SELAMAT MEMBACA
SCARLDO :
58 •• KadalNGGAK ADA FOTO, MALES NYARI
Dia masih suka mainin cewek lain, tapi kenapa gue percaya sama dia?
***FOLLOW :
@kdk_pingetania
@kdk.pingetania
@aboutpinge
@reynald.geraldo
@zeeana.scarleta***
PART INI PENDEK PAKE BANGET. MOOD NULIS MENGHILANG MENDADAK JADI UPDATE SEBISANYA. JANGAN PADA PROTES PART INI PENDEK, NGETIK SUSAH NJIR! *mau pake ng dibelakang tapi terlalu ngegas
***
BEL pulang sekolah berbunyi. Rey akhirnya menarik napasnya lega karena pada akhirnya dia bisa terbebas dari neraka yang kejam ini. Lelaki itu dengan santai menggendong tasnya dan keluar dari kelas sebelum guru yang mengajar keluar. Walaupun Rey sempat bilang ke guru tersebut kalau dia ingin pulang duluan, tetapi tetap saja hal itu membuat guru itu kesal.
Lelaki itu berniat menuju kelas Zee, tetapi karena merasa Zee belum keluar kelas, Rey pun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bertepe-tepe ria dengan adik kelas yang saat itu sedang sibuk bercanda satu sama lain.
Melihat kehadiran makhluk tak diundang membuat mereka serentak berhenti tertawa. Mereka menatap Rey bingung.
"Aduh jangan ditatap gitu dong, nanti gue baper," ujar Rey.
Hal itu membuat ketiga gadis di sana semakin bingung. Kenapa Rey tiba-tiba nimbrung sama mereka? Bukannya rumornya bilang kalau Rey sudah tidak ingin berdekatan dengan para gadis lagi semenjak berpacaran dengan Zee?
"Haduh kenapa pada tegang sih? Gue serem ya?" tanya Rey.
"Eee ... nggak kak," jawab salah satu dari mereka.
"Gue nggak gigit sayang, jadi santai aja ya," ujar Rey. Lelaki itu menatap salah satu dari ketiga gadis itu yang menurutnya terlihat paling menarik. "Nggak pulang?"
Gadis itu menggeleng, "masih ada tugas kak."
"Pulang bareng siapa? Pacarnya ya?" tanya Rey.
Gadis itu mengangguk malu-malu.
"Ciah, kecil-kecil udah pacaran ae," ujar Rey. "Ganteng nggak pacar lo?" tanya Rey.
"Ganteng," jawab gadis itu sambil menundukkan kepalanya.
Rey melangkah lebih mendekat kea rah gadis itu. Ia menarik dagu gadis itu dan membuat kedua mata mereka saling tatap menatap. "Gantengan mana sama gue?" Setelah bertanya seperti itu, Rey tersenyum ke arah gadis itu.
Hal itu membuat gadis itu terkena jeratan jurus belang Rey. Dengan pipi yang memerah gadis itu menjawab, "gantengan kakak," ujarnya.
Rey terkekeh, "tuh tau," ujarnya sambil mengelus kepala gadis itu.
"Rey!" Tiba-tiba suara yang sangat tidak asing ditelinga Rey terdengar meneriaki nama lelaki itu. Buru-buru Rey menoleh dah mendapati Zee tengah berdiri tidak jauh dari sana sambil menatap Rey.
"Eh, gue pergi dulu ya beb," kata Rey kemudian berjalan menuju tempat Zee berdiri. "Hai sayang, lama banget sih keluarnya, gue sampai lumutan nungguin," ujar Rey pada Zee.
Zee mendengus. Kenapa bisa sih ada lelaki macam Rey. Dengan seenak jidat deketin cewek lain di depan cewek sendiri. "Nungguin apa nyari cewek baru?" tanya Zee jutek.
Rey cengengesan, "dua-duanya beb."
"Udah sana cari cewek lain lagi! Gue ogah sama lo," kata Zee sambil mempercepat langkahnya.
Rey pun mengejar Zee dan menarik gadis itu ke dalam rangkulannya. "Jan ngambek dong beb," bujuk Rey. "Gue kangen ae tepe-tepe sama cewek, kan udah lama nggak bertepe-tepe ria," ujar lelaki itu.
Zee mendorong Rey sekuat tenaga, "jauh-jauh sana!"
"Nggak mau ih, maunya deket kamu terus," kata Rey sambil kembali merangkul Zee. "Udah ya sayang, jangan cemburu. Tadi beneran cuma tepe-tepe doang kok, nggak lebih," ujar Rey.
Zee mendengus. Lama-lama kesel juga punya pacar kadal kayak Rey.
Baru saja emosi Zee sudah mereda. Tiba-tiba entah darimana, Rasti berdiri di depan mereka. Rey yang melihat itu langsung hendak pergi, tetapi tangannya ditahan oleh gadis itu. "Rey gue mau ngomong," ujar Rasti.
"Gue mau nganter pacar gue pulang," kata Rey. Lelaki itu menekankan kata pacar di dalam ucapannya.
"Apa lo mau terus-terusan kayak gini?" tanya Rasti.
Zee pun akhirnya angkat bicara, "udah ngomong bentar aja sama dia, apa susahnya sih? Dia sahabat lo lagian," ujar Zee. Dia kesal karena Rey membuat suasana menjadi semakin keruh.
"Oke, lo tunggu bentar di sini ya su," kata Rey sambil menarik Rasti menjauh dari sana. "Udah, ayo ngomong," ujar Rey.
"Kenapa sikap lo ke gue kayak gini sekarang? Apa gue salah nyatain perasaan gue waktu itu?" tanya Rasti.
Rey mendengus, "emang sikap gue ke elo kayak gimana biasanya? Perasaan biasa-biasa aja," ujar Rey.
"Lo beda Rey," ujar Rasti. "Apa semua ini gara-gara Zee? Sesuka itu lo sama dia sampai-sampai lo ngelupain gue?" tanya Rasti.
Rey terkekeh, "gue masih inget lo beb, gue kagak amnesia," ujar Rey.
"Gue serius," kata Rasti.
"Tapi gue nggak mau serius sama lo," ujar Rey. "Udah ah gue mau cabut, lo cepetan cari pacar ya, biar kagak galau mulu," ujar Rey kemudian meninggalkan Rasti. Lelaki itu merangkul Zee dan membawa gadis itu pergi. Bahkan dia tidak peduli kalau kata-kata santai Rey itu sangat menusuk bagi Rasti.
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA
***
Next? Vomment semampunya! Aku juga next semampunya!
Entah kenapa setiap mau ending cerita pasti mood nulis hilang. Mungkin karena alam bawah sadarku nggak mau pisah sama Rey. Astaga aku udah jatuh cinta sama karakter Rey. Mau ngetik nggak rela pisah, nggak ngetik kerjaan nggak selesai-selesai jadinya.
Aku masih banyak nunggak cerita dan naskah soalnya. Tapi mood menghilang tiba-tiba. Makanya mau baca novel dulu biar mood nulis balik. Doain aja ya!
27-11-2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarldo
Teen FictionCERITA TELAH DITERBITKAN Abstrax Series [2] : Reynald Geraldo Bertemu Rey adalah hal yang paling buruk yang pernah terjadi dihidup Zee. Hidup gadis yang dulunya tentram itu, tiba-tiba saja menjadi kacau akibat tingkah absurd dari playboy berotak mes...