Sudah beberapa bulan So Eun tinggal bersama Kim Bum. Semuanya berjalan lancar dan baik-baik saja. Sekarang So Eun sudah mulai banyak bicara. Tapi satu hal yang belum berubah, kebiasaan So Eun tidur larut. Kim Bum mengkhawatirkan itu berdampak pada kesehatan So Eun.
"Kenapa kau selalu tidur larut So?" Kim Bum bertanya pada So Eun saat So Eun sedang mencuci piring makan malam mereka.
"Aku belajar." Itu alasan So Eun selalu tiap kali Kim Bum menanyakan pola tidurnya.
"Kau sudah belajar sejak siang. Tak baik tidur terlalu malam, bisa merusak kesehatan."
So Eun menghadap ke arah Kim Bum. Ia telah menyelesaikan pekerjaannya.
"Aku tak bisa tidur cepat" so Eun duduk di meja makan tempat Kim Bum duduk. Mereka duduk berdampingan
"Kenapa?"
"Mataku tak bisa terpejam." So Eun mengemukakan alasan sebenarnya.
"Dulu aku tidur selalu bersama eomma. Aku merasa aman dan terlindungi. Sejak eomma tiada, aku harus tidur sendiri. Dan itu membuatku kurang nyaman dan berdampak aku yang tak bisa terlelap." So Eun murung menceritakan kisahnya pada Kim Bum.
Kim Bum mendengarkan So Eun dengan seksama. Bagi Kim Bum, seperti ada misteri di balik alasan yang di kemukakan So Eun.
"Kau seperti pernah mengalami kejadian yang tak mengenakkan, dan kau mengalami trauma semenjak itu. Apakah aku benar So?"
So Eun menatap Kim Bum. Apa yang di katakan semuanya benar.
"Ya."
"Apa?"
"Maksudmu?"
"Kejadian apa yang pernah kau alami?"
So Eun bungkam. Ia tak bisa memberi tahukan pada Kim Bum. Dan ia juga tidak tau cara memberi tahukannya. Yang pasti So Eun yakin, saat Kim Bum mengetahui semuanya, Kim Bum pasti akan menjauhinya. Mungkin juga saat itu Kim Bum tidak akan pernah mau lagi melihatnya.
"Sekarang aku sudah bisa mengatasi traumaku." Jawaban So Eun melenceng dari pertanyaan Kim Bum.
"Baiklah. Aku tidak akan memaksamu untuk bercerita. Tapi boleh aku tau apa saja yang bisa membangkitkan traumamu? Agar nantinya aku berusaha sebisa mungkin untuk menghindarimu dari hal-hal yang bisa membangkitkan traumamu itu."
So Eun kembali menatap Kim Bum. Laki-laki di depannya ini begitu baik. Seandainya,...
So Eun takut melanjutkan kata-katanya. Tidak ada seandainya di dunia ini. Yang ada hanyalah kepastian.
"Aku takut sendiri, takut berada di tempat asing, takut gelap." So Eun menunduk saat mengucapkannya. Menjawab pertanyaan yang di tanyakan Kim Bum.
"Hanya itu?"
"Aku takut laki-laki. Tapi ku rasa sekarang tidak lagi." So Eun mengingat perubahan pada dirinya akhir-akhir ini yang memang sudah mulai berubah.
Kim Bum mengangkat kedua alisnya saat mendengar jawaban So Eun. Ia ingat dulu saat di kafe bersama So Eun. Saat itu memang So Eun mengalami hal aneh saat bersamanya. Tapi sekarang memang sepertinya tidak lagi.
"Ku rasa kau hanya tidak takut padaku." Bukan sombong, tapi memang Kim Bum merasa seperti itu.
"Ya. Denganmu, Kyu oppa dan Sehun oppa." Memang hanya pada orang itu So Eun merasa tidak takut.
"Mungkin karena aku tau kalian orang baik." Itu yang ada dalam pikiran So Eun. Atau mungkin juga karena hanya dengan mereka So Eun berinteraksi, sementara dengan yang lain hanya sekedarnya dan di tempat yang penuh keramaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle (Complete)
FanfictionKim So Eun, seorang gadis miskin yang mampu melanjutkan pendidikannya masuk fakultas kedokteran karena beasiswa. Namun di tengah jalan beasiswanya terputus karena prestasi So Eun yang menurun. Disaat situasi So Eun terpuruk, Kim Bum datang menawarka...