Part 20

12K 853 33
                                    


Reihan menatap kedua temannya secara bergantian. Tiba di apartemen Jason, ia langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Namun Jason dan Rudi seolah ingin mengulitinya, menatap dengan sorot mata menyelidik dengan tangan dilipat di depan dada.

“Eh apa-apaan sih?!” Reihan mengangkat satu alisnya. Bertanya.

“Lo hutang penjelasan pada kita,” kata Jason akhirnya.

“Penjelasan apaan sih?” Reihan mengernyit tak paham. Namun kemudian menyimpulkan, “Ohh karena semalam gue mabuk? Gue lagi banyak pikiran. Stress. Paling enak kan mabuk. Seenggaknya bisa ngurangin beban pikiran gue.” Dengan santainya Reihan duduk dan menyandarkan badannya pada dinding.

“Bukan itu, peak!” Rudi menendang kaki Reihan.

“Ck, apaan sih!”

“Jawab jujur. Bener lo udah nikah?” Jason bertanya sambil menaikkan satu alisnya. Menatap serius.

“Oh itu. Iya udah. Cuma ijab sah doang waktu sebelum pemakaman eyang gue,” jawab Reihan santai.

“Apa?!” Jason dan Rudi berseru bersamaan. Terkejut, saling berpandangan.

“Apa sih? Biasa aja kali!” Reihan berdecak.

“Sebentar-sebentar.” Jason memicingkan mata. “Loe nikah pas pemakaman eyang lo? Kok bisa? Gimana sih maksudnya?”

“Ya bisalah. Tinggal ngurus surat-surat dan persyaratan nikah. Datengin penghulu. Udah deh nikah. Gampang kan?”

“Eh gue serius!” Jason menyepak kaki Reihan.

Reihan memutar bola mata malas. “Gue nikah sama cewek yang dijodohin sama eyang. Gue terpaksa nikahin dia demi eyang. Meski eyang gak bisa liat acara nikahan gue, seenggaknya gue bisa menuhin permintaan terakhirnya.” Ia menarik napas panjang, tersenyum miring, dan menggelengkan kepala lemah.

Jason dan Rudi saling berpandangan. “Terus gimana kelanjutannya?” Jason kembali bertanya. Duduk di atas ranjang, depan Reihan. Begitu pula dengan Rudi.

“Kelanjutan apaan?”

“Ck, ya kelanjutan pernikahan lo lah!” Jason memutar bola mata jengah.

“Gak tau,” jawab Reihan malas. Kemudian merebahkan tubuhnya.

“Eh, cantik gak sih? Kenalin ke kita dong.” Rudi menggoda.

“Biasa aja.”

“Jelek maksudnya?”

“Apaan sih! Gue males ngebahas ini. Gue lagi pusing.” Reihan bangun lalu turun dari ranjang. “Gue mau jalan-jalan. Suntuk!”

“Eh mau kemana lo?” Jason bertanya.

“Keluar. Suntuk banget di sini.” Reihan meraih jaketnya yang tergeletak di atas kursi lalu melangkah pergi.

“Kalau cari cewek gue ikut.” Rudi pun segera menghampiri.

Jason menghela napas pelan kemudian turun dari ranjang dan ikut pergi, setelah menyambar jaketnya.

**

Napas tiba-tiba menyesakkan. Dada bergemuruh karena sebuah rasa. Entah rasa rindu yang telah menggunung atau rasa cinta yang masih ada.

Ara memang sengaja datang ke masjid dekat tempat kerjanya, setelah mendapat kabar dari Arien bahwa Alief telah kembali dan sering menanyakannya. Sengaja sholat ashar di masjid, agar bisa bertemu dengan lelaki yang pernah ada di hatinya.

Benar saja, kini mereka bertemu di depan masjid setelah sholat ashar. Alief memang tidak pernah absen untuk sholat di sana.

“Assalamualaikum, Neng.” Alief tersenyum dan melangkah mendekat.

Meraih Cinta Bidadari Surga (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang