CERITA TELAH DITERBITKAN
Abstrax Series [2] : Reynald Geraldo
Bertemu Rey adalah hal yang paling buruk yang pernah terjadi dihidup Zee. Hidup gadis yang dulunya tentram itu, tiba-tiba saja menjadi kacau akibat tingkah absurd dari playboy berotak mes...
MOTOR ninja berwarna merah itu akhirnya terparkir juga setelah membuat ulah di jalan raya tadi. Sang pemiliknya membuka helm fullface merah yang ia gunakan dan turun dari motor itu.
Tanpa membawa tas, lelaki itu dengan polosnya masuk ke dalam sekolah dari gerbang depan saat pelajaran sudah berlangsung. Bayangkan saja lelaki itu baru berangkat sekolah pukul sembilan, lalu ia sedikit bermain-main di jalanan tadi. Entah itu hanya kebut-kebutan atau menggodai cewek-cewek yang lagi mengendarai motor.
Lelaki itu bernama Reynald Geraldo. Lelaki yang berani membuat ulah di hari pertamanya menginjak kelas tiga itu memiliki tampang baby face. Tetapi wajahnya berbanding terbalik dengan sifatnya. Jika kalian tanya sifat apa yang paling mencerminkan Rey, hanya satu kata yang bisa menjawabnya. Playboy.
Iya, Rey memang terkenal sangat playboy. Semua kalangan cewek pasti ada saja yang pernah ia pacari. Dan hebatnya lagi, semua mantan pacar Rey itu cantik-cantik dan seksi-seksi. Kalau kata Bonet --temen Rey ya, "mereka memang cantik, tapi sayang nggak punya otak. Masa mau sama kadal kayak Rey."
Oh, iya. Rey juga sangat terkenal, baik di sekolah mau pun di luar sekolah. Terkenalnya Rey disebabkan oleh beberapa faktor, seperti karena Rey orangnya tidak tahu malu, jadi semua orang ia dekati dan pacari, terlebih lagi dia juga ketua basket di sekolah.
Dia juga salah satu anggota abstrax boyz yang diketuai oleh Nanta itu. Selain itu keluarga Rey juga memiliki sebuah entertaiment terkenal yang membuat dirinya tak jarang juga ikut tersorot awak media, apalagi wajah Rey juga tampan.
"Rey! Sini kamu!" teriak Bu Wertia sambil berkacak pinggang.
Rey pun menuruti perintah gurunya itu, lelaki itu berjalan menghampiri Bu Wertia yang ada di depannya, "kenapa bu? Kangen ya sama saya? Baru juga sebulan," tanya Rey dengan pedenya. Wajahnya yang manis terlihat sangat menyebalkan dimata para guru, termasuk Bu Wertia.
"Kamu itu ya! Tidak kapok-kapok diberi hukuman. Sudah menginjak kelas tiga juga, bukannya tobat malah menjadi-jadi," omel Bu Wertia. "Baju kamu juga kenapa di keluarin? Dasi juga nggak dipake. Ini juga sepatu kenapa berwarna? Terus juga --- Rey kenapa kamu nggak bawa tas?!" Suara Bu Wertia menggema memenuhi seluruh penjuru lapangan.
Hal itu membuat siswa-siswi yang sedang melaksanakan kegiatan MOS menatap ke arah Rey dan Bu Wertia.
"Aduh sayang, jangan teriak-teriak dong," kata Rey sambil cengangas-cengenges.
