Chapter 10 • Meja Sidang

1.4K 88 12
                                    

Hi, balik lagi nih ketemu kesayanganku ♥️ yang pastinya bukan kalian. EHE. Canda deng 🌚🌚

Sebelum baca jangan lupa tekan bintangnya ⭐️⭐️

Kalau masih kurang nyaman dengan katanya, maaf yaa. Nanti kalau ceritanya sudah berakhir di revisi kok.
Oh ya kalau ada TYPO. Maafkan juga ya.

Well, Selamat membaca ♥️✨

BLACK ROSE

Koridor kelas yang seharusnya ramai karena murid berlalu-lalang kini ramai karena sebaliknya, karena banyaknya murid yang berhenti hanya untuk melihat pertunjukan yang sedang berlangsung, koridor semakin ramai dan ricuh.

Banyak pasang mata mulai memusatkan pandangannya pada tiga insan yang sedang berbicara itu. Banyak orang yang mulai menerka-nerka apa yang sedang terjadi, karena tanpa tahu pokok permasalahan pun, aura mematikan dapat dirasakan oleh mereka semua.

Tunggu, tapi kenapa ada satu perempuan di antara dua lelaki itu? Tunggu, jangan bilang ini adalah sebuah kisah cinta segitiga? 

Seketika, semua pandangan mata mencari siapa yang sedang diperebutkan oleh dua lelaki itu. Betapa terkejutnya mereka ketika menemukan perempuan dengan perilaku tak tertebak itu di antara kedua lelaki yang menjadi primadona sekolahnya. Yang satu karena kepintarannya, lalu yang satu lagi karena kekuasaannya di sekolah ini.

Namun, yang mereka rebutkan hanyalah seorang perempuan biasa yang justru terlihat jauh dari tipe mereka berdua.

Menyadari jika kini orang-orang sedang memusatkan perhatiannya pada mereka, Nicole berdecak kesal. Jelas ini bukan tempat yang tepat untuk membicarakan hal penting. Terutama saat lelaki tak tertebak ini datang tiba-tiba dan membuat suasana semakin parah!

Nicole memilih untuk menyingkirkan pemikiran anehnya terlebih dahulu. Kini, harga dirinya jauh lebih penting daripada perasaan Kenneth. Perempuan itu langsung mengambil satu langkah, yang membuat pandangan kedua lelaki itu saling terhalangi. Meskipun sebenarnya tidak begitu terhalang karena tubuh Nicole yang tidak terlalu tinggi.

Nicole menghembuskan napasnya kesal. "Bisa nggak kita ngobrol di tempat yang lebih layak?!" tanya Nicole sembari menyindir keras Pradipta. Seakan tidak tersindir, lelaki itu hanya berdecih.

Pradipta mengalihkan pandangannya dan menatap kesal Nicole. "Dari awal lo yang ngajak ngobrol duluan. Kok jadi nyalahin gue? Udah baik gue ladenin. Lo itu ganggu jam istirahat gue!" balas Pradipta dengan sewot.

Nicole mendecakan lidahnya kesal. Namun, baru saja mau membalas, suara berat milik seseorang terlebih dulu menyelanya. "Biarin dia istirahat," ucap Kenneth tiba-tiba—dengan pandangan tidak ramah, "kita harus bicara. Terutama tentang video itu."

Mendengar itu, seketika energi Nicole terkuras habis. Ia memutar matanya malas. Terutama saat melihat tatapan Kenneth yang seakan ingin menjadikannya budak sebentar lagi. Tapi, ia tidak punya pilihan lain selain menuruti lelaki itu. Karena, Nicole yakin sehabis ini akan ada sesuatu yang lebih parah.

Entah mengapa Nicole merasakan jika pulang sekolah nanti ia akan dipanggil ke ruang guru. Mungkin dengan menuruti Kenneth ia bisa meminta sedikit bantuan? Ah, memikirkan itu membuat Nicole merinding seketika. Bumi kebelah menjadi dua jika hal itu benar terjadi. Menyeramkan.

"Oke. Tapi, urusan lo sama gue belum selesai, Pradipta," ucap Nicole akhirnya. Kenneth langsung membalikan badannya dan beranjak. Namun, sebelum beranjak lebih jauh, ucapan Pradipta berhasil menahan langkah mereka berdua.

"Lo berdua pacaran?" celetuk Pradipta tiba-tiba.

Hal itu membuat orang-orang yang sedang asik menonton langsung berbisik. Bahkan ada yang sampai taruhan tentang siapa yang akan menjadi pasangan pada akhirnya. Ada yang bertaruh Nicole-Kenneth dan ada yang juga bertaruh Nicole-Pradipta.

𝕭𝖑𝖆𝖈𝖐 𝕽𝖔𝖘𝖊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang