Part 8

12.2K 662 17
                                    

Meraih Cinta Bidadari Surga

*Hari pertama.     

      Pulang dari kantor, Reihan segera meluncur ke hotel menjemput Alia untuk dibawa ke rumah, bertemu dengan eyangnya.

Reihan memandangi penampilan Alia sore itu dengan seksama. Rambut panjang bergelombang, make up yang tidak terlalu tebal, dengan dress warna biru tua. Dirasa cukup pas untuk dikenalkan dengan eyangnya yang memang tidak terlalu suka dengan wanita yang berpenampilan berlebihan.

“Kenal Reihan dimana?” tanya Eyang Ratih kepada Alia saat makan malam di rumahnya.

“Teman SMA, Eyang.” Alia tersenyum semanis mungkin.

Eyang Ratih mengangguk-angguk. “0hh sudah lama. Kenapa suka dengan Reihan?” tanyanya lagi. Tegas dan tanpa basa-basi.

“Eh hmm apa ya, Eyang … saya juga gak tahu. Bingung jawabnya.” Alia menggigit bibir bawahnya, kebingungan.

“Bisa masak?” Eyang Ratih mengganti pertanyaannya.

“Masak?” Alia mengulang pertanyaan.

“Iya masak. Reihan itu paling doyan makan. Khususnya masakan Jawa.”

“Masakan Jawa? Eh saya gak bisa, Eyang.” Alia menggaruk kepalanya sambil nyengir, “Ahh lagian gampanglah, nanti kan bisa cari asisten yang jago masak masakan Jawa. Atau, kalau perlu sekalian mempekerjakan koki khusus masakan Jawa.” Gadis beralis tebal tersebut tersenyum percaya diri.

“Lha kalau Reihan nantinya gak mampu bayar asisten atau koki bagaimana?” Eyang Ratih meletakkan sendok makannya, dan menatap serius wanita muda di hadapannya.

Gadis itu justru tertawa sangat keras mendengarnya. “Eyang ini aneh-aneh saja. Masa cuma bayar asisten atau koki aja gak mampu sih?” ucapnya di sela tawa.

Eyang Ratih mendesah panjang sambil menggeleng. Ia melirik Reihan yang sedari tadi hanya diam. Sibuk makan sendiri. Seolah tidak mempedulikan wanita yang dibawanya nanti akan disetujui atau tidak.

Sepulangnya Alia, Reihan langsung kena tegur dan tanpa basa-basi.

“Cari yang lain!” tegas Eyang Ratih sambil berlalu.

Reihan hanya mendengus kesal. Sudah bisa menebak pasti akan ditolak.

***

*Hari ke-2

“Siapa nama kamu tadi?” Eyang Ratih bertanya saat makan malam bersama Reihan juga wanita yang dibawanya.

“Sonia, Eyang ….” Gadis berambut sebahu itu tersenyum menunduk.

“Usia?”

“18 tahun, Eyang.”

Eyang Ratih mengernyit lalu menoleh kepada Reihan yang acuh tak acuh, fokus menikmati makanannya.

Tidak ada lagi pertanyaan. Suasana makan pun terasa tegang. Hanya denting sendok yang beradu dengan piring memecah keheningan.

“Apa tidak ada gadis lain, Rei?!” Eyang Ratih langsung menegur Reihan yang baru saja pulang mengantarkan Sonia.

“Kenapa?” Reihan melangkah mendekati eyangnya yang duduk di sofa.

“Kamu mau menikahi gadis dibawah umur?!” Eyang Ratih melotot.

Reihan mendesah panjang lalu menghempaskan tubuh ke sofa.

“Cari yang lain!” tegas Eyang Ratih kemudian berdiri dan berlalu begitu saja.

**

*Hari ke tiga…

Eyang Ratih menatap tak berkedip pada gadis dihadapannya. Rambut panjang lurus yang terurai, make up natural, serta dress merah muda. Cantik tentunya.

Meraih Cinta Bidadari Surga (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang