34 •• Terjadi Begitu Saja

31.5K 2.2K 578
                                    

SELAMAT MEMBACA
SCARLDO :
34 •• Terjadi Begitu Saja

Ketika tubuh menolak perintah dari akal dan lebih memilih menerima perintah dari perasaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika tubuh menolak perintah dari akal dan lebih memilih menerima perintah dari perasaan. Di situ kalian akan sadar kalau perasaan kalian begitu kuat sampai tidak bisa dihentikan lagi.
***

FOLLOW :
@kdk_pingetania
@kdk.pingetania
@aboutpinge
@reynald.geraldo
@zeeana.scarleta

***

MAKAN malam diisi dengan kesunyian. Hany ada suara sendok yang berdeting karena mengenai permukaan piring. Sebenarnya Tasya sejak tadi ingin berbicara dengan Zee dan Rey, akan tetapi  wanita itu memberikan kesempatan kepada kedua anak itu untuk menghabiskan makanannya dulu.

"Jangan pergi dulu, ada yang mau tante bicarain," kata Tasya saat melihat Zee hendak bangkit.

Zee mengurungkan niatnya untuk berdiri dan menatap ke arah Tasya, "ada apa tan?" tanya Zee.

"Rey, mamah juga mau ngomong sama kamu," kata Tasya saat melihat Rey hendak berdiri.

"Apaan sih mah? Rey sibuk," kata lelaki itu. Sebenarnya saat ini ia ingin menuju markas geng abstrax yang lama dikarenakan para anggota banyak yang ribut akibat keputusan Nanta yang hendak pergi.

"Mamah jadi curiga denger kata sibuk keluar dari mulut kamu. Kamu sibuk ngapain? Jualan narkoba?" tuduh Tasya.

Rey mendengus, "sadis bat nuduhnya. Udah ah cepetan ngomongnya mah, Rey mau tidur."

"Oke, ini masalah kemarin. Kenapa kalian berdua datang malam kemarin? Dan kenapa Rasti kemarin ikut ke sini?" tanya Tasya.

"Rasti ada sedikit masalah sama orang tuanya, mamah udah pernah dikasi tau kan sama mama kalau Rasti itu sahabat deket Rey, jadi karena itu Rey nolongin dia. Lagian kemarin Rey latihan basket buat lomba, makanya pulangnya lebih lama," jelas Rey.

"Dan masalah guru private juga, ini guru private kedua yang mengundurkan diri," kata Tasya.

"Nanti juga bakalan ada yang kesepuluh," ujar Rey.

"Rey!"

Rey berdecak, "abis Rey udah bilangin Rey nggak mau belajar sama guru private, kecuali kalau gurunya itu Zee," kata Rey sambil melirik Zee yang sedari tadi terdiam.

"Zee kan adek kelas kamu Rey, masa kamu nyuruh dia ngajarin kamu? Mana bisa," kata Tasya.

"Ya udah kalau gitu Rey nggak mau belajar," kata Rey kekeuh.

"Eee ... gini aja tan." Zee mengangkat suaranya. "Aku mau kok jadi gurunya Rey."

Hal itu pun membuat Rey tersenyum dan menatap ke arah Zee. "Pengertian banget sih adekku," kata Rey sambil mengelus kepala Zee.

Scarldo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang