Bagian 14. Makan Siang

5.3K 743 84
                                    

Tak terasa Jeno mulai tampak akrab dengan Jaehyun. Percakapan mereka mengalir begitu saja, dan tiba-tiba saja pelayan kafe sudah di depan meja mereka.

"Nah ini Yongie.. Makananmu sudah sampai.. "

Mata Taeyong berbinar manis ketika Jaehyun menyodorkan piring berisi chicken cordon bleu yang masih panas.

"Kakak bisa makannya?" Jeno tahu jika kakaknya akan kesusahan menggunakan pisau dan garpu.

"Sini, Om potongkan ya.."

"Jangan repot-repot Om. Biar Jeno yang potong." Jeno merasa tak enak sekali dengan Jaehyun. Meski mereka sudah mulai akrab, tapi tetap saja Jeno masih tahu diri untuk tak merepotkan lebih jauh.

"Sssh.. tidak apa-apa. Toh Om sudah selesai makan, sedangkan kamu belum. Lagipula ini tidak sulit."

Akhirnya Jeno harus merelakan makanan kakaknya 'disiapkan' oleh Jaehyun. Sambil menunggu, Jeno mulai memotong makanannya.

"Kakak mau?"

Jeno melihat kakaknya menopang dagunya di pangkuan tangannya di atas meja. Ia tampak seperti anjing kecil yang sedang mengamati tuannya makan.

Taeyong mengangguk. Jeno pun menusuk satu potong daging, meniupnya sebentar kemudian menyuapkannya pada Taeyong.

"SSh.. Haah..! Nanasshh!"

Seketika tawa kecil Jaehyun meluncur  begitu melihat kelakuan Taeyong yang mengipasi mulut dan lidahnya yang terasa terbakar itu.

"Maaf, maaf Kak.. Minum ya?"

Jeno pun mendekatkan milkshake strawberry ke arah kakaknya. Taeyong pun segera menyambut minuman itu dan menghirupnya dengan antusias.

"Huaah.. Dingin.. "

Lagi-lagi Jaehyun terkekeh. Jeno yang sudah biasa dengan tingkah kakaknya hanya tersenyum sambil memotong-motong makanannya. jujur ia agak kesusahan juga. Ini kali pertamanya menggunakan pisau dan garpu untuk makan.

"Nah, sini. Biar Om suapi ya?"

"Aduh Om, jangan repot.."

"Tidak apa-apa.. Lagipula sepertinya kakakmu sudah sangat lapar."

Jeno pun mengalah, lagi. Ia bisa melihat kakaknya yang tentu saja dengan senang hati menerima suapan-suapan dari Jaehyun. Mereka layaknya anak ayam yang disuapi induknya.

Ah, entah kenapa momen ini mengingatkan Jeno akan neneknya. Situasi di mana ia menikmati makan siangnya sambil memperhatikan Nenek menyuapi kakaknya.

"Lalu setelah itu, dari mana kamu dapat uang?"

Jaehyun ingin menyambung percakapan tadi rupanya. Jeno sempat menceritakan tentang neneknya dan kondisi Jeno yang hanya tinggal berdua dengan Taeyong di rumah peninggalan Kakek.

"Kami mendapat uang dari jatah uang pensiunan Nenek. Terkadang Paman kami juga memberi uang tambahan."

Jaehyun mengangguk lalu menyuapkan makanan di mulut Taeyong. Taeyong tampak menikmati makanannya.

"Lalu bagaimana sekolahmu dan Taeyong? Apa cukup?"

"Kalau itu, beruntung kami mendapat beasiswa. Jadi ya, kami tidak perlu membayar biaya sekolah. Hehe.. sayangnya aku kurang pintar, jadi aku tidak bisa mendapat beasiswa tambahan." Ujar Jeno dengan senyum terpaksa.

"Tidak apa.. Aku dulu juga bukan siswa yang pintar. Hahaha.. Setidaknya kamu sudah berusaha keras."

Jeno mengangguk setuju dan menyuapkan sepotong daging di mulutnya.

Childish (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang