"Boleh aku tau So, tentang mimpimu?"
Saat ini Kim Bum membawa So Eun ke ruang tengah apartemennya, agar So Eun bisa lebih nyaman. Kim Bum baru saja memberikan So Eun minum, membuat So Eun lebih tenang.
So Eun menatap ke arah Kim Bum. Ia sedikit melotot mendengar permintaan Kim Bum.
Sebenarnya permintaan Kim Bum sederhana. Tak ada yang salah dengan itu. Tapi tidak bagi So Eun. Permintaan itu sangat berat yang mana merupakan membuka aib yang sangat memalukan, yang mungkin saja membuat Kim Bum benci atau jijik pada So Eun seketika.
Tapi setelah di pikir, mungkin sudah saatnya So Eun mengungkapkannya. Bukankah dosennya mengatakan, dengan berbagi cerita pada orang terdekat bisa mengurangi traumanya?
Dan saat ini orang terdekat bagi So Eun adalah Kim Bum. Walaupun status mereka hanya karena terikat perjanjian, tapi Kim Bum memperlakukannya dengan baik.
"Apakah setelah kau mendengar ceritaku, kau akan merubah pandanganmu padaku?"
Kim Bum tidak tau apa-apa. ia mencerna pertanyaan So Eun.
"Tidak. Kau tetap Kim So Eun seperti yang ku kenal selama ini." Kim Bum menjawab tegas.
"Terima kasih. Ku harap kau tidak berubah pikiran nanti." So Eun sudah bertekad, ia akan menerima apapun reaksi Kim Bum nanti. Termasuk bila Kim Bum menjauhinya.
Kim Bum mengangguk.
So Eun mulai menghela napas. Ini untuk pertama kalinya ia menceritakan ini pada orang lain. Selama ini yang tau cerita ini hanya dia dan eommanya, karena eommanya akan melindunginya dengan segera membawa So Eun lari dan pindah tempat tinggal setiap kali ada orang atau lingkungan mereka tau cerita ini.
"Ku minta selama aku bercerita, pegang tanganku oppa. Aku takut." So Eun memohon pada Kim Bum, karena saat ini saja tangannya sudah mulai dingin dan bergetar.
Kim Bum memenuhi permintaan So Eun. Saat ini mereka sedang duduk di lantai beralaskan karpet. Kim Bum mendekat ke arah So Eun, menggenggam tangan So Eun yang duduk di depannya.
Saat Kim Bum memegang tangan So Eun yang dingin dan gemetar, Kim Bum merasa iba. "So, kalau memang kau tidak ingin menceritakannya tak apa. Aku tidak memaksamu."
So Eun menatap mata Kim Bum yang kini juga menatapnya. "Selama oppa ada di sini, aku pasti bisa. Aku memang harus menceritakan ini agar aku punya teman untuk berbagi."
"Aku tidak akan meninggalkanmu." Yakin Kim Bum.
So Eun menunduk, memikirkan bagaimana caranya ia bisa meringkas ceritanya sesingkat mungkin, agar ini bisa berlangsung cepat. Karena rasanya So Eun tak sanggup untuk berlama-lama mengingat kisah kelamnya.
"Saat aku kelas satu junior high school, eomma mengenalkan seorang ahjussi yang di katakan eomma sebagai kekasihnya." So Eun memulai ceritanya.
"Waktu itu aku baru saja pulang sekolah, dan eomma sedang bekerja. Ahjussi datang ke rumah kami. Tapi tidak seperti biasanya yang datang layaknya tamu. Dia... Dia membawa dan menyekapku di dalam kamar."
So Eun berhenti bercerita. Napasnya mulai terdengar pendek-pendek. Tubuhnya lemas dengan keringat yang bercucuran.
"Sayang." Kim Bum meraih So Eun ke dalam pelukannya, tapi di tepis So Eun.
"Biarkan aku menyelesaikannya oppa."
"Baiklah." Kim Bum membiarkan So Eun karena ia sendiri juga penasaran dengan kelanjutannya.
"Dia mencoba memperkosaku."
Kim Bum tercengang mendengar cerita So Eun. Bukan hanya So Eun yang berkeringat dengan tubuh lemas, saat ini Kim Bum juga mengalaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle (Complete)
FanfictionKim So Eun, seorang gadis miskin yang mampu melanjutkan pendidikannya masuk fakultas kedokteran karena beasiswa. Namun di tengah jalan beasiswanya terputus karena prestasi So Eun yang menurun. Disaat situasi So Eun terpuruk, Kim Bum datang menawarka...