Bagian 24. Sakit

4.7K 551 38
                                    


Hari ini Jeno mengalami hari yang paling tidak ia sukai dan takuti. Kakaknya jatuh sakit. Jeno curiga karena pagi ini tak mendapati 'ciuman selamat pagi' dari kakaknya. Padahal kakaknya selalu bagun tepat waktu meskipun itu adalah hari libur seperti hari ini. Dan ketika Jeno memeriksa kamar Taeyong, ia mendapati kakaknya yang tidur bergelung dengan selimut menutupi tubuhnya rapat. Merasa khawatir dengan posisi ganjil kakaknya, Jeno pun menyibak poni Taeyong dan begitu jemari Jeno menyentuh dahi Taeyong, barulah ia sadar jika kakaknya demam.

Jeno juga tak mengerti bagaimana kakaknya bisa terkena demam. Seingatnya ia selalu memastikan kakaknya mandi dengan air hangat dan mengurangi jajan es krim. Jeno juga sangat melarang Taeyong untuk memakan es krim tradisional yang dijual di depan sekolahnya. Bukan karena Jeno tak menghargai usaha lokal, tapi sering kali Taeyong jatuh sakit bila jajan sembarangan. Itulah sebabnya Jeno sangat melarang Taeyong membeli jajanan terutama es krim tanpa sepengetahuan Jeno. Jeno tidak tahu saja jika kemarin Taeyong membeli es krim yang lewat di depan sekolahnya. Dan Mark terlibat di dalamnya.

"Kak.. Kakak sakit?"

Mendapati belaian lembut di dahinya membuat Taeyong membuka matanya tipis. Ia menoleh ke arah Jeno dengan pandangan sayu.

"Pusing..."

Jeno menghela nafas pelan mendengar suara parau kakaknya.

"Ininya sakit?" Jeno menunjuk lehernya, dan Taeyong mengangguk pelan.

"Hmm.. Kakak kemarin habis jajan apa?"

Taeyong menurunkan pandangannya, menyembunyikan bibir dan hidungnya dengan selimutnya. Jelas sekali kakaknya itu menyembunyikan sesuatu.

"Kakak jajan es ya?"

Dan akhirnya Taeyong mengangguk pelan.

'Hmm.. sudah kuduga. Bandel.."

"Baiklah kalau begitu Kakak tidur aja ya.. Jeno buatkan bubur."

Taeyong hanya mengangguk dan menutup kembali matanya. Jeno membelai sekilas rambut kepala Taeyong dan meninggalkan kamar kakaknya.

Seusai mencuci muka dan menggosok gigi, ia segera menuju dapur. Membuat bubur bukan lagi menjadi masalah baginya, mengingat ia sudah sering membuat masakan itu ketika kakaknya jatuh sakit. Taeyong memang akan merasa sakit saat menelan ketika terkena flu. Jika itu sudah terjadi, bisa dipastikan kakaknya akan menjadi dua kali lipat lebih rewel dan manja. Dia akan sulit untuk diajak makan, tidak mau meminum obat, tidak mau sekolah, dan masih banyak lagi. Sederhananya, sakitnya Taeyong sama dengan kerja lembur bagi Jeno. Beruntung hari itu adalah hari minggu, sehingga Jeno tak perlu repot membuat surat izin dan menitipkannya pada Haechan dan menghubungi temannya untuk mengizinkannya pada sekolah. Jeno memang tidak bisa bersekolah jika Taeyong sakit. Ia harus selalu berada di rumah merawat atau setidaknya menemani tidur kakaknya, karena Taeyong akan menjadi begitu clingy ketika sakit. Dan ia akan menangis bila menyadari Jeno tidak ada di sampingnya.

Jeno mematikan kompornya setelah merasa bubur masakannya sudah siap. Ia pun memindahkan bubur itu ke mangkuk dan meletakkannya di atas nampan. Tidak lupa Jeno juga membuatkan segelas susu cokelat dan juga obat flu.

"Kak.. Makan dulu yuk."

Jeno meletakkan nampan berisi sarapan Taeyong di atas meja kecil dan menggoyang pelan bahu kakaknya. Namun tampaknya Taeyong enggan untuk membuka matanya. Ia justru merapatkan selimutnya dan bergelung seperti kepompong.

"Ayo Kak.. Bangun.. Makan dulu, nanti tidur lagi."

Taeyong pun membuka sayu matanya. Ia menatap mangkuk yang Jeno letakkan di atas meja.

Childish (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang