Jeno membuka matanya ketika mendengar suara ketukan pintu di luar. Jeno pun sadar jika ia baru saja tertidur di ranjang kakaknya. Ia mengucek pelan matanya kemudian melihat keadaan kakaknya sejenak. Taeyong tertidur sangat pulas. Obat flu yang ia minum tampak bekerja dengan baik.
Dengan hati-hati, Jeno bangkit dari ranjang Taeyong dan berjalan cepat ke arah pintu. Sekilas ia melihat jam dinding, dan ia sudah tertidur selama dua jam.
'Astaga, baru dua jam, dan Jeje itu sudah kembali? Tidak sabaran sekali..'
Jeno pun membuka pintu dan ia menjatuhkan bahunya malas.
"Hey bro..!"
Jeno memejamkan matanya sekilas sebelum akhirnya mempersilakan Mark masuk.
'Pasti Haechan yang memberitahu alamat rumah..' gerutunya.
Mendapat lampu hijau meski dengan cara kurang bersahabat, Mark melebarkan cengirannya dan melepaskan sepatunya.
"Ohya, ini dari Ibuku. Kemarin Yongie menyukainya, jadi hari ini ibuku memasakkan ini untuk kalian. Semur daging! Haha.."
Jeno menyambut bungkusan plastik dari Mark dengan tatapan bingung nan tak percayanya.
"Wah.. kebetulan aku belum sarapan. Sampaikan terima kasihku untuk Tante ya."
Mark yang semula mengedarkan pandangan ke sekeliling rumah kecil Jeno, kini menatap ke arah Jeno yang tengah membuka bingkisan darinya di meja ruang keluarga.
"Kau belum sarapan? Jam seperti ini? Wah.. Kau ternyata kerbau juga ya.." Mark terkekeh sambil mendudukkan tubuhnya di sofa reyot Jeno.
Jeno hampir saja melempari Mark dengan cangkir bekas Jaehyun. Tentu saja Jeno tidak terima disebut 'kerbau' oleh kerbau yang sebenarnya.
"Ck. Jangan sembarangan. Kakakku sedang sakit. Itu sebabnya aku tidak sempat sarapan karena merawat Kakak. Enak saja menyamakanku denganmu."
Mark melongo setelah mendengar kata-kata Jeno. "Yongie sakit?"
"Ssh!!"
Mark seketika mengatupkan bibirnya melihat isyarat Jeno.
"Pelankan suaramu! Kakakku akan rewel ketika sakit. Dia baru saja tidur, jadi awas saja jika kau membuatnya terbangun sekarang!" Jeno terdengar seperti hewan buas yang menggeram dan itu membuat tubuh Mark menciut.
"Ba-baiklah.. Bolehkan aku melihatnya?"
Jeno baru saja berdiri hendak ke dapur, dan dengan sebuah isyarat dari dagunya ia membiarkan Mark masuk ke kamar kakaknya.
Perut Jeno sudah meraung-raung sedari tadi. Sebuah kebetulan yang luar biasa Mark datang dengan lauk yang begitu lezat. Lengkap dengan nasi pula. Jeno seolah lupa jika ia sudah membuat janji untuk makan siang bersama dengan Jaehyun; dengan lauk serupa.
Sebelum ia mulai makan, Jeno membuatkan teh dan mengupaskan mangga untuk Mark. Tak enak rasanya jika ia meninggalkan Mark makan tanpa memberinya jamuan.
Jeno datang dengan mangga dan teh yang kemudian ia letakkan di atas meja kecil di ruang keluarga. Tidak adanya kehadiran Mark di sana mengingatkannya akan Jaehyun.
'Ah, dia pasti di sana. Awas saja jika sampai Kakak terbangun!'
Ia memasuki kamar Taeyong, dan benar, ia mendapati Mark yang menopang dagu dengan kedua telapak tangannya. Matanya tampak tertuju ke arah Taeyong yang kebetulan tertidur dengan posisi wajahnya menghadap ke arah Mark. Gerah dengan sikap 'orang asing' itu, Jeno mencolek bahu Mark dan dengan isyarat jarinya, meminta Mark untuk keluar dari kamar itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Childish (END)
FanfictionCerita ini mengisahkan perjuangan Lee Jeno dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan kakaknya yang mengalami keterbelakangan mental. Mampukah Jeno bertahan dalam menghadapi masalah yang timbul silih berganti? 'Karena kau tahu Kak? Kadang aku merasa lela...