41. Pacar yang buruk

1.7K 230 17
                                    

Warning : Typo!





- Happy Reading! -








Jungkook belum membuka suaranya sama sekali sejak pulang dari taman bermain beberapa jam yang lalu. Kencan mereka total batal karena kejadian yang tidak terduga. Kalau tanya Taehyung kecewa atau tidak jelas jawabanya sangat, bayangan tentang Taman Hiburan bahkan masih terngiang-ngiang di benaknya. Tapi kalau sudah begini, Taehyung juga tidak bisa memaksa-- kondisi Jungkook adalah yang terpenting sekarang.

Saat ini Jungkook sedang ada dikamarnya, begitupun Taehyung yang juga sedang mendekam dikamarnya sendiri. Jungkook dan Taehyung seperti sedang bertengkar padahal kenyataannya jelas tidak. Taehyung sendiri tidak tahu apa yang sudah terlewati olehnya.

Sudah sedaritadi di kamar, Taehyung hanya berbaring memandang langit langit kamarnya yang polos tanpa hiasan apapun-- tidak seperti kamar miliknya dulu yang penuh dengan hiasan bintang pada atapnya. Sesekali Anak itu juga akan menghela nafas berat dengan dahi yang mengerut dalam tanda berpikir.

Setelah helaan nafas yang kesekian kalinya, Taehyung menemukan titik temu-- dia baru saja menyadari kalau ternyata dirinya tidak lebih dari sekedar 'orang baru' yang belum tahu apapun soal Jungkook, terlepas dari Jungkook adalah pacarnya sekarang. Taehyung merasa ini semua tidak adil. Jungkook bahkan sudah lebih banyak mengetahui soal kehidupan pribadinya, sedangkan dia?

Taehyung hanya tahu beberapa hal soal Jungkook. Itupun karena Seokjin noona dan Namjoon oppa yang bercerita saat berkunjung tempo hari.

Karena itu-- dalam sekejap Taehyung merasa sudah menjadi pacar yang buruk untuk Jungkook. Dia juga mulai berpikir kalau pantas saja Jungkook belum pernah bercerita sedikitpun tentang kehidupan masa lalunya, itu karena dirinya adalah pacar yang buruk, terlalu kekanakkan, tidak bisa dipercaya, dan egois.

Taehyung mulai berpikir kalau hubungan mereka tidak seimbang-- disini seperti hanya Jungkook saja yang benar benar mencintai Taehyung sedangkan Taehyung tidak. Padahal Taehyung juga ingin menjadi sosok pacar yang baik untuk Jungkook, pacar yang bukan hanya ada disaat senang tapi bisa dijadikan tempat susah juga.

Taehyung ingin Jungkook balas percaya padanya seperti dia yang juga mulai percaya pada Jungkook.

Taehyung ingin ini dan Taehyung ingin itu..

Tapi keinginannya itu masih berupa harapan.

Seperti berharap ini.. dan juga berharap itu..

Jika ini.. dan jika itu..

Memikirkan semua hal itu, Taehyung jadi pusing sendiri, perlahan rasa kantuk mulai menguasainya. Tidak lama setelahnya dia hilang-- tenggelam dalam alam bawah sadar.


:

:

::

Keesokan harinya, Taehyung terbangun pukul tujuh pagi. Dia merenggakan tubuhnya sebentar kemudian bangkit ke kamar mandi hanya untuk sekedar membasuh wajah dan sikat gigi, lalu keluar kamar menuju dapur.

Sampai didapur, Taehyung kira sudah ada Jungkook yang menunggunya sarapan tapi ternyata tidak. Dapurnya masih rapih dan bersih seperti semalam, hanya ada makanan cepat saji diatas meja makan yang semalam sempat Taehyung pesankan untuk Jungkook-- masih utuh tanpa tersentuh sama sekali. Ada rasa perih yang dirasakan Taehyung, tapi dia tidak mau menangis untuk hal kecil seperti ini. Alhasil Taehyung hanya menghela nafas berat lalu segera bersiap menyiapkan sarapan.

Jangan salah kira dulu, Biar begitu juga Taehyung sebenarnya bisa memasak-- yaa walaupun hanya beberapa makanan yang mudah dibuat saja, seperti telur dadar atau nasi goreng memakai bumbu yang sudah jadi, tetap dikategorikan bisa memasak bukan?

LOVE {Kooktae GS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang