So Eun sedikit melenguh dalam tidurnya, merasakan tubuhnya dalam pelukan hangat seseorang.
Di buka matanya perlahan, sedikit mengernyit melihat situasi sekitar yang sudah senja dengan langit berwarna jingga.
"Kau sudah bangun sayang?"
So Eun mendengar suara Kim Bum, membuatnya langsung duduk karena posisi mereka yang di luar dugaan So Eun.
"Pelan-pelan sayang, nanti kepalamu pusing." Tangan kokoh Kim Bum membantu So Eun untuk duduk.
"Kenapa jadi aku yang tertidur? Dan kenapa jadi oppa yang memelukku?" So Eun ingat kalau tadi ia yang memeluk Kim Bum. Dan keadaan yang terjadi sekarang malah sebaliknya.
Kim Bum terkekeh mendengar pertanyaan So Eun. Di putarnya perlahan tubuh So Eun agar mereka berhadapan. "Saat aku bangun, kau sudah tidur. Dan aku tak mungkin tega membiarkanmu tidur menyandar ke pohon kelapa."
Benarkah? Udara di sini benar-benar sejuk, membuat kantuk dengan cepat menyerang.
So Eun hanya diam, menatap Kim Bum. Ia biarkan Kim Bum merapikan rambutnya yang berterbangan tertiup angin.
"Hampir malam, ayo kita pulang."
So Eun mengangguk, menerima uluran tangan Kim Bum yang membantunya untuk berdiri. Kemudian mereka berjalan beriringan menuju ke tempat mobil Kim Bum terparkir.
"Sudah lama kita tak naik motor. Aku belum pernah merasakan duduk berboncengan di atas motor bersama namjacinguku." So Eun tersenyum mengingat dulu mereka selalu menaiki motor Kim Bum bersama.
"Kau merindukannya? Sesekali nanti akan ku bawa kau menaiki motorku lagi." Kim Bum membalas ucapan So Eun.
"Hmm sepertinya menyenangkan."
"Ya, tapi ada syaratnya." Kim Bum tersenyum melihat ke arah So Eun. Ternyata mobil Kim Bum terparkir cukup jauh dari tempat mereka tadi. Mereka berjalan dengan tangan yang saling menggenggam.
"Apa?" So Eun cukup santai menanggapi. Ia sudah mengenal watak Kim Bum. Syarat Kim Bum tak pernah jauh dari sekitar kontak fisik.
"Kau harus memelukku erat."
"Aku tau. Seperti ini?"
So Eun berjalan di belakang Kim Bum, kemudian melingkarkan tangannya cepat di pinggang Kim Bum, membuat Kim Bum menghentikan langkahnya seketika.
Senyum lebar Kim Bum menghiasi wajahnya. Ia tak mengira kalau So Eun akan melakukan ini. Biasanya So Eun lebih pasif, hanya menerima perlakuan Kim Bum dengan tingkah malu-malu.
"Ya sayang. Tapi sepertinya begini masih kurang kencang. Aku takut kau akan jatuh nanti." Jelas ini hanya akal-akalan Kim Bum agar So Eun memeluknya lebih erat.
"Seperti ini?" So Eun mengeratkan pelukannya pada Kim Bum.
"Ah sepertinya masih kurang. Lebih erat lagi."
"Oo, aku tak tau bagaimana caranya. Bisa oppa mangajariku?" Saat ini So Eun telah melepaskan pelukannya di pinggang Kim Bum, dan berpindah ke depan menghadap Kim Bum, dengan senyum jahil tersungging di wajahnya.
Kim Bum menyeringai melihat ulah yeojanya. Segera ia menggendong tubuh So Eun, meletakkan di pundaknya seperti mengangkat karung. Kim Bum sukses membuat So Eun memekik kencang saat ia berlari membawa tubuh So Eun.
•••
Kim Bum menjalankan mobilnya dengan pelan. Sesekali matanya melihat ke kiri dan kanan, melihat kalau ada kedai makanan yang masih buka. Mereka masih berada di luar kota, dan perut mereka sudah tidak sabar untuk di isi kalau harus menunggu sampai Seoul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle (Complete)
FanfictionKim So Eun, seorang gadis miskin yang mampu melanjutkan pendidikannya masuk fakultas kedokteran karena beasiswa. Namun di tengah jalan beasiswanya terputus karena prestasi So Eun yang menurun. Disaat situasi So Eun terpuruk, Kim Bum datang menawarka...