26. [Fight]

334 56 18
                                    

“Aku ke toilet sebentar ya?” izin Yoora. Setelah mendapat anggukan dari Jungkook, Wanita itu segera bangkit dari sofa. Langkahnya pun mengantar dirinya menuju toilet yang berada diujung koridor.

Yoora tak langsung beranjak saat sudah keluar ruangan Jungkook, Wanita itu memberhentikan langkahnya selepas pintu dibelakangnya tertutup kembali. Entah kenapa sampai saat ini, Ia tak merasakan apapun. Debaran? Terkadang. Gugup? Tak terlalu juga.

Yoora sudah berusaha semaksimal mungkin agar hatinya terbuka untuk Jungkook, tapi mengapa rasanya sangat sulit? Mungkin benar, Yoora sudah berjanji pada dirinya agar menerima Jungkook perlahan-lahan dan menggantikan Taehyung dengannya.

Tapi, terkadang realita tak sesuai ekspetasi. Semua tak semudah yang Ia katakan, mencintai orang dengan terpaksa itu hanya menyakiti diri sendiri.

Sejenak, Yoora memejamkan matanya. Menjadikan pintu sebagai senderan tubuh kurusnya, ingatannya seakan membawanya pada percakapan Seokjin kemarin malam.

“Kau tak seharusnya seperti itu. Bagaimana jika kau tak berhasil? Kau akan membuatnya semakin terluka, Yoora.” Sahut Seokjin.
Yoora tak mampu mengatakan apapun, Ia hanya bisa diam. Bahkan menatap Seokjin saja tak berani, dirinya hanya fokus terhadap kuku tangan yang Ia mainkan.

“Aku hanya tidak mau mengingatnya terus menerus. Hatiku sakit, kak.” Seokjin cukup terkejut mendengar isakan Yoora. Wanita itu menunduk, membuat seluruh helaian rambutnya menutupi wajah. “Aku lelah, aku mau seseorang bisa menggantikannya.”

“Bagaimana jika Jungkook bukan takdirmu?” tanya Seokjin. “Apa kau akan terus berusaha membuka hati untuknya?”

Yoora ragu menjawabnya. Bibirnya terlipat—ke dalam, rasanya sangat gugup dan Yoora tak yakin apa yang ada didalam hatinya. Buru-buru Yoora menyeka airmata yang terus berjatuhan.  “Itu lebih baik, daripada aku harus membiarkan Taehyung berada dihatiku terus menerus.”

Seokjin membuang nafasnya. Mengusap wajahnya dengan gusar, Ia tak tau harus mengungkapkan semua masalah Taehyung yang sebenarnya, ini terlalu rumit. Jika Seokjin mengatakannya, bisa-bisa Jungkook menjadi menjauh dengan Yoora. Dan belum tentu juga, Yoora masih mau berbalikan dengan Taehyung meskipun Ia mengatakan fakta sebenarnya. Hingga akhirnya, Seokjin hanya bisa berkata. “Taehyung tak seburuk yang kau pikirkan—jika kau mau tau.”

Kedua matanya kembali terbuka, bola mata hitamnya bergerak ke berbagai arah memikirkan ucapan Seokjin. Bagaimana bisa saudaranya sendiri mengatakan itu? Apakah ada part yang Yoora lewati saat menceritakan semua perselingkuhan Taehyung? Kenapa Pria itu bisa-bisanya membela Taehyung? Yatuhan, Yoora nyaris mati memikirkannya.

Biarlah, Yoora mengalah pada ego-nya sendiri. Lagipula, Yoora sudah berjanji akan berusaha membuka hatinya. Ia harus tetap menikmatinya, biarkan semua perasaannya ini berjalan dengan sendirinya. Toh, kata orang semua akan indah pada waktunya.

Yoora menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Syukurlah, Ia merasa lebih baik. Setidaknya beban pikirannya sudah berkurang, sedikit. Dan kini saatnya Ia harus ke kamar mandi, membasuh wajah pucat dan lelahnya itu.

Sesampai dikamar mandi, Wanita itu benar-benar membasuh seluruh wajahnya. Tak membutuhkan waktu lama, Ia segera mematikan keran lalu mengelap wajah basahnya dengan tisu. Sejenak, matanya menatap cermin yang kini memperlihatkan sebagian tubuhnya.

Yoora menghela nafas. Sejelek ini kah dirinya sampai Taehyung harus berselingkuh lagi?

Tsk, bodoh.” Gumam Yoora pelan. “Untuk apa kau memikirkannya terus. Buang-buang waktu saja.”

Setelah semuanya selesai, Ia bergegas pergi dari kamar mandi. Berniat kembali ke ruangan Jungkook dengan cepat, namun diperjalanannya Ia menabrak seseorang.

BETWEEN YOU AND ME [US] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang