Niall’s POV
[Bedford, December 18th, 2012]
Ya, ini sudah seminggu sejak insiden menggelikan antara aku dan Jasmin. Dan sampai saat ini tidak berita-berita aneh tentang foto itu. Tapi yang kusesali adalah ketika aku ya kumaksud kami, mengetahui bahwa Jasmin sering mendapat death treat yang masuk ke mention twitternya. Isinya pun beragam, seperti “death you! Go away from Niall!” dan sejenisnya. Ah gila memang. Sudah kubilang tolong abaikan foto tersebut. Itu hanya bohongan. That’s not true, guys! Oh iya, satu hal yang membuat kami sangat senang. Liburan kami ditambah! Kami dibiarkan bebas sampai minggu pertama bulan Januari tahun depan. Just such a long holiday!
Baiklah, kita kelain pembahasan. Seminggu ini pula, kami berlima semakin mengenal “who is Jasmin”. Gadis itu baik. Dia hebat. Dan tentu saja cantik. Setiap hari dia selalu datang ke rumah (temannya) Harry. Mengajariku memasak, membimbing Zayn untuk menggambar, memberitahu Louis tentang beberapa lelucon di Indonesia, meladeni Harry yang terus bertanya pertanyaan-pertanyaan konyol nan aneh seperti bagaimana sebuah catokan rambut bisa membuat rambut menjadi lurus (oke ini menggelikan), dan kadang mengajari Liam tentang fotografi. Aku kadang merasa aneh jika aku dekat dengannya. Especially with my heart. It beats so fast. Oke, mungkin tidak perlu kuperjelas pun kalian akan mengerti apa maksudku. Ya, I feel I start to love her.
Hari ini rencananya kami berenam ingin membuat sebuah video. Tak sengaja beberapa hari yang lalu Liam membuka iPhone milik Jasmin dan menemukan sebuah catatan.
December 18th, aku tidak sabar menanti hari itu. That’s my bestfriend’s birthday!
Kami tidak mengerti sepenggal kalimat di awal-awalnya. Ya, itu tertulis dalam bahasa Indonesia. Tapi intinya kami tahu ketika membaca kalimat terakhir yang intinya tanggal tersebut adalah hari ulang tahun teman dekatnya. Lalu kami berlima pun memutuskan untuk membuat kejutan pada Jasmin dan membatunya membuatkan video untuk sahabatnya tersebut. Ide bagus kan?
.
.
Jasmin’s POV
Hari ini ulang tahun sahabat dekatku. Ya, kami sudah berteman selama kurang lebih 10 tahun. Namanya Rei, perempuan yang luar biasa hebat dalam segala hal di mataku. Dia tinggi, aku hanya setinggi telinganya. Oke, ini yang aku iri darinya, hahaha. Kemarin aku sudah mengirim ucapan ulang tahun ke ponselnya. Rencananya hari ini aku ada tawaran bermain biola di sebuah café di dekat pusat kota. Aku ingin mengirimkan videoku bermain biola. Yap, we’re the violinist!
I’m very happy stay here, at Bedford, UK. Itulah sebuah kalimat yang selalu terngiang di kepalaku. You-know-why. I’m living in my luck world. Yes, I admit that. Setiap hari aku pergi ke rumah para lelaki itu tinggal. Menyenangkan. Menyerukan. Membuatku ingin mati. Satu hal yang membuatku semakin betah di sana. Bukan maksudku mendiskriminasi yang lain, tapi aku semakin menyukainya, ya Niall. Tidak salah kan? Kurasa banyak orang akan merasa begitu jika dia semakin dengan laki-laki yang dia cintai. Kami semakin dekat. Ya memang.
“Mum, I want to go out,” teriakku menghampiri ibuku di dapur.
“Pasti mau ke mereka lagi, ya?” tanya ibuku melirikku.
“He he, yeah. Aku pergi dulu ya, ma,”
“Pakailah sweatermu. Di luar dingin,”
“But mum, I…”
YOU ARE READING
When Asphodel Start to Bloom
Hayran KurguJasmin Aline Lareina, seorang gadis yang sangat menyukai One Direction. Menjadi seorang gadis biasa adalah kesehariannya. Tapi apa yang akan terjadi ketika laki-laki pujaan hatinya, Niall Horan, bertemu dengannya dan semakin lama sebuah perasaan 'an...