"Sha? Kamu marah?" tanya Fira memecahkan keheningan di antara keduanya. Ia yang duduk di samping kursi pengemudi dimana Gesha tengah sibuk mengemudikan setir mobilnya tampak merasa tidak nyaman. Sedari tadi Fira hanya melihat Gesha yang membisu dengan sesekali mengumpat mengeluarkan amarahnya.
"Masih pake nanya, lo?" jawab Gesha sinis tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan yang ramai saat jam pulang kerja seperti ini.
"Yang kamu marahin apa, Sha? Aku kan udah ngejelasin tadi, Lucky mau booking tempat di cafe kita buat dia meeting sama rekan kerjanya. Harusnya kamu seneng kan, bukannya marah-marah nggak jelas kayak gini," dengus Fira sebal. Ia melupakan aturan main jika berbicara dengan pria di sebelahnya itu, ia harus melembutkan suara dan tidak boleh menunjukkan raut wajah kesal seperti ini.
Ckiiiiiitttt. Gesha menginjak rem mobilnya dengan keras hingga menimbulkan decitan ban yang berbaur dengan aspal jalanan yang kasar, membuat tubuh Fira yang tidak menggunakan sabuk pengaman segera menabrak dashboard di depannya. "Aduh!!" pekik Fira terkejut. Refleks, gadis yang hanya menggunakan seragam cafe bertuliskan Good Choice itu menatap tajam Gesha. Sayang, pria disampingnya itu bukannya takut menghadapi luapan emosi Fira, ia justru berbalik marah padanya.
"Apa lo bilang, marah-marah nggak jelas?!" nada tinggi Gesha seketika menciutkan nyali Fira untuk sekadar mengungkapkan rasa kesalnya yang karena mobil Gesha berhenti mendadak, ia harus menahan sakit di dadanya akibat terbentur dashboard. Untung saja ia sempat tertahan dashboard itu, kalau tidak, mungkin tubuh kurusnya akan melayang dan menabrak kaca depan mobil layaknya film action yang ditontonnya di bioskop.
"Lo bener-bener ya! Kita udah sepakat kan, lo bisa dapet kerjaan, dan gue bisa dapetin lo sebagai cewek gue. Lo inget nggak, gue pernah ngomong, 'jangan berani-berani mendekati cowok lain selain gue, bokap lo dan kakak lo yang playboy itu'? Tapi apa? Lo mulai bertingkah! Mentang-mentang selama ini gue diem aja sama sikap lo yang mulai membangkang, bukan berarti lo bisa seenaknya dan kurang ajar gini sama gue. Dan lo, jangan kegeeran cuma gara-gara ada cowok lain yang ngajak lo ngobrol, lo bisa menganggap diri lo itu laku! Ngerti lo?! Satu lagi, jangan harap gue bisa ngelepasin lo gitu aja setelah lo bikin gue marah kayak gini! Inget itu!" tegas Gesha seraya melirik toko swalayan di samping kiri mobilnya. Ia mematikan mesin mobil dan berkata, "lo tunggu sini aja. Gue mau beli minuman bentar." Tanpa mendengar jawaban Fira, Gesha meninggalkan Fira begitu saja.
Fira tertegun. Sejujurnya sejak awal ia memang merasa aneh dengan perlakuan Gesha. Pria itu memberikan bantuan padanya dengan imbalan hanya sebagai kekasih bayangannya saja. Ya, hubungan Fira dan Gesha bukan seperti hubungan lawan jenis pada umumnya. Keduanya lebih tepat disebut sebagai teman dekat daripada kekasih yang sebenarnya. Terlebih, baik Fira maupun Gesha sama sekali tidak pernah bersentuhan secara fisik. Entah itu hanya saling menggenggam atau berpelukan layaknya pasangan yang lain. Namun bukan berarti pula keduanya tidak dekat dan menjaga jarak. Tingkat keposessifan Gesha yang besar terkadang membuat Fira kesal sendiri. Bagaimana tidak, hampir 24 jam nonstop Gesha menemaninya. Di cafe, di kampus, bahkan baru saja ia sampai di depan teras kostannya, dimana setiap hari Gesha sudah seperti tukang ojek pribadinya yang mengantar jemput dirinya untuk kuliah maupun bekerja, Gesha selalu menghubunginya. Entahlah, mungkin karena pria itu yang kurang kerjaan atau waktunya yang memang selalu kosong, menjadikan dirinya sebagai pacar siaga untuk Fira.
Fira tersadar dari lamunannya saat sekantong plastik besar berisi minuman dan makanan ringan diletakkan Gesha begitu saja di atas pangkuannya. Fira mengintip isi plastik pada bagian atas plastik berwarna putih itu. Tenggorokannya yang kering dan perutnya yang sedikit lapar karena sebentar lagi jam makan malamnya tiba, membuat Fira harus malu-malu untuk mengintip apa yang ada di dalam plastik besar itu.
"Udah nggak usah malu. Ambil aja. Lo haus kan? Gue udah beliin lo susu kesukaan lo itu. Heran gue, tiap hari minum susu, tapi badan lo segitu-gitu aja. Lo nggak kekurangan gizi kan, Fir?" sindir Gesha sembari menyalakan kembali mobil miliknya. Ia acuh tak acuh pada Fira yang kini tengah mengambil sebotol air mineral yang menjadi pilihannya. Melihat itu, seringai misteriuspun tersungging dari bibir manis Gesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Happy Family [Completed]
Ficción GeneralDi usia yang memasuki masa senjanya, Benny Hariadi Pratama harus mendapati kenyataan bahwa keluarganya perlahan hancur berantakan. Anak-anaknya yang baik mendadak berubah jauh dari harapannya. Gio anak pertama yang seharusnya jadi panutan adik-adik...