Halooo!!!! ♥️♥️🖤🖤
Dunia penuh tawa 🥰🥰
•
•
•Black Rose udah update lagi nih! Uhuy >.<
Seneng juga ya kalau updatenya sering-sering.
Sebelum baca, pastikan dulu ya kalian udah pencet bintang di pojok kiri bawahh 👇🏻⭐️⭐️
Kalau begitu, selamat membaca!! ♥️

Sejak dulu Nicole punya prinsip yang selalu ia ingat dan terapkan dalam hidupnya. Prinsip itu tidak lain adalah 'Berhenti Melihat ke Masa Lalu'. Walau terdengar sederhana, nyatanya hal itu sangat sulit untuk Nicole lakukan. Seperti yang ia pelajari, sejarah itu bersifat berkelanjutan. Mungkin saat ini adalah bukti nyatanya.
Nicole menarik dan menghembuskan napasnya pendek. Jantungnya berdetak keras semenjak Kenneth keluar dari kamar ini—meninggalkan Nicole dan Ibu dari lelaki itu sendirian di kamar yang entah mengapa terasa sangat sesak.
Berusaha menyalurkan kegugupannya, Nicole memilin kuat-kuat pakaiannya. Tatapan Rosaline seperti menembus kedua manik matanya tajam. Membuat jantung Nicole seperti semakin diremas. Astaga, kapan dia bisa lepas dari situasi seperti ini? Rasanya sangat sesak! Seperti kepanikan mengalir di darahnya.
Semenjak kepergian Kenneth tiga menit yang lalu, baik Rosaline dan Nicole sama-sama tidak ada yang mengeluarkan suara. Mereka seperti perang dingin, hanya saling melemparkan tatapan penuh arti. Tapi, sebenarnya sedari tadi Nicole mencari suatu titik untuk menghindari tatapan Rosaline.
Apakah ini akhirnya? Setelah sekian lama ia berusaha menghindar?
Bersamaan dengan pertanyaan-pertanyaan baru melesat di benaknya, suara Rosaline tiba-tiba terdengar. Tubuh Nicole langsung tersentak. Sontak tatapan cewek itu terpaku pada kedua manik milik Rosaline.
"Bagaimana kabar kamu?"
Pertanyaan sederhana yang justru lebih terkesan basa-basi itu saja mampu membuat Nicole sangat tegang. Tidak ada yang bisa tahu betapa keras jantungnya berdetak sekarang. Rasanya seperti seseorang mengetuk dadanya dengan sangat kencang. Untuk beberapa detik di awal yang hanya bisa Nicole lakukan adalah diam dan membatu.
"Nicole ...?"
Panggilan itu berhasil merenggut kesadaran Nicole. Sambil mengangguk kencang Nicole membalas, "Ba—Baik! Saya baik-baik saja, Tante." Dalam hatinya, Nicole merutuki dirinya sangat keras. Kegugupannya sangat tampak. Nicole sangat tidak suka dengan sikapnya saat ini.
Nicole memilin bibirnya, tidak berani mengucapkan sepatah katapun lagi. Ia hanya akan menunggu Rosaline yang membuka pembicaraan. Karena Nicole yakin jika ia yang berbicara maka semuanya akan semakin kacau. Bisa-bisa mulut sialannya ini beraksi.
Tidak, Nicole tidak boleh melakukan hal itu di depan Rosaline.
Rosaline mengangguk dengan senyum tenang. Wanita itu mendorong nampan yang terdapat mangkuk berisi sup di atasnya. "Makan. Saya nggak mau Kenneth protes lihat kamu masih kayak mayat hidup."
Mendengar itu, Nicole langsung menurut. Nicole benar-benar tidak berdaya di hadapan wanita ini. Semua tubuhnya seakan dikendalikan oleh sihir. Bahkan sifat pembangkangnya sudah hilang entah ke mana. Memalukan, Nicole sangat menyesal sudah tertidur. Lain kali Nicole tidak akan membiarkan dirinya lengah.
Tidak akan!
Sambil memasukan satu sendok kuah sup itu masuk ke dalam mulutnya, Rosaline kembali membuka pembicaraan. "Kamu, sekelas sama Kenneth?" Ucapan Rosaline berhasil membuat gerakan Nicole terhenti. Dengan ragu Nicole mendongak, menatap Rosaline yang juga sedang menatapnya dengan pandangan tak terbaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖑𝖆𝖈𝖐 𝕽𝖔𝖘𝖊
Подростковая литератураFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA :D ||| VERSI BARU ||| Bagi banyak orang mungkin mawar hitam banyak dilambangkan sebagai hal yang buruk. Seperti kematian, perpisahan, dan hal-hal buruk lainnya. Tapi, tidak bagi Nicole. Menurutnya mawar hitam adalah...