Chapter 8

910 108 4
                                    

"Lo—cemburu?"

Mina langsung menolehkan kepalanya ke arah Mark dengan raut wajah terkejut.

"Ngaco banget lo. Ngapain coba cemburu?"

"Ya kali aja gitu."

"Yang waras dikit kek, Mark."

"Ya udah sih kalo emang ga."

"Tidur yuk, capek gue."

"Ga makan malem kita? Katanya tadi mau makan malem di luar?"

"Tiba-tiba males keluar gue. Di dapur ada bahan-bahan buat masak ga?"

"Ada kayaknya."

"Ya udah, gue masakin aja makan malemnya."

"Beneran lo?"

"Masak ramen atau kalo ga masak omlet masih bisa lah gue."

"Lah, siapa juga yang ga bisa masak ramen sama omlet? Gue juga bisa, bego."

"Ya udah sih, kalo ga mau dimasakin mah."

"Eh, ya jelas gue mau lah."

"Ya udah, ayo turun ke bawah."

"Gendong dong, Min. Gue mager ini."

"Ngotak dikit kek. Gue mana bisa gendong lo, bego!"

"Ngegas ae mba."

"Anjir! Lo kok bikin kesel gue mulu sih? Heran deh gue!"

"Kan gue emang suka jailin lo, Min."

"Serah deh. Gue mau ke bawah, bye!"

"Tungguin gue dong, sayang!"

"Siapa lo, hah?"

"Mark Lee lah."

Dan Mina pun langsung keluar dari kamar Mark menuju dapur. Dia sudah tau Mark sangat suka menjahilinya tapi tetap saja dia balas. Lebih baik memang dia yang mengalah.

Sesampainya di dapur, Mina membuka kulkas dan memindai apa saja yang ada di dalam kulkas dengan matanya.

"Hm, masak pasta boleh juga nih, ada bahan-bahan buat sausnya juga. Oke, sip!"

Mina kemudian mulai berkutat dengan segala macam alat masak dan juga bahan-bahan makanan.

Dia sangat fokus dengan apa yang sedang dia kerjakan, hingga tidak sadar akan eksistensi Mark yang tengah menyandar di kulkas.

"Yang enak yah buatnya."

Mina yang kaget langsung menoleh ke arah Mark dan mendengus. Setelah itu dia kembali berkutat dengan masakannya.

"Diem aja, lo. Kalo lo cuma mau ganggu gue, mending nonton TV aja sono."

"Lo kan ga mau pisah sama gue, jadi gue jabanin deh kemauan lo."

Mina kembali menoleh ke arah Mark dan memandang Mark dengan sengit.

"Ruang keluarga sama dapur cuma berjarak berapa langkah aja sih?"

"Ya udah iya. Gue mah kalo sama lo selalu salah aja bawaannya. Iya, tau, lo selalu bener."

"Bacot amat sih. Udah cepet sono pergi."

"Rumah juga rumah gue, Min."

"Gue lagi pegang pisau nih, Mark."

"Iya, iya, nyai. Iya, gue ke ruang keluarga nih. Jangan kangen lo."

Mina tidak membalas ucapan Mark. Untuk apa dibalas, jika ucapan Mark sendiri hanya mengandung ucapan nonsense? Pikir Mina.

Mina mendengar suara TV yang agak keras. Mark menguji dirinya. Dia menahan kekesalannya kepada Mark agar masakannya cepat selesai dan setelah itu dia akan tidur.

Just-About Us | mark lee + kang mina •_•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang