“AKU TIDAK AKAN PERGI KEMANAPUN! AKU AKAN TETAP DISINI SAMPAI KAU MAU MENDENGARKANKU!!!”
Taehyung menghela nafasnya sejenak, menenangkan diri untuk bertindak tidak terlalu gegabah. Bisa saja, Ia mendobrak pintu rumah Yoora lalu menjelaskan semua apa yang sebenarnya terjadi. Perlahan langkahnya mundur dari teras rumah menuju halaman depan, kepalanya mendongak melihat lampu kamar Yoora yang masih menyala.
“Keluarlah, kumohon...” gumam Taehyung pelan.
Entah ini sudah keberapa kalinya, Taehyung merasakan udara dingin dimalam hari. Dan semakin lama, Ia semakin terbiasa meskipun setelahnya Ia harus merasakan menggigil. Kedua tangannya Ia masukan ke dalam saku mantel, tatapannya masih terus melihat kamar Yoora.
Hingga pikirannya teringat dengan kejadian kemarin.
“Hyeri, bisa kita berhenti dansa sebentar?” Taehyung melepaskan tangan Hyeri yang terus menggelayut dilehernya. “Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”
Wanita itu sempat bingung, namun pada akhirnya mengangguk menurut. “Okey.”
Mereka kembali ke meja makan, dan ternyata pesanan mereka juga sudah tersedia. Seakan makanan sudah tak berarti, Taehyung langsung memulai percakapan mereka.
“Aku ingin kita—“
“Tunggu, aku minum dulu.” Sahut Hyeri meminun pesanannya hingga hampir setengah gelas. “Ternyata, lelahnya juga yang dansa seperti itu. Tapi, kurasa bukan idea buruk kalau kita sering latihan.” Katanya diakhiri tawaan pelan.
Taehyung terdiam. Memerhatikan Hyeri yang sedang tersenyum-senyum, Ia jadi bingung harus mengatakannya darimana. Tidak bagus jika harus ditunda, meskipun nanti Hyeri akan sakit hati mendengarnya.
“Apa yang ingin kau katakan?” tanya Hyeri.
Taehyung berdehem. “Aku...aku ingin kita putus.”
Tak ada jawaban. Hyeri terpaku ditempatnya, raut wajahnya juga sudah berubah. Sejenak, Taehyung mengulum bibirnya. Suasana diantara mereka berdua pun tiba-tiba terasa canggung.
“Kenapa?” Hyeri bertanya sembari menatap lekat kedua manik Taehyung. “Apa karena aku sudah tidak cantik lagi? Apa karena kau malu jalan dengan model—“
“Tidak, Hyeri.” Potong Taehyung cepat. “Kau salah. Aku tidak pernah berpilir begitu. Aku memutuskanmu karena—“ Taehyung membuang nafas sembari memejamkan mata. Bagaimana pun Hyeri harus tau siapa yang selalu ada dihatinya sekarang, berbohong terus menerus hanya menyiksa diri. “—aku mencintai Wanita lain.”
“Siapa?”
“Yoora.” Taehyung terpaksa tak menjawab lengkap. Hyeri hanya perlu tau namanya saja.
Hyeri menundukan kepalanya, menatap meja makan dengan nanar.
“Maafkan aku.”
Keadaan hening. Hyeri yang sedang menahan rasa sakitnya hanya mampu diam tak menjawab apapun, wajahnya bahkan tertutup helaian rambut. Sedangkan, Taehyung kalut sendiri. Ia takut kalau Hyeri akan mengamuk setelah ini, bersamanya selama 3tahun membuat Taehyung cukup tau bagaimama sikap Hyeri saat Ia terluka.
Namun, semuanya diluar dugaan.
Wanita itu menggenggam tangan Taehyung, sembari tersenyum. “Jika itu yang terbaik untukmu. Aku tidak masalah, kau berhak menentukan siapa yang pantas dihidupmu.”
“Hyeri—“
“I’m fine.” Hyeri tertawa pelan, namun setetes airmatanya berhasil turun. Pemandangan itu berhasil membuat Taehyung merasa bersalah, entah dorongan darimana Taehyung berhasil menghapus airmata Hyeri.
“Jangan menangis begitu, maafkan aku.”
“Apakah itu dansa kita yang terakhir?”
“Kau ingin berdansa lagi denganku?”
“Memangnya kau mau?”
Taehyung mengangguk. “Anggap saja sebagai permintaan maafku.”
Sampai saat ini, Taehyung belum mengetahui darimana Yoora mengetahui semuanya. Apakah ada seseorang yang memberi tahunya?
Disaat Taehyung sedang berpikir keras. Ponselnya berdering disaku celana, buru-buru Ia pun mengambilnya kemudian melihat siapa yang menelponnya.
Mata Taehyung mengerjap beberapa kali, nama Ayahnya muncul dilayar. Tumben sekali.
“Hallo?”
“Taehyung, dimana kau? Cepat kemari!”
“Ada apa? Kenapa suara Ayah bergetar begitu?”
“Hyeri—Hyeri masuk rumah sakit, Tae!”
“Apa? Tapi aku—“
“Tidak ada tapi-tapian! Cepat datang kemari, aku akan mengirim alamatnya.”
“Ayah, aku—“
Panggilan terputus secara sepihak. Taehyung membuang nafas kasarnya, tanpa babibu lagi Taehyung segera pergi dari rumah Yoora.
Tanpa Pria itu sadari, Yoora memerhatikannya sejak tadi. Wanita itu hanya tersenyum miris melihat kepergian Taehyung.
“Pembohong!”
===
Taehyung membuka pintu kamar inap Hyeri. Hal pertama kali yang Taehyung lihat adalah tubuh Hyeri yang berbaring lemah dibankar. Kemudian, pandangannya teralih melihat sosok Pria paruh baya yang menelponnya. Perlahan langkahnya mendekat hingga berdiri disisi Tuan Kim.
Dari dekat, Taehyung bisa lihat wajah Hyeri sudah terluka begitu juga tangan dan kaki yang dilapisi perban putih.
“Apa yang terjadi?”
“Dia tertabrak mobil.”
Taehyung terkejut. “Bagaimana bisa? Siapa yang menabraknya?”
Tak ada jawaban. Tuan Kim menutup mulutnya rapat-rapat, membuat Taehyung curiga.“Kau yang menabraknya?” tanya Taehyung spontan. Kepalanya menoleh melihat Tuan Kim, keringat dingin mengucur dari pelipisnya, tangannya pun bahkan gemetar. “Apa kau mabuk, Ayah? Kenapa kau bisa menabraknya?!”
“Aku tidak mabuk!” Tuan Kim menggeleng. “Hyeri yang mabuk! Dia berjalan sempoyongan ditengah jalan, aku pikir dia hanya orang gila. Tapi ternyata—“ Tuan Kim meneguk ludahnya cepat. “—Dia Hyeri.”
Taehyung mematung ditempatnya. Raut wajahnya berubah menjadi dingin, cobaan apa lagi ini?
“Demi Tuhan, aku tidak sengaja Taehyung.”
Keadaan menjadi hening. Kenapa hidupnya menjadi rumit begini? Setelah Ia memutuskan hubungan dengan Hyeri baik-baik, Ia pikir setelah ini, tak ada urusan apapun lagi dengan keluarga Lee. Tapi, semua diluar dugaan. Ayahnya mencari masalah lagi.
Kepala Taehyung hampir pecah memikirkan semua masalahnya. Dirinya tak tau harus melakukan apa lagi.
“Apa Tuan Lee tau tentang ini?”
Tuan Kim menggeleng pelan. “Aku—belum mengabarinya.”
Taehyung mengusap wajah gusar. “Kau harus cepat mengabarinya!”
“Tae...” Ayahnya memanggil dengan suara pelan. “Bagaimana kalau dia akan membunuhku?”-o0o-
Double Update?
Not today.
![](https://img.wattpad.com/cover/152870615-288-k73321.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN YOU AND ME [US] ✔
FanfictionKim Taehyung Han Yoora Ji Jeon Jungkook ••• "Aku yang menggugat, dan aku juga yang membuat kami berpisah. Tapi, disisi lain aku masih mencintainya. Apakah ini benar? Apakah ini akan membuat diriku lebih terluka?" -Han Yoora Ji. "Tidak. Aku adalah...