Suara musik disko menggema di ruangan bernuansa remang-remang. Banyak pria dan wanita tengah asyik menggoyangkan badan, ada juga yang hanya duduk berdua, bermesraan.
Night club di daerah Jakarta timur. Di sinilah Reihan menghabiskan malam setelah menuangkan segala emosi kepada wanita yang telah dinikahinya. Tubuh yang dibalut jaket kulit warna coklat tersebut duduk santai di kursi tinggi yang bisa berputar, di depan bartender yang selalu siap melayaninya.
Dua jam telah berlalu. Reihan pun telah menghabiskan berbotol-botol alkohol. Pikiran kacau serta hati berantakan. Tidak ada hal yang bisa menenangkan kecuali minuman keras.
“Udah cukup!” Jason yang sedari tadi menemani, menarik botol minuman keras yang baru saja disuguhkan oleh bartender.
“Gue mau minum!” Dengan mata setengah tertutup, Reihan mencoba meraih kembali minumannya.
“Lo mau mati!” Jason melotot sambil menyingkirkan botol minuman itu.
Reihan justru tertawa. Setengah kesadarannya sepertinya sudah hilang karena mabuk.
“Sekarang mending gue anterin lo pulang sekarang!” Jason turun dari kursi dan menarik lengan Reihan. Namun ditepisnya langsung.
“Lo itu udah mabuk, Rei!” bentak Jason sambil menarik kembali lengan Reihan.
“Gue gak mau pulang!” Reihan menarik tangannya kembali.
“Lo itu kenapa sih sebenernya?! Ada masalah apa sampai lo kayak gini?” Jason kembali duduk. Bertanya dengan jengkel.
Reihan menelan ludah, menatap Jason dengan mata setengah terbuka. “Gue itu capek!” Reihan menepuk bahu Jason. “Gue capek sama hidup yang gue jalani!”
Jason menghela napas pelan, kemudian kembali turun dan menarik lengan Reihan lagi. “Udahlah. Lo itu mabuk. Besok aja lo cerita. Sekarang gue anterin pulang.”
“Sssttt!” Reihan menepiskan tangannya. “Gue itu gak mabuk. Lo gak lihat, gue masih sadar!” Reihan memaksa matanya untuk membuka sambil cengengesan.
Jason mendesah panjang sambil mengusap wajahnya kasar. Lelah membujuk sahabatnya itu untuk pulang.
Rudi yang sedari tadi sibuk merayu wanita kini datang menghampiri. “Eh, Rei. Lo liat deh cewek di ujung sana. Cantik banget, kan? Dia tertarik banget sama lo. Deketin gih, masih ting ting, Bro!” Rudi menepuk pundak Reihan sambil cekikikan dan matanya mengedip ke arah cewek tersebut.
“Eh eh eh, lo tuh apa-apaan sih!” Jason menarik kerah belakang Rudi. “Temen lo tuh udah mabuk. Bukannya ngebujuk buat pulang, malah disodorin cewek!”
“Eh, gue cuma nawarin. Tuh cewek cantik banget. Kalau gue bisa ngenalin tuh cewek ke Reihan, gue kan jadi gampang buat ngedeketin temennya,” jawab Rudi santai dan langsung pukulan di kepala oleh Jason.
“Otak lo isinya cewek mulu!”
“Sssttt berisik!” Reihan melirik Jason dan Rudi. “Kenapa sih harus ngeributin cewek! Cewek itu di mana-mana sama. Matre! Mereka cuma ngincer duit doang. Kalau udah puas, baru pergi dan cari yang baru.”
“Kenapa sih nih anak?” Rudi mengernyit.
“Kan udah gue bilang, dia itu mabuk!” sahut Jason.
“Heh! Gue gak mabuk. Gue masih sadar!” Reihan melirik lalu kembali meraih botol minuman.
“Ck, kita pulang sekarang.” Jason merebut botol yang hendak diteguk oleh Reihan.
“Lepas!” Reihan menariknya kuat namun tentu saja kalah dengan Jason yang masih sangat sadar. “Gue mau minum! Gue belum puas sampai tuh minuman bisa menghilangkan masalah yang berputar di otak gue!” Ia terengah-engah namun kemudian ambruk di meja. “Gue capek,” gumamnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/149986512-288-k427402.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraih Cinta Bidadari Surga (Selesai)
SpiritualAraselly Salsabella adalah seorang gadis biasa dari Jawa, yang merantau ke Jakarta untuk bekerja juga berharap bisa meraih cita-citanya, kuliah dan menjadi seorang penulis juga guru. Orang tuanya mendesak agar ia segera menikah saja. Akhirnya Ara m...