"Aku akan melanjutkan beasiswamu yang terputus. Membiayai hidupmu. Jadilah kekasihku! Pura-pura!"
So Eun masih saja terngiang akan pembicaraan seseorang yang tadi menghampirinya di taman belakang kampus. Merasa bingung karena mereka tidak saling mengenal sebelumnya.
Memangnya siapa yang akan mengenal So Eun, seorang mahasiswa yang tidak memiliki daya tarik apa-apa. Bahkan ia bisa masuk berkuliah di kampus ini juga berkat beasiswa yang ia terima.
Selama ini So Eun tak pernah bergaul, tak punya satu orangpun teman. Sejak kecil ia di sisihkan lingkungannya karena miskin. Bahkan ayahnya pergi saat ia masih dalam kandungan. Hal itu yang selalu menjadi bahan olokan teman-temannya sewaktu masa kanak-kanak yang membuat So Eun semakin menarik diri.
Karenanya, So Eun sangat ingin melanjutkan sekolahnya agar bisa menjadi orang hebat. Agar tidak lagi di sisihkan. Agar tidak lagi di rendahkan. Agar tidak lagi di caci dan di hina. So Eun belajar keras selama ini untuk bisa mendapatkan beasiswa di setiap sekolahnya.
Hidupnya di isi dengan bekerja dan belajar. Ia hanya memiliki seorang ibu yang telah gigih bekerja selama ini untuk menopang kehidupan mereka. Itupun masih kurang, karenanya saat So Eun masih duduk di bangku sekolah dasar, So Eun sudah mulai bekerja membantu perekonomian keluarga.
Hingga akhirnya So Eun berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di fakultas kedokteran, seperti cita-citanya selama ini.
Sekarang So Eun sudah duduk di semester lima. Masih cukup lama untuk menjadi seorang dokter. Tapi kabar buruk menimpanya. Pagi ini seorang perwakilan dari Universitas memanggilnya, memberi tahukan jika beasiswanya terpaksa di hentikan karena prestasi So Eun yang menurun. Nilai akademiknya mengalami penurunan drastis pada semester lalu, sehingga pihak kampus tidak bisa lagi memberikan beasiswa padanya.
Tentu saja So Eun sedih, bahkan menangis. Hal yang sudah beberapa bulan ini menjadi sahabatnya. Selama ini So Eun terbiasa memikul beban berat, sehingga menangis bukanlah menjadi pelampiasan bagi So Eun. Tapi sejak kepergian eommanya lima bulan yang lalu, sejak saat itu air mata menjadi teman setia bagi So Eun.
Eommanya, satu-satunya keluarga yang ia miliki telah pergi untuk selamanya meninggalkan So Eun karena kecelakaan kerja. Kepergian yang mendadak, membuat So Eun larut dengan kesedihannya, sehingg So Eun jadi kurang belajar yang mengakibatkan nilainya menurun.
Kembali pada laki-laki yang tadi menghampiri So Eun, ia tau laki-laki itu bernama Kim Bum. Ia tau karena Kim Bum begitu terkenal di kampusnya. Reputasinya sebagai playboy yang kerap bergonta-ganti yeoja seolah menjadi topik hangat yang hampir setiap hari di bicarakan. Hanya itu yang So Eun tau. Selebihnya, So Eun tidak tau lagi, toh akan tau dari mana jika So Eun tak memiliki seorangpun teman di kampusnya.
So Eun berpikir keras, untuk apa Kim Bum meminta So Eun menjadi kekasihnya, sementara ia bisa bebas memilih sesuka hati gadis di kampus mereka atau di manapun, yang pasti tidak akan menolak pesona seorang Kim Bum. Kenapa ia justru meminta So Eun untuk menjadi kekasihnya? Kekasih pura-puranya. Apa maksudnya?
Tadi So Eun hanya diam menanggapi. Tak mengerti juga terlalu syok akan permintaan Kim Bum. Di tambah lagi selama ini So Eun tidak terbiasa berbicara dengan orang. So Eun hanya berbicara seadanya di tempat ia bekerja selain ibunya, sehingga tadi membuat So Eun gugup dan tergagap, tak tahu harus menjawab apa.
Kim Bum memberinya waktu satu minggu untuk So Eun memikirkan permintaannya. Dan So Eun menyanggupinya, setelahnya berlari pergi dari hadapan Kim Bum.
•••
"Bum-ah." Suara cempreng seorang gadis mengisi pendengaran Kim Bum. Saat ini Kim Bum bersama sahabatnya Sehun dan Kyuhyun sedang menyantap makan siangnya di kantin kampus mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle (Complete)
FanfictionKim So Eun, seorang gadis miskin yang mampu melanjutkan pendidikannya masuk fakultas kedokteran karena beasiswa. Namun di tengah jalan beasiswanya terputus karena prestasi So Eun yang menurun. Disaat situasi So Eun terpuruk, Kim Bum datang menawarka...