaca !
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gila.
Ini sudah sangat gila.
Bisikan mulai terdengar di mana-mana. Membuat telinga perempuan berambut pendek itu kepanasan. Hampir seluruh murid yang ada di kantin saat ini mengarahkan pandangannya pada mereka.
Ya, apa lagi kalau bukan ke arah Nicole dan Pradipta.
Akhir-akhir ini sekolah digemparkan dengan berita mereka berdua. Banyak rumor yang beredar jika dua biang kerok di sekolah mereka itu telah berpacaran. Tapi, sejauh ini, tidak ada klarifikasi yang dikeluarkan oleh mereka berdua. Hal itu semakin membuat orang bertanya-tanya tentang status mereka berdua sebenarnya.
"Lo!" teriak Nicole dengan emosi yang memuncak, "lo kenapa sih akhir-akhir ini?!" sembur Nicole sudah tidak tahan lagi.
Pradipta, dengan ekspresi tanpa bersalahnya hanya mengedikkan bahunya acuh. "Sorry, gue nggak sengaja," balas lelaki itu sekenanya.
Nicole hanya bisa mendelik. Rasa perih menjalar pada tangannya yang melepuh akibat kuah bakso yang entah mengapa Nicole rasa sengaja ditumpahkan padanya. Sekarang, baju serta rok nya terkena kuah dari bakso tersebut.
Dan jawaban yang diberikan Pradipta barusan sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. Hal itu sangat membuat Nicole emosi. "Gue tau lo nggak budek! Jawab, kenapa akhir-akhir ini lo selalu gangguin gue?!" seru Nicole sekali lagi. Barusan ia bisa dibilang membentak dibandingkan berteriak.
Orang-orang semakin gencar ingin tahu apa yang menjadi benang merah di antara mereka berdua. Terutama para lelaki yang langsung heboh karena mencium aroma pertengkaran.
"'Kan gue udah bilang, jadi pacar gue, Nicole."
Sorak-sorai langsung bersahutan dan menggelegar di area kantin. Hal itu sukses membuat wajah Nicole merah entah akibat panas, malu, ataupun kesal.
"Dan gue udah bilang nggak mau! Kemarin lo menang atas kecurangan! Lo curang, brengsek!"
Nicole benar-benar ingin memaki lelaki sialan itu lebih parah dari ini sekarang. Namun, nyeri akibat terkena kuah bakso yang panas itu semakin parah di tangannya. Nicole menggeram pelan. Jika dibiarkan saja, akan sedikit sulit untuk Nicole melakukan pekerjaannya nanti.
