Mohon tekan ⭐️ dan jangan lupa untuk 💬 :)
Kalau masih gak nyaman bacanya maafkan. Maklum masih gak terlalu jago.
Oh ya kalau ada TYPO maafkan saya ya.
Selamat membaca~
• BLACK ROSE •
Keadaan sunyi dan canggung mampu membuat Nicole merutuki dirinya sendiri. Apakah tidak ada yang lebih baik daripada mengumpat sebanyak-banyaknya untuk melampiaskan kemarahannya sekarang? Sial, demi apapun, Nicole telah membuat kesalahan paling fatal sedunia.Mungkin tadi pikirannya tidak berjalan dengan baik. Ya, Nicole akui akan hal itu. Tidak seharusnya ia melakukan hal bodoh tadi. Menyetujui permintaan Bu Dwi? Hah! Pasti Nicole sudah gila. Memutar matanya malas, Nicole menghela napas kasar. "Gue nggak mau ribet-ribet. Pokoknya gue tinggal nurutin apa yang lo mau, 'kan?"
Mata Kenneth yang tadinya terpaku pada arah lain kini berpaling membalas sepasang mata kesal milik Nicole. Lelaki itu mengangguk pelan. "Iya, dan kalau lo melanggar, gue bakal kasih konsekuensi."
Mulut Nicole langsung terbuka saat itu juga. "Apa-apaan? Emangnya lo guru? Kok lebay banget sampai kasih hukuman?" protes Nicole tidak terima.
Tidak mengindahkan protesan Nicole, lelaki itu hanya mengangkat bahunya acuh. "Lo sendiri yang udah bilang bakal nurutin semua permintaan gue? Kenapa sekarang protes lagi?" balas Kenneth.
Hal itu langsung membuat Nicole menutup mulutnya rapat-rapat. Sementara itu, dirinya sangat dibuat gusar dengan tatapan tajam Kenneth yang sedari tadi terarah padanya. Astaga. Padahal ia hanya mengeluarkan beberapa protesan saja, namun lelaki itu seakan menganggap Nicole telah membunuh seseorang.
Mendecak kesal, Nicole menegakkan tubuhnya yang sedari tadi bersender pada tembok. Ia kembali memakai topi kerjanya dan menatap Kenneth sekali lagi. Kembali berpikir untuk keberapa kalinya—memikirkan apakah tindakan yang ia lakukan ini sudah tepat atau belum. Namun, setelah dipikirkan lebih lagi, Nicole sudah terlalu terlambat jika kembali menarik ucapannya. Semuanya sudah disetujui, baik oleh dirinya maupun oleh Kenneth sendiri. Hal itu yang membuat Nicole tidak bisa berbuat apa-apa.
"Fine. Gue bakal turutin semua kemauan lo sampai puas!" tukas Nicole dengan nada kesalnya sebelum kembali melanjutkan dengan gumamannya, "ck. Rempong amat sih jadi cowok."
Sayangnya, ucapan Nicole masih bisa ditangkap oleh kedua telinga Kenneth, sontak membuat lelaki itu memincingkan matanya kesal. Nicole yang melihat itu tersenyum polos sebelum memutuskan memutarkan tubuhnya. Namun, sebelum ia berhasil melakukan itu, suara berat milik Kenneth menghentikan gerakannya. "Lo kerja sampai jam berapa?"
Celetukan dari Kenneth mampu membuat kedua alis Nicole terangkat tinggi. Kaget sekaligus ngeri mendengar pertanyaan tiba-tiba itu. Diam sebentar, benak Nicole juga sibuk berpikir mencari jawaban. Sebelum Kenneth bertanya itu, Nicole sama sekali tidak pernah memikirkan kapan ia pulang dari tempatnya bekerja. Kadang, Nicole bisa bekerja sampai jam sebelas malam mengingat restoran tempat ia berkerja memang cukup ramai pengunjungnya.
Selain itu, Nicole selalu pulang antara jam sepuluh atau mungkin lebih. Ya, sepertinya itu memang jam pulang kerjanya. Bisa-bisanya Nicole baru memikirkan hal itu sekarang.
"Jam sepuluh mungkin?" tanya Nicole masih ragu. Kemudian ia menggaruk kepalanya kesal. "Nggak tau, ah. Paling lama jam sebelas pokoknya. Emangnya kenapa?" tanya Nicole balik.
Kenneth diam sebentar. Wajah lelaki itu terus menampilkan ekspresi datar yang tidak berubah sedari tadi. Tentu membuat Nicole penasaran apakah lelaki itu sedang memakai topeng atau bagaimana Mengabaikan itu, ucapan yang ia dapatkan selanjutnya sukses membuat Nicole terkejut setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖑𝖆𝖈𝖐 𝕽𝖔𝖘𝖊
Novela JuvenilFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA :D ||| VERSI BARU ||| Bagi banyak orang mungkin mawar hitam banyak dilambangkan sebagai hal yang buruk. Seperti kematian, perpisahan, dan hal-hal buruk lainnya. Tapi, tidak bagi Nicole. Menurutnya mawar hitam adalah...