So Eun sedang melihat foto-foto pernikahannya dan Kim Bum. Dan senyum tak pernah lepas dari wajahnya saat ia melihat deretan foto yang tersimpan di ponselnya.
Sebenarnya tak semua foto yang So Eun perhatikan secara detail. Ada satu foto yang hanya terdiri dari So Eun, Kim Bum dan ibunya. Foto itu sudah berulang kali ia tatap, dan menjadi favoritnya untuk selalu ia lihat di setiap ada kesempatan.
"Melihat foto ini lagi?" Kim Bum telah duduk di samping So Eun, memperhatikan istrinya yang sedang berlama-lama menatapi foto Hyemi.
So Eun menoleh sebentar, memberikan senyum hangatnya pada Kim Bum.
Kim Bum ikut melihat foto yang sejak tadi di tatapi istrinya. "Sayang, kau harus berterima kasih pada ibumu yang telah mewariskan kecantikannya padamu."
Kim Bum beralih menatap So Eun, menunjuk puncak hidung, lalu beralih pada pipi So Eun. "Wajah ini hampir 90% di warisi dari ibumu. Wajah yang membuatku selalu terbayang dan mengusik tidur nyenyakku."
So Eun mendelik menatap Kim Bum. Sifat gombal suaminya kumat lagi. Tapi ada satu yang menarik perhatian So Eun. Wajahnya memang mirip dengan ibunya, kecuali warna mata yang di wariskan dari ayahnya. Dan seperti kata Kim Bum, ia harus berterima kasih untuk itu.
"Sepertinya itu ide bagus. Nanti temani aku menemui ibu ne."
Memang ibunya So Eun sudah kembali ke rumahnya, walau telah di tahan oleh eomma Kim Bum. Mungkin ia merasa tak enak hati tinggal menumpang di rumah besannya. Kim Bum dan So Eun terpaksa mengabulkan permintaannya dengan syarat tak boleh berjualan lagi, karena akan sangat melelahkan. Untuk itu Kim Bum berjanji pada So Eun, secepat mungkin membangun rumah untuk mereka, agar ibu So Eun bisa nyaman tinggal bersama mereka.
"Apapun akan ku lakukan demi istriku tercinta. Hehehe..." Kim Bum menyengir lebar.
"Owh, gombalmu kambuh lagi oppa." So Eun mencibir.
"Itu bukan gombal sayang, tapi kenyataan."
"Terserah kau saja oppa."
"Tapi kau suka kan? Hmm? Hmm?" Kim Bum menoel-noel pinggang So Eun, membuat So Eun kegelian.
"Oppa, kau kekanakan."
"Kekanakan bagaimana bila saat ini saja aku bisa punya anak."
Blush.
Muka So Eun memerah."Bagaimana kalau sekarang langsung kita praktekkan hmm? Sayangkan, jika acara bulan madu kita hanya di isi dengan kegiatan tak berarti." Kim Bum mengedipkan sebelah matanya, menggoda So Eun.
"Hah, kegiatan tak berarti? Oppa lupa jika semalam kita hanya tidur tiga jam, karena oppa selalu minta tambah, tambah dan tambah lagi ha?"
Wow. Mendengar teriakan histeris istrinya membuat Kim Bum tertawa lebar. "Kau yang selalu menggodaku sayang."
"Aku tak pernah menggodamu."
"Bagaimana tidak menggoda kalau kau selalu memakai pakaian seksi."
Mendengar ucapan Kim Bum membuat So Eung geleng-geleng kepala. Sepertinya suaminya ini harus segera cuci otak. "Aku pakai baju tidur lengan panjang dengan motif Doraemon. Apa itu yang kau katakan seksi?"
•••
Keluar dari gerbang rumah sakit tempat So Eun praktek, sebuah mobil berhenti tepat di depan So Eun. Tak perlu di tanyakan lagi, So Eun sudah sangat hafal dengan mobil ini dan pemiliknya. Siapa lagi kalau bukan Kyuhyun.
"Cepat naik." Kyuhyun menurunkan kaca mobil tepat di depan So Eun, menyuruh So Eun masuk secepatnya agar tidak membuat kemacetan pada mobil yang berada di belakang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle (Complete)
FanfictionKim So Eun, seorang gadis miskin yang mampu melanjutkan pendidikannya masuk fakultas kedokteran karena beasiswa. Namun di tengah jalan beasiswanya terputus karena prestasi So Eun yang menurun. Disaat situasi So Eun terpuruk, Kim Bum datang menawarka...