16 •• Berubah

31.5K 2.3K 269
                                    

SELAMAT MEMBACA
SCARLDO :
16 •• Berubah

Aku tidak selemah yang kau pikirkan***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak selemah yang kau pikirkan
***

FOLLOW :
@kdk_pingetania
@kdk.pingetania
@aboutpinge
@reynald.geraldo
@zeeana.scarleta

***

SETELAH melihat kakak perempuannya berciuman dengan Rey membuat Zee merasa sangat bodoh karena percaya dengan kebuayaan dari Rey. Gadis itu sudah memantapkan diri untuk mengusir Rey dari kehidupannya dan fokus pada pelajarannya di sekolah.

Zee menatap gedung sekolahannya. Ia tidak mau lagi menjadi orang yang bisa dibodoh-bodohi dan ditindas. Ia akan buktikan bahwa dirinya tidak selemah yang orang lain pikirkan.

Ia pun berjalan memasuki sekolah tersebut. Rambut yang biasanya Zee ikat, kini ia biarkan tergerai. Bahkan kepalanya tidak lagi ia tundukkan. Sesampainya di kelas, beberapa orang nampak menagap Zee bingung, karena tak biasanya gadis itu masuk dengan wajah angkuh seperti itu.

Saat hendak duduk di bangkunya, Zee menatap ada sebuah bunga di atas mejanya. Gadis itu bisa menebak dari siapa bunga tersebut. Zee pun mengambil bunga tersebut dan melenggang keluar kelas.

Ia mencari sosok yang menaruh bunga tersebut. Dan saat sosok tersebut sudah ia temukan, Zee langsung berjalan menghampiri lelaki itu.

"Hai su, kenapa pagi-pagi udah nemuin gue? Kangen?" tanya Rey dengan wajah tanpa dosa. Di sebelah Rey ada Bonet dan Ertha.

"Bunga ini dari lo?" tanya Zee. Ia bahkan merubah intonasi bicaranya. Tidak seperti Zee pada biasanya.

Rey tersenyum, "lo suka?" tanya Rey.

Zee melemparkan bunga tersebut tepat pada wajah lelaki itu, "bangku gue bukan kuburan yang harus lo isiin bunga," kata Zee tajam.

Perkataan itu membuat Rey cengo setengah mati. Ia tidak percaya bahwa seorang Zee akan mengatakan hal seperti itu kepadanya. Bukankah kemarin gadis itu sudah terlihat jelas menyukai Rey? Tapi kenapa sekarang tiba-tiba berubah seperti ini?

"Lo nggak suka?" tanya Rey.

Zee tidak menjawab pertanyaan yang lelaki itu lontarkan. Gadis itu membalikkan badannya, namun Rey dengan cepat menarik tangan Zee.

"Lo kenapa beb? Kenapa tiba-tiba marah kayak gini? PMS ya?" tanya Rey.

Zee menghempaskan tangan Rey dari tangannya, "jangan panggil gue dengan sebutan yang menjijikkan kayak gitu," ujar Zee.

"Oke, tapi lo kenapa? Coba jelasin dulu, apa gue ada salah?" tanya Rey.

Zee kembali membalikkan badannya dan menatap Rey. Kenapa ia bisa dengan mudahnya menyukai lelaki dihadapannya ini? Kenapa dia dengan bodohnya membuat diri menangisi Rey semalaman seperti itu?

Tangan Zee menampar pipi Rey dengan kencang, bertepatan dengan itu air mata gadis itu kembali terjatuh. "Mungkin ini bisa buat lo sadar," kata Zee sebelum akhirnya pergi dari sana.

Gadis itu berlari tak peduli dengan tatapan orang-orang. Tujuannya hanya satu, pergi ke tempat yang akan menjadi saksi bisu tangisannya.

Sementara Rey masih melongo. Lelaki itu masih bingung akan sikap Zee yang seperti itu.

"Rasain lo, makanya jadi laki jangan suka mainin cewek," ledek Bonet lalu tertawa sekencang-kencangnya.

Hal itu membuat Rey tersadar. Lelaki itu mendengus dan menatap Bonet kesal, "lo diem aja njing," kata Rey. Mood lelaki itu kini sudah tidak baik.

"Lo apain dia sampai kayak gitu?" tanya Ertha.

Rey menaikkan bahunya tak peduli. "Mungkin dia sadar kalau gue terlalu sempurna buat jadi pacarnya," kata Rey acuh. Padahal lelaki itu masih sangat penasaran dengan alasan Zee menamparnya.

***
KARENA penasaran dengan alasan sikap Zee yang tiba-tina berubah, Rey pun memutuskan untuk menunggu gadis itu di depan kelasnya saat bel pulang telah berbunyi.

Saat Zee keluar, tanpa permisi Rey segera menarik tangan Zee. Hal itu pun membuat gadis itu terkejut, "lo ngapain narik tangan gue? Lepasin!" teriak Zee tak terima.

Tetapj tetap saja Rey terus menarik tangan gadis itu. Bahkan Rey tak peduli kalau sedari tadi banyak orang yang memperhatikan keduanya. Setelah sampai di ruang ganti, lelaki itu mengunci pintu dan menatap Zee.

"Lo apa-apaan sih?" protes Zee. Gadis itu hendak keluar dari sana tetapi Rey mencekal tangannya begitu kuat. "Lepasin!"

"Lo kenapa?" tanya Rey.

"Lo yang kenapa?!" balas Zee.

"Yang, lo nggak cocok ngomong kayak gitu. Lo itu terlalu polos buat pake kata-kata 'lo-gue'" ujar Rey.

"Terserah gue!" kata Zee. "Udah ah gue mau keluar," kata Zee.

"Lo marah karena apa sih?" tanya Rey.

Zee berdecak, "gue mau keluar!" Zee berusaha mendorong tubuh Rey yang menghadang dirinya.

Rey menggeleng, "jawab dulu," kata Rey.

"Pikir sendiri," jawab Zee kesal.

Rey menatap Zee tepat di manik matanya. Hal itu membuat gadis itu membuang muka. Tangan Rey mengelus kepala Zee pelan, "su jangan marah-marah dong, gue jadi makin sayang tau," kata Rey.

Sejenak Zee sempat teripnotis dengan kata-kata manis Rey, namun beberapa detik kemudian gadis itu kembali tersadar. "Bodo," kata Zee.

Rey terkekeh, "lucu banget sih pacar masa depan gue," kata Rey. Tiba-tiba lelaki itu memeluk Zee.

Gadis itu pun berusaha melepas pelukan dari Rey, "jangan peluk gue!" kata Zee setelah berhasil terlepas dari pelukan Rey.

"Oke sayang," kata Rey.

Zee mendengus. Gadis itu mendorong Rey dengan kuat lalu membuka pintu ruang ganti tersebut. Ia pun pergi dari sana.

Rey yang melihat reaksi Zee pun terkekeh. Bisa dipastikan Zee sudah menyukainya, tapi Rey bingung kenapa Zee tiba-tiba seperti itu. Walaupun gadis itu berusaha terlihat galak, tetapi wajahnya terlalu lucu untuk disebut galak.

Tiba-tiba ponsel Rey berbunyi. Sebuah pesan masuk.

Seera : entar jadi kan yang?

Rey : jadi dong beb

Rey tersenyum dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Daripada ia pusing memikirkan Zee, lebih baik dia jalan-jalan dengan pacar barunya itu.

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

***

100 comment for next chapter!

100 comment for next chapter!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

29-09-2018

Scarldo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang