Part 22

13.1K 916 43
                                    


“Han, tolong beritahu Dewi untuk menyiapkan berkas-berkas meeting siang nanti.” Reihan bicara kepada salah satu pegawai kantornya, karena belum juga melihat kehadiran Dewi.

“Maaf, Pak. Bu Dewi hari ini tidak masuk.”

Reihan mengernyit. “Tidak masuk? Ada izin?”

“Tidak ada, Pak.”

Reihan menghela napas pelan. “Ya sudah. Kamu tolong siapkan berkas-berkasnya dan segera bawa ke ruangan saya.”

“Baik, Pak.”

Reihan pun segera berjalan menuju ruangannya namun langkahnya terhenti saat melihat Jason yang sedang ngobrol dengan salah satu pegawai.

“Jas, si Dewi kenapa gak berangkat hari ini?” Ia langsung bertanya saat berada di samping Jason.

Jason menoleh, menghentikan percakapannya dengan pegawai tersebut. “Eh iya ya, gue baru sadar kalau Dewi gak keliatan dari tadi. Kenapa gak berangkat?”

Reihan mendelik. “Eh kalau gue tau, ngapain juga gue tanya sama elo!”

Jason malah cekikikan. “Mana gue tau. Elo yang lebih deket sama dia, kan?”

“Gue gak tau. Dari semenjak kemarin dia gak ada hubungin gue sama sekali. Masih marah kayaknya.” Reihan berkacak pinggang sambil berdecak.

“Yang pasti sih lagi sakit.”

“Sakit? Kemarin masih baik-baik aja.”

Jason memutar bola mata malas. “Lo tuh jadi cowok peka dikit kenapa!” Telunjuknya menunjuk dada Reihan, setelah itu berlalu begitu saja. Meninggalkan Reihan yang masih termangu tak paham.

Reihan menghela napas pelan kemudian masuk ke dalam ruangan.

Sebuah tamparan mendarat di pipi Reihan setelah ia menceritakan kebenaran tentang pernikahannya dengan gadis Jawa pilihan eyangnya.

Kemarin sore, saat Reihan nongkrong di cafe dengan Jason dan Rudi, Dewi menyusul dan ikut berkumpul bersama mereka. Merasa dekat dengan ketiganya, Reihan berterus terang dan menceritakan semuanya tentang pernikahannya, agar tidak ada salah paham antara mereka. Jelas saja pengakuannya secara tiba-tiba itu membuat Dewi murka.

“Apa-apaan sih, Wi!” Reihan berdiri melotot ke arah Dewi setelah menerima tamparan.

“Lo yang apa-apaan! Keterlaluan! Lo udah ngasih harapan lebih ke gue, dan sekarang lo malah milih nikah sama cewek lain!” Tatapan Dewi seperti singa betina yang siap menerkam mangsa.

Jason dan Rudi saling bertatapan. Berdiri dan berusaha menenangkan Dewi. Namun tangan mereka ditepis langsung. Amarahnya benar-benar telah meluap.

“Gue udah jelasin semuanya, kan! Lo ngerti gak sih posisi gue!” Reihan pun tak mau mengalah, ikut tersulut emosi.

“Gue gak peduli! Gue udah berharap lebih dari elo, Rei. Tapi kenapa lo tega nikahin cewek lain ….” Luruh sudah air mata Dewi. Tangannya mengepal memukul tanpa tenaga dada Reihan.

“Gue terpaksa, Wi. Pernikahan ini atas kemauan eyang gue.”

“Eyang lo tuh udah meninggal, Rei!” sahut Dewi cepat, “Percuma lo nikahin tuh cewek. Eyang lo juga gak bakal tau tentang itu!”

“Lo gak bakal ngerti, Wi. Ini urusan gue. Gak perlu ikut campur!” Reihan pun segera melangkah pergi tanpa permisi.

Jason dan Rudi memanggilnya berkali-kali namun Reihan tak menghiraukan. Sedangkan Dewi, mematung dengan rahang mengeras karena emosi serta air mata yang jatuh tiada henti.

Meraih Cinta Bidadari Surga (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang