AKHIRNYA UPDATE GAIS 😭😭😭
Mohon tekan ⭐️ dan jangan lupa untuk 💬 :)
Kalau masih gak nyaman dengan katanya, maaf. Nanti kalau ceritanya sudah berakhir di revisi kok.
Oh ya kalau ada TYPO. Maafkan saya ya.Dibantu ya :)
Selamat membaca 🥰
• BLACK ROSE •
Manik bewarna coklat terang itu menerawang langit yang tampak indah di balik jendela kamarnya. Begitu juga dengan hembusan angin malam yang menerpa kulit lelaki itu secara halus. Bintang-bintang masih menyembunyikan wujudnya, seakan masih belum siap untuk menampakan diri pada semua makhluk di bumi.
Kenneth tersenyum dengan pemikirannya itu. Sejak dulu, dirinya selalu malas untuk menampakan diri pada semua orang. Bahkan sampai sekarang ia masih tidak tahu alasan mengapa ia selalu melakukan hal itu. Entah karena tidak siap, malas, atau mungkin ... takut? Tidak, Kenneth tidak yakin dengan gagasan terakhirnya itu.Namun, alasan yang paling pasti adalah Kenneth tidak suka ikut campur urusan seseorang. Kenneth benci saat seseorang mulai berharap lebih padanya. Seakan ia bisa melakukan segalanya. Kenneth tidak suka masuk ke dalam hidup seseorang, karena ia tahu juga resiko yang akan ia dapatkan nantinya.
Semuanya seperti simbiosis mutualisme, saling menguntungkan. Ya, pada awalnya. Karena, perlahan tapi pasti, ada kerugian yang akan kita dapatkan nantinya. Entah itu kekecewaan, kemarahan, kerapuhan, kekosongan, atau lainnya. Semua yang dapat membuat hati kita terasa hampa namun juga sesak secara bersamaan.
Angin malam yang menerpanya itu membuat Kenneth memejamkan matanya erat. Sekarang, Kenneth sedang merasakan emosi itu. Kemarahan dan kekosongan dalam hatinya. Semua itu berawal semenjak seseorang masuk ke dalam hidupnya.
Perempuan yang membuat berbagai emosi datang dan pergi dari hatinya. Memainkan perasaan Kenneth dengan cara yang tak masuk akal. Tapi, Kenneth tidak benci dengan itu. Ia justru nyaman dan ingin agar Nicole terus bertingkah dengan hatinya. Akan tetapi, Kenneth juga benci saat perempuan itu mulai pergi dari lingkupnya.
Ketika Nicole mulai teralihkan darinya.
Seperti saat tadi, fakta bahwa Nicole dan Pradipta mulai dekat entah mengapa membuat Kenneth tidak nyaman. Seperti, hatinya tidak rela dan benci melihat hal itu terjadi. Bagaimana perempuan itu yang—tidak seharusnya Kenneth memikirkan Nicole.
Dengan cepat ia langsung memalingkan pandangannya dan beranjak ke ranjangnya. Kenneth menghempaskan tubuhnya ke kasurnya itu. Helaan napas ikut keluar dari bibirnya. Meski otaknya berkata demikian, hatinya tidak tenang. Kenneth benci dengan rasa dan emosi ini. Mengganggu. Namun, Kenneth tidak bisa mengalihkannya.
Dengan tangan yang menutupi kedua matanya, Kenneth kembali sibuk dengan benaknya. Kenneth tidak tahu mengapa tadi ia begitu keras pada Nicole. Bahkan bersikap sinis pada perempuan itu, seakan-akan Nicole telah berbuat dosa besar padanya. Padahal, kenyataannya tidak sama sekali.
Padahal, Kenneth sudah berjanji pada dirinya untuk berhenti bersikap dingin pada perempuan itu.
Hembusan napas kembali terdengar. Otak Kenneth kusut. Hatinya masih tidak tenang sampai saat ini. Sampai akhirnya benak Kenneth teringat kembali pada permintaan Nicole tadi sore.
"Ken, lo ... boleh jemput gue nggak nanti?"
Dalam satu gerakan, Kenneth langsung berubah menjadi posisi duduk tegak. Mata lelaki itu terpaku pada jam yang berteger di pergelangan tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖑𝖆𝖈𝖐 𝕽𝖔𝖘𝖊
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA :D ||| VERSI BARU ||| Bagi banyak orang mungkin mawar hitam banyak dilambangkan sebagai hal yang buruk. Seperti kematian, perpisahan, dan hal-hal buruk lainnya. Tapi, tidak bagi Nicole. Menurutnya mawar hitam adalah...