Meraih Cinta Bidadari Surga
Tak lama setelah Jason dan Rudi keluar ruangan, ponsel Reihan di atas meja berdering nyaring. Dengan malas, ia mengangkat wajah dan melihat ponsel. Nomor rumah yang memanggil.
“Hallo.”
“Mas Reihan, ini Mbok Sri. Bisa pulang sekarang. Eyang sakit. Badannya panas tinggi. Saya panggil-panggil sama sekali ndak ada nyaut. Duh bingung Simbok harus bagaimana?” Terdengar jelas suara gugup Mbok Sri.
“Oke oke, Reihan pulang sekarang. Pak Hasan suruh siapin mobil.”
“Iya, Mas.”
Setelah sambungan telepon terputus, Reihan segera menyambar jas dan melangkah cepat keluar ruangan.
“Ada apa, Rei?” Jason bertanya saat melihat Reihan jalan terburu-buru.
Reihan menghentikan langkahnya. “Gue mau pulang dulu. Eyang lagi sakit. Lo tolong tangani dulu masalah kantor. Oke?!”
“Oke.”
Tanpa banyak bicara lagi, Reihan bergegas pergi meninggalkan kantor.
“Reihan kenapa?” Dewi tiba-tiba mendekati Jason dan bertanya.
“Eyangnya sakit.”
“Hmm.”
***
Mobil yang ditumpangi Reihan melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Melewati kemacetan yang syukurnya tidak terlalu padat. Tidak seperti pada saat jam berangkat juga pulang kerja.
Sejurus kemudian, Reihan telah sampai di rumah. Langkahnya yang lebar menaiki tangga dengan cepat. Di atas, ada Mbok Sri yang baru saja keluar dari kamar Eyang Ratih membawa baskom kecil berisi air untuk mengompres.
“Mbok, gimana keadaan, Eyang?” Reihan langsung bertanya.
“Masih panas. Ini Simbok mau ganti airnya lagi.”
Belum selesai Mbok Sri bicara, Reihan langsung masuk begitu saja.
“Eyang …!” Reihan berjalan mendekati. Terlihat Eyang Ratih yang terbaring lemah di atas ranjang dengan tubuh seperti kaku.
“Eyang!” Reihan memanggil sekali lagi. “Eyang!” Diguncangnya keras bahu Eyang Ratih.
Tak ada gerakan apalagi sahutan. Berkali-kali Reihan mengguncang bahu eyangnya dengan sentakan panggilan.
“Mbok! Cepat suruh Pak Hasan siapkan mobil. Kita ke rumah sakit sekarang!” teriak Reihan dengan suara bergetar.
“Iya, Mas!” sahut Mbok Sri yang berada di kamar mandi. Tergopoh-gopoh menuruni tangga.
Tanpa pikir panjang lagi, Reihan segera membopong eyangnya sendirian. Menuruni tangga dengan hati-hati.
Di luar, mobil telah siap tinggal berangkat. Setelah masuk mobil dibantu oleh Pak Hasan, mobil pun segera meluncur menuju rumah sakit terdekat.
**
Sejurus kemudian, mobil telah sampai di depan rumah sakit. Turun, Reihan segera membopong eyangnya. Sedangkan Pak Hasan segera berlari meminta bantuan dari pihak rumah sakit.
Petugas rumah sakit segera menyambut dengan membawa brankar. Setelah Eyang Ratih ditidurkan, mereka semua membawanya ke ruang ICU untuk segera mendapat penanganan.
Di luar ruangan, Reihan mondar-mandir tak tenang. Sedangkan Pak Hasan duduk di kursi. Terdiam. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing.
“Kok lama sekali ya?” Reihan bertanya entah kepada siapa. Sedari tadi mondar-mandir tak mau diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraih Cinta Bidadari Surga (Selesai)
SpiritualAraselly Salsabella adalah seorang gadis biasa dari Jawa, yang merantau ke Jakarta untuk bekerja juga berharap bisa meraih cita-citanya, kuliah dan menjadi seorang penulis juga guru. Orang tuanya mendesak agar ia segera menikah saja. Akhirnya Ara m...