Foto

2.3K 165 37
                                    

"Jangan bermimpi terlalu tinggi, Pak. Saya tahu anak saya seperti apa. Dia memang player. Tapi dia tidak sebodoh apa yang Bapak dan anak bapak pikirkan. Saya yakin dia selalu bermain aman. Jadi tidak mungkin rasanya seorang Gesha Atmanagara menabur benih di sembarang perempuan. Apalagi... Yahh, sekelas anak Bapak yang saya yakin seratus persen tidak sesuai dengan anak saya.Jadi saya yakin, anak yang dikandung anak Bapak itu bukan darah daging Gesha. Atau kalaupun memang anak itu anak Gesha, saya ingin anak itu digugurkan. Anak kita masih terlalu muda untuk menikah. Masa depan mereka masih panjang. Jadi, lebih baik Bapak gugurkan saja kandungan anak Bapak, dan saya siap membiayai semuanya." Atma tertawa sinis, mengirimkan sinyal penghinaan pada Benny yang tak berkedip menatap sang tuan rumah.

Emosi Benny memuncak saat penghinaan yang dilayangkan Atma mengalun dengan lembut mengaliri indera pendengarannya. Ia tidak pernah membayangkan jika respon dari keluarga Gesha semengerikan ini. Ia pikir, keluarga seterpandang dan berpendidikan tinggi--keluarga Gesha--mampu berpikir rasional sepertinya. Tapi ternyata ia salah. Benar kata Fira, jika lebih baik keluarga mereka tidak memperpanjang urusan dengan keluarga Gesha, jangankan menemukan jalan keluar, diizinkan masuk ke dalam rumah bak istana ini pun sudah untung bagi Benny.

Dengan menahan perasaan marah hingga mencapai ubun-ubun, Benny berkata, "sebelumnya maaf juga saya ucapkan pada Bapak Atmanagara dan keluarga. Saya datang kemari bukan untuk mendengar orang berpendidikan seperti anda menilai orang lain, terutama anak saya sebegitu rendah. Fira memang bukan berasal dari keluarga seperti Nak Gesha. Tapi bukan kemauan Fira juga untuk memilih dilahirkan dari keluarga mana, keluarga yang seperti apa, apalagi dilahirkan di keluarga yang miskin seperti keluarga kami. Mungkin orang lain berpikir bahwa tidak ada untungnya memiliki Fira di keluarga kami karena hanya membuat malu keluarga. Tapi sekali lagi, saya bangga memiliki Fira dalam hidup saya. Fira menjadi seperti ini mungkin juga salah saya yang tidak mendidik Fira dengan baik hingga peristiwa ini terjadi padanya. Tapi, Pak. Satu hal yang harus Bapak tahu, kesalahan bisa saja diperbaiki, selagi kita masih bisa mencari jalan keluar. Maksud saya, bukan saya membenarkan kehamilan Fira, tetapi kita sebagai orangtua harus bisa merangkul anak-anak kita, supaya tidak salah dalam mengambil langkah, apalagi dengan menyuruh Fira menggugurkan kandungannya. Perbuatan Fira dan Nak Gesha memang tidak dapat dibenarkan, namun bukan berarti hasil hubungan terlarang mereka juga patut disalahkan. Bayi itu tidak berdosa, Pak. Yang berdosa adalah kedua orangtuanya. Bagaimana anak-anak kita bisa berperilaku baik, sementara kedua orangtuanya justru menginginkan anak mereka membunuh darah daging mereka sendiri. Saya kira sebagai manusia Bapak masih memiliki hati nurani untuk tetap membiarkan anak itu tumbuh bersama keluarga kami. Kalau Bapak takut akan kami yang meminta pertanggungjawaban pada Nak Gesha untuk menikahi atau membiayai kehidupan anak Fira, Bapak tidak perlu khawatir. InsyAllah saya masih bisa menghidupi anak-cucu saya. Jadi maaf, kami tidak membutuhkan bantuan seperti yang tadi bapak Atmanagara sampaikan," ucap Benny seraya berdiri dan melanjutkan, "sepertinya saya sudah mengutarakan tujuan saya kemari, kalau begitu, saya permisi dulu. Assalamualaikum."

Tanpa menunggu jawaban Atma, Benny melangkahkan kakinya dengan cepat meninggalkan ruang santai keluarga Gesha. Dadanya sakit. Sungguh. Mendengar orang lain menghina anaknya sungguh membuat Benny marah. Bisa saja ia memaki-maki dan mengeluarkan segenap tenaganya untuk menyerang Atma secara verbal. Namun untuk apa? Ia tidak mau memperuncing masalah hingga membuat Fira terluka lagi. Lagipula tujuan ia datang menemui Atma adalah untuk menyampaikan jika ia akan memiliki calon cucu dari anaknya, bukan untuk menikahi Fira. Lebih baik anaknya tidak pernah menikah, membesarkan calon cucunya sendiri daripada ia menikahkan Fira dengan lelaki yang tidak bertanggungjawab, ditambah lagi dengan keluarganya yang menginjak harga diri anaknya. Ia tidak akan pernah sanggup membayangkan hal itu.

Cukuplah ia malu hari ini, daripada nanti anaknya tersakiti dengan pernikahannya yang tidak bahagia, ia akan semakin sakit melihatnya. Namun masih ada satu hal yang kini membuat Benny risau. Jika pihak Gesha tidak menginginkan cucunya, lalu bagaimana nanti ia akan membuatkan dokumen pribadi anak tak berdosa itu? Ah, sudahlah. Yang jelas saat ini Benny sudah merasa lega. Setidaknya ia bisa mengambil langkah tepat untuk memperbaiki semuanya.

(Un)Happy Family [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang