Malam ini Kim Bum dan So Eun baru saja selesai makan malam. So Eun sedang mencuci piring makan mereka dengan Kim Bum yang membantu dengan doa, karena tidak di biarkan So Eun untuk membantu dengan tindakan.
"Ayolah sayang. Kalau untuk sekedar membantumu mencuci piring aku masih bisa." Kim Bum memelas. Ia kasihan melihat tubuh ringkih So Eun yang dengan lincah mencuci piring dan merapikan kembali dapur apartemen Kim Bum setelah tadi kotor sehabis memasak.
"Oppa pasti lelah, seharian bekerja di kantor."
Ya, Kim Bum sudah mulai bekerja di perusahaan milik keluarganya. Terhitung sudah satu minggu ia bekerja di sana.
"Huh, kau tau aku seperti memiliki istri sekarang." Secara tiba-tiba Kim Bum memeluk pinggang So Eun dari belakang. Walau ini sudah terjadi beberapa kali, namun tetap saja tubuh So Eun serasa kaku saat itu terjadi.
"Aku sedang bekerja oppa." So Eun mengelak, berusaha melepaskan pelukan Kim Bum di tubuhnya.
"Tapi di mataku kau seperti menari, menggodaku." Kim Bum berbisik di telinga So Eun, di akhir kalimatnya, membuat So Eun meremang.
"Hah? Oh kau sepertinya mulai tak waras." So Eun berusaha mengalihkan perasaannya yang mulai tak menentu.
Kim Bum terkekeh mendengar ucapan So Eun. "Ya, aku memang mulai tak waras sejak mengenalmu. Aku tergila-gila padamu."
Huff. Serasa seluruh aliran darah berpusat di wajah So Eun. Itu hanya gombal, dan biasa di lakukan namja pada yeoja. So Eun tau itu, tapi entah kenapa tetap saja jantungnya berdebar kencang dengan muka memerah saat mendengar kalimat itu keluar dari mulut manis Kim Bum.
"Oppa, aku jadi tak bisa bergerak jika kau terus begini." Kembali So Eun berusaha melepas pelukan Kim Bum, pelarian dari rasa gugupnya.
"Baiklah. Aku tunggu di tempat nonton. Ada yang harus aku katakan." Kim Bum melepas pelukannya, namun masih tetap berada di samping So Eun.
"Apa?" Entah kenapa So Eun selalu merasa deg-degan setiap kali Kim Bum ingin mengatakan sesuatu yang serius seperti ini padanya.
"Tentang kita." Oh, Kim Bum begitu menggoda dengan mengedipkan sebelah matanya pada So Eun.
"Baiklah. Sebentar lagi aku selesai. Oppa tunggu di depan saja." So Eun merasa oksigen di sekitarnya berkurang jika Kim Bum masih juga belum beranjak dari tempatnya berdiri sekarang.
"Ok. Jangan lama-lama, karena aku pasti akan sangat merindukan kekasihku."
Kim Bum mulai melenggang meninggalkan So Eun menuju ruang tengah untuk menonton.
"Huh, dasar playboy." So Eun mengipas-ngipaskan tangan pada wajahnya yang memanas.
"Terima kasih atas pujiannya sayang."
So Eun langsung memutar kepalanya 180° menghadap ke belakang, ke tempat Kim Bum berada. Lagi-lagi Kim Bum mengedipkan sebelah matanya pada So Eun. Ternyata tadi ia juga menghentikan langkahnya mendengar gerutuan So Eun.
Dengan cepat So Eun kembali memutar kepala. Jantung berulah lagi setiap kali melihat Kim Bum dengan tingkah tampannya. Ini tidak bisa di biarkan.
So Eun kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti karena ulah Kim Bum.
•••
"Katakanlah." So Eun baru saja duduk di depan Kim Bum yang sedang berselonjoran di karpet dengan bersandar pada sofa yang ada di belakangnya. Sepertinya dia tidak sabaran dengan apa yang ingin di katakan Kim Bum.
"Saranghae." Kim Bum menatap So Eun, memamerkan deretan giginya dengan mata yang menyipit karena tersenyum lebar.
"Aku serius." Kali ini So Eun tidak lagi mempan dengan rayuan Kim Bum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle (Complete)
FanfictionKim So Eun, seorang gadis miskin yang mampu melanjutkan pendidikannya masuk fakultas kedokteran karena beasiswa. Namun di tengah jalan beasiswanya terputus karena prestasi So Eun yang menurun. Disaat situasi So Eun terpuruk, Kim Bum datang menawarka...