Bagian 29. Tragedi

5.6K 537 189
                                    

Hari mulai gelap ketika mobil Jaehyun mulai memasuki kota kecil tempat mereka tinggal. Keadaan sangat lengang di dalam mobil itu. Jaehyun mengarahkan netranya ke arah spion dan menemukan sosok Taeyong tertidur di bahu Jeno. Sementara itu, Jeno tampak gelisah. Jaehyun tak tahu mengapa ia tampak seperti memikirkan sesuatu. Ia juga melihat Jeno sesekali melihat ke arah ponselnya lalu mencuri-curi pandang ke arahnya. Merasa tak mampu membendung kecurigaannya, Jaehyun pun mmebuka suaranya.

"Ada apa Jen? Apa ada masalah?"

Jeno menoleh ke arah Jaehyun. Wajahnya tampak seperti menimang sesuatu sebelum ia menjawab pertanyaan Jaehyun.

"Anu.. Sebenarnya temanku memintaku mengantarnya ke suatu tempat untuk membeli sesuatu.. tapi aku ragu aku bisa melakukannya."

Jaehyun seketika tersenyum.

"Begitu? Lakukan saja. Temani dia. Om akan mengantarmu."

Jeno menatap Jaehyun ragu. Matanya sesekali melirik ke arah Taeyong yang terlelap di sampingnya.

"Kurasa tidak perlu Om. Aku tidak bisa meninggalkan Kakak sendirian."

"Santai saja.. Om akan menamin kakakmu sampai kau pulang. Kau tidak lama bukan?"

"Jangan Om, merepotkan. Kau pasti juga lelah."

Jaehyun terkekeh. "Tidak.. Lagipula aku bisa beristirahat di rumahmu, bukan?"

Lagi-lagi Jeno terdiam. Matanya menatap ponselnya lekat-lekat. Sebenarnya ia tidak ingin meninggalkan kakaknya, tapi hatinya juga berat untuk menolak permintaan Jaemin. Sudah lama mereka tidak bertemu dan kali ini mungkin kali pertama Jaemin memintanya pergi bersama setelah sekian lama. Dan malam ini adalah malam terakhir sebelum Jaemin pulang ke kotanya sehingga Jeno merasa tidak tega untuk menolaknya.

"Jeno? Bagaimana?"

Jeno menatap mata Jaehyun yang terpantul di kaca spion. Untuk sejenak ia benar-benar bimbang, namun pada akhirnya ia merasa jika kali ini ia harus mulai belajar mempercayai Jaehyun. Toh, Jaehyun benar-benar menjalankan tanggung jawabnya dengan baik minggu lalu. Ia pun menghela nafas dalam sebagai pembulatan tekadnya.

"Baiklah Om.. Aku berjanji tidak akan lama."

Jaehyun tersenyum puas mendengar jawaban Jeno.

"Baiklah.. Di mana Om harus mengantarmu?"

Jeno menatap Jaehyun bingung. "Err.. Jeno harus ke rumah dulu untuk bersiap."

Jaehyun seketika tertawa canggung. Sebelah tangannya mengusap rambutnya kikuk. Ia benar-benar membuatnya tampak seolah-olah tak sabar untuk berdua dengan Taeyong.

"Ah, iya.. tentu saja.. hahaha.."

Jeno menggeleng-gelengkan kepalanya dan mulai menaruh perhatian pada ponselnya lagi. Mengetikkan sesuatu sebagai balasan untuk permintaan Jaemin.

'Oke Jaemin, kita bertemu 30 menit lagi di tempat terakhir kali kita bertemu, minimarket.'

***

Jeno tampak melangkah tergesa menuju rumahnya. Di belakang, Jaehyun menyusul dengan Taeyong dalam gendongannya. Taeyong yang manja meminta untuk digendong di punggung Jaehyun. Tentu saja Jaehyun tidak bisa menolak. Kantuk tampaknya belum bisa lepas dari tubuh Taeyong. Jaehyun bisa mengetahuinya dengan dengkuran halus yang ia dengar ketika Taeyong menyandarkan kepalanya di pundak lebar Jaehyun. Pasti lebih mendebarkan bagi Jaehyun jika ia bisa membopong Taeyong layaknya pengantin, sehingga ia bisa lebih leluasa menikmati wajah Taeyong yang terlelap di gendongannya. Sayangnya itu hanya sebatas angan-angan.

Childish (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang