P R O L O G

84.1K 5K 161
                                    

SELAMAT MEMBACA
SCARLDO :
PROLOG

Keluarga? Menurut aku itu cuma sekumpulan orang yang dengan kebetulan bisa hidup bersama —Zeeana Scarleta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keluarga? Menurut aku itu cuma sekumpulan orang yang dengan kebetulan bisa hidup bersama —Zeeana Scarleta

***

FOLLOW :
@kdk_pingetania
@kdk.pingetania
@aboutpinge
@reynald.geraldo
@zeeana.scarleta

***

KACAU. Hanya kata itu yang bisa menggambarkan kehidupan keluarga Zee. Semuanya bermula ketika adik Zee terdiagnosa kanker otak.

Hal itu membuat keuangan keluarga Zee menjadi kacau. Ibunya yang hanya berprofesi sebagai pekerja kantoran pun keteteran karena biaya rumah sakit yang mahal, apalagi ayah Zee tidak punya pekerjaan tetap. Perlu kalian ketahui ayah Zee adalah seorang penulis, banyak karyanya yang best seller, tetapi entah kenapa akhir-akhir ini karyanya menjadi sepi pembeli. Mungkin karena pikiran pria itu sedang kacau sehingga membuat tulisannya menjadi kacau.

"Saya capek kerja dari pagi sampai malam, tetapi kamu sama sekali tidak kerja! Kamu malah mabuk-mabukan lagi! Emangnya kamu pikir uang bisa mengalir saja tanpa dicari?" teriak Brenda, ibu Zee.

"Apa kamu pikir selama ini saya diam saja di rumah? Saya juga bekerja! Bukankah selama ini uang yang saya hasilkan lebih dari cukup?" Tio menyahuti perkataan Brenda dengan nada yang tak kalah tingginya.

"Kamu pikir uang yang kamu hasilakan saya habiskan untuk foya-foya? Uang itu habis untuk biaya pengobatan Putra! Seharusnya kamu sadar bahwa saat ini kamu tidak bisa menghasilkan apapun!"

Zee berusaha menutup telinganya dengan guling. Bisa-bisa gendang telinganya pecah karena mendengar pertengkaran kedua orang tuanya setiap hari.

Gadis itu menatap bingkai foto yang terpajang di atas nakas. Di sana semua keluarganya berfoto dengan senyum yang bahagia.

Zee memiliki tiga orang saudara. Yang pertama kakak laki-lakinya yang saat ini berada di luar kota. Yang kedua adalah kakak perempuannya yang tidak pernah berada di rumah saat malam hari. Dan yang terakhir adalah adik bungsunya yang saat ini masih berada di rumah sakit dengan ditemani oleh neneknya.

Semua saudaranya kabur dari rumah, mungkin sengaja agar tidak mendengar pertengkaran orang tuanya yang tidak ada habisnya. Tetapi Zee tidak bisa kabur kemana-mana, mau ke luar kota? Zee baru saja menginjak kelas 1 SMA beberapa hari lagi. Mau pergi ke club saat malam hari seperti kakak perempuannya? Tempat bising itu benar-benar bukan selera Zee. Mau ikutan sakit seperti adiknya? Nanti keuangan keluarganya akan semakin kacau. Bisa-bisa saja dia dibiarkan mati karena tidak mempunyai biaya untuk rumah sakit.

Ah, maka dari itu pelarian Zee satu-satunya hanya dengan cara mengetik. Perlu kalian ketahui bahwa sifat Tio hanya turun ke satu orang anak yaitu Zee. Hanya Zee yang sulit bersosialisasi dengan orang-orang, hanya Zee yang suka mendekam di kamar entah itu untuk membaca novel, mengetik ataupun menonton drama.

Maka dari itu Zee sering kali membuat cerita di sebuah macbook yang ayahnya hadiahkan dulu. Bahkan cita-cita Zee adalah ingin menjadi seorang penulis terkenal seperti Tio, tetapi Brenda menolak keras keinginan Zee itu. Brenda ingin Zee belajar yang tekun di sekolah dan menjadi seorang dokter kelak. Karena hanya Zee lah satu-satunya harapan Brenda.

Karena itu lah Zee akan berhenti menulis saat ia sudah menginjak kelas 1 SMA. Walau bagaimana pun Zee tidak ingin menentang keinginan ibunya itu. Ia tidak ingin menambah beban pikirkan Brenda yang sudah banyak itu.

Brakk.

Terdengar suara pintu yang dibanting dengan keras. Hal itu benar-benar membuat jantung Zee melompat.

Zee mendengus kesal dan menatap bingkai foto keluarganya yang ada di atas nakas. "Keluarga apanya?" ujar gadis itu sambil menjatuhkan bingkai foto itu. "Kalau mereka ribut terus cerita aku kapan kelarnya?" Zee menatap ketikannya yang masih belum selesai. Setidaknya dia harus menyelesaikan cerita ini untuk yang terakhir kalinya.

Gadis itu kembali berusaha fokus pada ceritanya. "Setidaknya kali ini aja jangan ganggu aku," gumam Zee sambil kembali mengetik.

Baru satu kalimat yang berhasil diketiknya tiba-tiba suara pintu yang dibanting kembali terdengar.

"Saya akan cari uang sebanyak-banyaknya agar kamu puas!" teriak Tio lalu beberapa menit kemudian terdengar suara mobil di yang dibawa pergi oleh pria itu.

Zee menatap nanar ke arah ketikannya. "Kenapa nasibku menyedihkan banget ya?"

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

***

Yuhu udah prolog nih. Penasaran nggak sama cerita ini? Kalau penasaran jangan lupa vomment ya!

 Penasaran nggak sama cerita ini? Kalau penasaran jangan lupa vomment ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02-08-2018

Scarldo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang