Tepat pukul dua belas siang, Seokjin telah sampai didepan sekolah Jihoon. Mobilnya terparkir rapih dipinggir jalan, dari tempatnya berdiri Seokjin bisa melihat tubuh kecil Jihoon di depan penungguan dekat post satpam.
Tanpa waktu lama, Seokjin segera menghampiri anak itu. Tidak ada siapapun disini, selain keponakannya. Apakah Seokjin telat lagi? Pria itu jadi merasa bersalah melihat Jihoon yang sendirian disana.
Jihoon tampak diam, memerhatikan seseorang anak kecil yang jaraknya tak jauh dari tempatnya. Anak kecil itu tengah digendong oleh seseorang Pria, yang tak lain adalah Ayah kandungnya sendiri. Sesekali anak kecil itu tersenyum dan tertawa tatkala sang Ayah mendusel perutnya. Mereka terlihat sangat bahagia satu sama lain, dan tanpa mereka ketahui ada seseorang yang sedang cemburu melihat adegan tersebut.
Ya, Jihoon. Jihoon sangat ingin diperlakukan seperti itu lagi, dulu saat Hasung masih ada. Hasung lah yang membuat hari-hari Jihoon jadi lebih berwarna, Jihoon tak pernah melewatkan kesempatan bermain bersama, jika Hasung tidak bekerja.
Tapi, apa daya semuanya telah berubah. Ia pikir, setelah Hasung pergi, Mamahnya akan mengajaknya bermain lebih sering. Namun, semua tak sesuai harapan. Justru sekarang, Mamahnya sudah lebih sibuk akan dunianya sendiri ditambah lagi Yoora sering keluar malam bersama Pria yang Jihoon tidak tau namanya.
Hidupnya semakin sepi. Mungkin saat disekolah Jihoon bisa tertawa bebas dan bermain sepuasnya, tapi begitu sekolah sudah selesai, Ia tidak bisa melakukan bersenang-senang lagi.
“Apa pemandangan itu lebih menarik ketimbang aku, Jihoon?”
Jantung Jihoon hampir copot ketika mendengar suara tiba-tiba dari sampingnya. Mata yang sudah bulat bertambah bulat, Jihoon tak sadar jika Seokjin sudah duduk disampingnya.“Paman? Apa yang kau lakukan disini?”
“Ha?” Seokjin mendadak bingung akan pertanyaan keponakannya sendiri. “Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja aku menjemputmu!’
“Oh, iya ya.” Jihoon menyengir menampakkan sederetan giginya. “Yasudah, ayo pulang.” Jihoon hendak bangkit dari duduknya, tapi mendadak Seokjin menahannya untuk kembali duduk.
“Tunggu dulu.”
“Ada apa, Paman?”
“Sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau aku menggendongmu?”
Mata Jihoon berbinar. “Benarkah? Asik! Aku mau, aku mau!” teriaknya heboh.
Tanpa waktu lama, Seokjin berjongkok dihadapan Jihoon dengan posisi membelakangi anak itu, dan Jihoon pun segera menaiki punggung Seokjin.
“Sudah siap Tuan Jihoon?”
“Siap, Kapten Jin! Ayo berangkat.” Jihoon meluruskan tangannya layaknya superhero superman, Seokjin tertawa geli menyadari betapa antusiasnya Jihoon digendong seperti ini.
“Wah, aku terbang!” teriak Jihoon, sama-sama tertawa tatkala Seokjin mulai mempercepat jalannya. Jarak mobil dari tempat penungguannya tidak terlalu jauh, ditambah lagi Seokjin tadi berjalan cepat saat menggendong Jihoon.
Hingga akhirnya mereka sudah sampai di samping mobil, Seokjin pun menurunkan anak kecil itu dikursi samping kemudi.“Terimakasih Paman, aku jadi tau apa yang dirasakan anak kecil itu.” Sahut Jihoon membuat hati Seokjin seketika merasa aneh, Sedih? Iya, jujur Seokjin sedih melihat keadaan Jihoon yang sekarang menjadi lebih pendiam. Entah karena apa, tapi Seokjin bisa melihat dari tatapan Jihoon yang sendu.
Memang pada dasarnya, anak kecil tak pandai berbohong.
Mobil melaju dengan kecepatan rendah, keadaan didalam mobil hening. Sesekali, Seokjin melirik Jihoon yang tengah termenung menatap pemandangan luar. Seokjin membuang nafas melihat sikap Jihoon.

KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN YOU AND ME [US] ✔
FanfictionKim Taehyung Han Yoora Ji Jeon Jungkook ••• "Aku yang menggugat, dan aku juga yang membuat kami berpisah. Tapi, disisi lain aku masih mencintainya. Apakah ini benar? Apakah ini akan membuat diriku lebih terluka?" -Han Yoora Ji. "Tidak. Aku adalah...