Part 26

13.6K 998 61
                                    


Hari-hari berikutnya berjalan normal apa adanya. Reihan semakin hari menunjukkan sikap yang jauh lebih baik. Begitupun dengan Ara, yang mulai membiasakan dan membuka diri. Kecanggungan diantara mereka perlahan memudar, digantikan dengan rasa nyaman.

Sore ini, saat pulang kerja, Reihan dan kedua sahabatnya memilih menghabiskan waktu di apartemen Jason.

“Jorok banget sih lo!” kata Reihan saat memasuki kamar Jason. Banyak barang berserakan di atas ranjang, bahkan celana dalam pun tercecer di lantai.

“Ya maklumlah namanya juga masih single belum punya bini,” sanggah Jason sambil sibuk memunguti barang-barang yang berserakan.

“Tau nih mentang-mentang udah punya bini cakep, bisa masak, dan beres-beres rumah,” celetuk Rudi yang langsung mendapat toyoran di kepala oleh Reihan.

Rudi mengelus kepala, tak menghiraukan Jason yang tengah sibuk membereskan kamar, dirinya langsung merebahkan tubuh di atas ranjang.

“Lo bisa minggir dulu gak sih! Gak liat orang lagi sibuk beresin!” omel Jason, handuk di tangan dilempar ke wajah Rudi.

Rudi membuang begitu saja lalu duduk, dan menatap Reihan yang masih berdiri menunggu Jason selesai. “Eh, Rei … gue kemarin ke tokonya Ara.”

Ucapan Rudi langsung menyita perhatian Reihan. “Ngapain lo ke tokonya Ara?”

“Ya beli bajulah … sekalian cuci mata---”

“Sialan lo!” tukas Reihan cepat dan langsung menabrak badan Rudi, menindih dan mencekiknya di atas ranjang.

“Woi gue bisa mati! Gue belum kawin, bego!” Rudi berusaha menarik tangan Reihan menjauh.

“Makanya jangan macem-macem sama gue! Apalagi godain istri gue!” Reihan meraih bantal dan menutupi wajah Rudi namun dengan cepat ditangkisnya.

“Gak bisa napas gue, bego!” Rudi menjambak rambut Reihan, membuat lelaki itu sedikit kepayahan, namun tak mau berhenti begitu saja, malah menekan bantal ke wajah Rudi.

“Yang godain istri lo siapa?!” Rudi menendang barang berharga Reihan. Tentu saja membuat lelaki itu langsung kesakitan dan merebahkan tubuh, berguling ke sana ke mari.

“Anjirrr! Barang gue, bego! Belum pernah kepake sialan!” Reihan meringis.

Rudi balik memukul Reihan dengan bantal berkali-berkali. “Makanya jangan cemburu buta dulu! Yang godain istri lo siapa! Gue godain temennya, bukan istri lo. Karyawan di sana kan banyak.” Rudi gemas meraup wajah Reihan dengan tangan dan meremasnya. Reihan tak mau kalah, menjambak rambut Rudi yang sedikit memanjang, memudahkannya menarik hingga lelaki itu meringis.

Jason menghela napas panjang dan berkacak pinggang menyaksikan dua sahabatnya yang bergelut di atas ranjang. Tak ada niat mau melerai, karena memang sudah biasa bahkan terlalu sering.

**

Setelah keluar dari apartemen Jason, dan kini sudah berada di dalam mobil, Reihan langsung merogoh ponsel di saku celana. Ada rasa ragu saat ingin menelpon Ara, tapi akhirnya ia menekan tombol hijau juga. Sampai dua kali tidak ada jawaban. Yang ketiga akhirnya diangkat.

"Halo assalamualaikum,” sapa suara lembut dari seberang sana yang tak lain adalah Ara.

"Waalaikumsalam, kok lama ngangkatnya?" tanya Reihan langsung.

"Maaf, lagi ngelayanin pembeli soalnya."

"Cewek apa cowok pembelinya?" Spontan pertanyaan itu keluar, segera ia menutup mulut.

Meraih Cinta Bidadari Surga (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang