Part 23

3K 335 33
                                    

"So Eun, nyonya yang waktu itu kau donorkan darahmu ingin bertemu denganmu." Hara langsung menyapa So Eun dengan pemberitahuannya saat So Eun baru saja menginjakkan kakinya ke kamar yang di peruntukkan khusus untuk dokter muda, tempat mereka berganti pakaian ataupun menyimpan tas dan barang lainnya.

So Eun menatap Hara sejenak. Ingatannya kembali pada kejadian beberapa hari lalu saat ia menyumbangkan darahnya.

"Oh iya. Nanti aku akan menemuinya. Bagaimana keadaannya?"

"Sudah mulai membaik. Sepertinya dalam beberapa hari ini bisa pulang."

"Syukurlah."

Kemudian So Eun mulai bekerja. Membaca buku laporan pasien, memeriksa status hingga mengecek kondisi pasien. Semua itu So Eun kerjakan dengan sungguh-sungguh walau rasa sedih akan kehilangan Kim Bum masih terasa.

•••

Setelah makan siang, So Eun melirik jam tangannya. Masih ada waktu dua puluh menit tersisa dari jam istirahatnya. So Eun teringat akan perkataan Hara tadi pagi.

Mungkin lebih baik So Eun menemui nyonya itu. Waktu itu ia tak sempat bertatap muka, bahkan melihat nyonya itupun tidak. Jadi mungkin tak ada salahnya jika So Eun pergi ke sana sekedar menyapa.

"Selamat siang nyonya." So Eun mengucap salam dan memberi senyum ramahnya saat ia memasuki kamar rawat nyonya Yumi.

Saat So Eun masuk, tak ada balasan ramah dari dalam ruangan itu. Saat itu Yumi sedang membaca sebuah buku berbentuk makalah yang mungkin saja pekerjaan kantornya. Seorang lagi tuan Choi, orang kepercayaannya di perusahaan. Mereka hanya diam menatap keberadaan So Eun.

Ya, dia adalah eomma Kyuhyun. Jadi orang yang telah menerima donor darah dari So Eun adalah eomma Kyuhyun.

Melihat reaksi orang di dalam sana, membuat So Eun sedikit kikuk. Kehadirannya seperti tak di harapkan, dan juga tak mendapat tanggapan. Padahal sebenarnya ia juga tak berniat datang ke sini kalau bukan karena Hara yang mengatakan kalau nyonya ini ingin bertemu dengannya.

"Maaf mengganggu. Saya Kim So Eun. Hara mengatakan pada saya kalau nyonya ingin bertemu dengan saya." So Eun bicara sopan, walau hingga saat ini tak mendapat balasan ramah. So Eun pun hingga saat ini masih berdiri di dekat pintu.

Tampak tuan Choi mendekat dan bicara pada nyonya Yumi. Tak lama kemudian tuan Choi mempersilakan So Eun masuk dan duduk di sofa, tak jauh dari nyonya Yumi.

"Kita langsung saja ke pokok permasalahannya. Jadi kau yang telah mendonorkan darahmu padaku?" Nyonya Yumi bicara dengan nada angkuh. Tak ada kesan ramah sedikitpun.

"Ya nyonya." So Eun mengangguk.

"Baiklah Kim So Eun, itu namamu?" Masih dengan nada angkuhnya, nyonya Yumi bertanya pada So Eun.

"Ya."

"Kim So Eun. Aku tak terbiasa memiliki hutang pada siapapun. Dan kau telah mendonorkan darahmu padaku. Jadi katakan, berapa harga yang harus ku bayar dari darahmu itu?"

So Eun sungguh di buat ternganga mendengar perkataan yang keluar dari mulut nyonya Yumi. Ia tak menyangka kalau ia di minta datang ke sini untuk hal ini. Ini sungguh di luar dugaannya.

"Maaf nyonya. Waktu saya memberikan darah saya, saya tulus tanpa berniat untuk di bayar." So Eun berbicara sesopan mungkin, memberikan senyumnya pada nyonya Yumi. Walau saat ini ia merasa tak nyaman berhadapan dengan manusia angkuh bin sombong di depannya.

Yumi menatap So Eun. Ia seperti meremehkan dengan memamerkan senyum miringnya.

"Kau tak usah berpura-pura. Cukup katakan saja berapa yang kau inginkan. Pegawaiku akan mengurusnya saat ini juga." Yumi melihat ke arah tuan Choi yang duduk tak jauh dari So Eun.

Miracle (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang