Bagian 11. Boneka

4.8K 751 104
                                    

Satu jam lebih Jeno menemani dua remaja childish, Taeyong dan Haechan. Jeno sudah mulai merasa baikan setelah mengeluarkan isi perutnya tadi. Hampir semua wahana telah mereka cicipi. Hanya rumah hantu yang tidak mereka masuki karena memang ketiganya sangat takut dengan hantu (tentu saja Jeno tak mengakuinya secara langsung). Selanjutnya mereka mengunjungi stand-stand yang tersedia. Mereka memainkan beberapa permainan seperti melempar gelang atau menjatuhkan kaleng. Tak banyak yang mereka dapat. Haechan mendapatkan hadiah sebotol minuman, Taeyong mendapat sabun cuci piring dan Jeno harus puas dengan sebuah jepit rambut berwarna hijau neon.

'Setidaknya Kakak mendapat barang yang berguna' batinnya.

"Kakak juga mau minum.."

"Nih, minum punya Eccan aja.."

Haechan menyodorkan botol minumannya yang masih tersisa banyak, namun Taeyong menggelengkan kepalanya.

"Yongie mau susu.."

Tampak Jeno harus menghela nafas sabar. Ia sudah tahu hal ini akan terjadi. Suatu kesalahan besar jika ia mempercayai perkataan Haechan yang akan membayar semuanya. Pada akhirnya separuh isi dompet Jeno terkuras untuk mencoba hampir semua wahana dan stand yang ada di sana. Dan sekarang kakaknya merengek ingin dibelikan susu. Tidak ada lagi kah skenario yang lebih baik dari ini?

"Baiklah.. Kita cari dulu ya.."

Jeno pun menggenggam tangan kakaknya dan tangan satu lagi meraih pundak Haechan.

"Bayar!"

Haechan terkikik mendengar bisikan Jeno yang sdah terdengar seperti desisan ular yang marah. ia pun membentuk gestur 'ok' dengan menggunakan telunjuk dan ibu jarinya.

Tak butuh waktu lama, mereka menemukan sebuah minimarket tak jauh dari pasar malam. Kakaknya hanya mau satu merek susu dan harus dingin, beruntung minimarket itu menyediakan susu yang Taeyong mau.

"Mau yang stroberi atau yang cokelat?"

"Tobelii~"

Jeno pun mengambil satu botol susu berwarna pink dan membawanya ke kasir. Tak lupa ia menyenggol siku Haechan, menyuruhnya untuk segera mengeluarkan dompet.

Satu masalah akhirnya selesai. Jeno menyelesaikan tantangan pasar malam dan diakhiri dengan susu stroberi yang Haechan bayar untuk kakaknya.

"Nah sudah malam, yuk pulang!"

Taeyong tampak tak menjawab pertanyaan Jeno. Ia tengah sibuk meminum susunya sehingga dia diam dan menurut saja ketika Jeno menyetir pundaknya untuk berjalan pulang.

"Ahh.. Aku senang sekali malam ini. Puas rasanya!"

Jeno hanya melirik datar ke arah Haechan yang merentangkan tangannya dengan puas. Sementara Jeno, ia hanya memikirkan apa yang besok bisa ia masak untuk sarapan dengan uang yang tersisa di dompetnya. Beruntung ia masih menyimpan uang dari pamannya.

"Ah!"

Tiba-tiba langkah mereka terhenti ketika Taeyong menghentikan langkahnya secara mendadak. Hati Jeno seakan menciut ketika melihat arah yang dilihat kakaknya saat ini.

"Aaaanggg~ Lucuuu... Kakak mau lihat itu... Jenoo.. Kakak mau ke sana~"

Haechan tampak melongo dan melirik ke arah Jeno yang wajahnya sudah sepucat tembok.

"Emm.. uangku sudah habis, omong-omong.." bisik Haechan ke telinga Jeno.

Mendengar itu, Jeno memejamkan matanya dengan rahang yang mengeras. 'Thanks Chan.. Kamu sama sekali tidak membantu.'

"Kakak.. Besok lagi ya.. Uang Jeno habis.."

"Ha?" Taeyong tidak mengerti.

"Besok ya.. "

Childish (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang