Tidak ada tempat yang aman di dunia yang telah hancur. Manusia mementingkan urusan pribadi maupun kelompoknya dengan menghalalkan segala cara untuk hidup yang lebih baik.
----
Malam itu, tak ada yang mengundang, tak ada yang ingin juga mengundangnya. Mereka datang membawa bencana, tepat di selat Singapura.
Mereka mengepung kapal Praka Arsa, bersenjatakan lengkap, ditambah dua helikopter berjenis Sikorsky terbang di atasnya membawa kontainer yang menggantung di bawahnya.
[Gambar : Helikopter Sikorsky]
Pengeras suara mengeluarkan ancaman, membuat peringatan agar tak melawan. Satu orang menembak dan detik itu pula ia tumbang, peringatan itu tak main-main. Sesuatu yang tak dapat dihindari, diam akan mati, melawan malah lebih mempercepatnya lagi.
Kontainer perlahan terbuka setelah suara tembakan menggema, mayat hidup mengerang seperti binatang, wajah tak beraturan, keluar dan berjatuhan layaknya hujan ke kapal Praka Arsa. Saat itulah bau tak sedap menyeruak masuk ke lubang pernapasan,menyerang para penumpang.
Sebuah usaha dilakukan, membunuh para mayat adalah pilihan. Rikaz dan teman-teman berjuang menyelamatkan. Namun, monster jelek menakutkan itu tak berkurang dan malah bertambah banyak, tak lain karena sebuah gigitan kepada mereka yang tak kebal.
Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah dengan pergi dari kapal, berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan yang belum terinfeksi, terjun melompat ke perahu boat atau langsung saja berenang tanpa keahlian, urusan tenggelam nanti saja dipikirkan.
"Sampai jumpa!" suara dari pengeras itu terdengar dan ....
Boom!
Suara ledakan menggema ke seluruh lautan dan daratan, bukan berasal dari kapal yang meledak, melainkan dari mayat hidup yang telah di pasang bom waktu di badannya. Sebuah hal yang tak pernah terpikirkan oleh mereka yang kini entah selamat atau meninggal.
Tubuh mereka terlempar dan melayang di udara selama beberapa detik karena angin yang ditimbulkan oleh ledakan itu. Jatuh menghantam air dan masuk ke dalamnya, tenggelam. Namun, ada beberapa orang yang selamat karena keinginan hidupnya lebih tinggi, tentunya juga karena keberuntungan.
Suasana hening sesaat. Suara benda berbenturan satu sama lain, mayat hidup mengerang, manusia terbakar menjerit menjadi sebuah ketakutan bagi yang melihatnya dan mendengarnya.
Sebuah kegilaan terlahir dari kehancuran, virus yang tak dapat dicegah merubah pola pikir manusia.Mereka hidup hanya menunggu kematian, bernapas dalam ketakutan. Satu gigitan adalah tanda perpisahan bagi yang tak mempunyai kekebalan.
------
KAMU SEDANG MEMBACA
OutbreaK II : Madness
Science FictionAkibat Praka dan Darius menghubungi orang asing lewat radio, kapal mereka mendapat serangan. Satu hal yang mereka tahu, ini adalah hal yang sangat buruk. Mereka terdampar di sebuah pulau dekat dengan selat Singapura setelah kapal yang ditumpangi itu...