CERITA TELAH DITERBITKAN
Abstrax Series [2] : Reynald Geraldo
Bertemu Rey adalah hal yang paling buruk yang pernah terjadi dihidup Zee. Hidup gadis yang dulunya tentram itu, tiba-tiba saja menjadi kacau akibat tingkah absurd dari playboy berotak mes...
SELAMA MOS berlangsung, Zee merasa risih karena Rey selalu mengganggunya. Lelaki itu tidak pernah membiarkan sedetik pun dirinya tenang.
"Sussuuhhhh," teriak Rey dengan suara yang terdengar seperti desahan.
Sontak para siswa-siswi MOS pun langsung tertawa mendengar Rey yang seperti itu. Kenapa Rey harus tidak tahu malu? Apakah malu takut untuk diketahui Rey?
"Rey, jangan gangguin kegitan MOS!" ujar Rasti kesal. "Lo pergi aja sana, cari adek kelas sebelas aja dulu," kata Rasti.
"Maunya gitu Ras, tapi udah ada yang buat nyantol di sini," kata Rey sambil menatap Zee yang menatap kesal ke arah Zee.
Rasti berdecak, "apa perlu gue telponin Macan lo biar lo diseret keluar?" ancam Rasti.
"Nggak usah gitu juga kali," ujar Rey ngambek.
"Iya, iya, gue yang salah," kata Rasti. Ia tidak mau kalau Rey sampai ngambek, karena itu sangat menyusahkan, apalagi kalau mood Rey sudah hancur, bahkan buat didekati saja sudah menyeramkan.
Senyum Rey kembali mengembang, "berarti gue boleh diem di sini kan?" tanya Rey.
"Apa yang harus gue lakuin biar lo mau pergi?" tanya Rasti.
"Kasi gue pinjem siswi MOS baru lo itu sebentar, sampai pulang aja," kata Rey.
Rasti melotot, "enak aja sampai pulang! Itu mah lama. Sejam aja deh," katanya.
Kini giliran Zee yang terkejut mendengarnya. Jadi dia ditumbalkan gitu? Ah, sial, ia kira Rasti akan menolak.
"Empat jam!" pinta Rey.
"Ck, lo bernegosiasi atau apaan sih?" tanya Rasti kesal. "Satu jam!"
"Satu setengah deh," ujar Rey.
"Oke."
"Su, ayo pergi," kata Rey sambil menarik tangan Zee.
