Cerita ini hasil kolaborasi dengan InoYomi
🍀🍀🍀Kamu pikir bisa menggantikan setiap hal yang telah hancur? Naif sekali.
🍀🍀🍀
Keesokannya, Ana datang lebih awal. Dia tidak langsung masuk ke kelas, melainkan berbelok menuju ke ruang guru. Tempat yang mungkin bisa dia kunjungi untuk mendapatkan informasi. Ana celingukan mencari sosok yang akan dia mintai pertolongan.
"Ketemu!" Ana tersenyum simpul melihat sosok guru berkacamata yang duduk di paling pojok.
Namanya bu Riska, wali kelasnya. Ana berjalan menghampiri dan langsung duduk di depannya tanpa permisi.
"Selamat pagi calon Kakak Iparku yang cantik," puji Ana sambil nyengir dan menaruh bungkusan besar berisi sarapan yang dia bawa dari rumah. "Ana membawa sarapan, nih. Plus surat cinta dari Abang Andra tersayang."
Bu Riska mengernyit heran. Dia menghentikan kegiatan mengoreksi pekerjaan muridnya, dan memandang Ana. Dia tahu kalau gadis di depannya ini bertingkah baik pasti karena ada maunya.
"Kalau di sekolah panggilnya jangan begitu, Na. Sekarang apa lagi yang kamu mau?"
Ana langsung antusias, dia memeriksa keadaan sekitar untuk memastikan tidak ada siapa pun diruangan itu selain mereka. "Ana ingin menanyakan sesuatu," bisik Ana.
"Kamu mau tanya apa?"
"Ini terkait status Ibu sebagai Wali Kelas IPA 2 tahun lalu."
"Jangan berlaku aneh, Ana. Lebih baik kamu kembali ke kelas. Sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai."
"Masih ada 20 menit, Bu, itulah kenapa saya datang lebih awal."
"Kamu rajin kalau ada maunya," cela Bu Riska.
Ana hanya nyengir sambil tertawa renyah. Ia kembali serius. "Benar, kan, kalau Bu Riska Wali Kelas X IPA 2 tahun lalu?" tanyanya penasaran.
Bu Riska mengernyit sebentar. "Iya, memang. Terus kenapa?"
"Boleh minta data-data murid Ibu itu?"
"Untuk apa, Ana?"
"Saya hanya penasaran saja, Bu. Atau mungkin absensinya, deh."
Bu Riska memandang curiga Ana. "Dengar ya, Ana, kalau kamu lagi suka sama anak kelas XI IPA 2 yang sekarang, lalu kamu coba cari tahu lewat kelas X IPA 2 tahun lalu, kamu akan salah besar."
"Loh, kenapa?"
"Sistemnya berubah mulai tahun ini. Siapa yang berprestasi lah yang masuk IPA 1."
Ana mulai berpikir. "Jadi, ada kemungkinan siswa yang dulunya kelas X IPA 2, sekarang bisa masuk XI IPA 1 kalau dia berprestasi, dan akan ada juga yang tersingkir ke kelas XI IPA 3. Begitu?"
Bu Riska mengangguk. "Memangnya kamu lagi cari siapa?"
Ana pikir itu akan melelahkan mencari seseorang yang tidak dia tahu nama dan wajahnya. Dia hanya tahu siswa itu dari kelas X IPA 2. Dan sekarang pencariannya semakin luas karena harus mencari dari XI IPA 1 sampai IPA 5. Dia bahkan tidak tahu jenis kelamin orang yang ditatap Reina itu.
"Ya sudah, Ana minta absennya saja," putus Ana kemudian.
"Kalau absensi Ibu tidak pegang. Ibu harap kamu tidak sedang melakukan aksi konyol ala detektif, Ana. Ibu tidak suka. Kalau kamu berulah, Ibu akan bilang sama mas Andra untuk memindahkanmu ke sekolah ayah Ibu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Clover [COMPLETED]
Teen FictionDi hari pertama sekolah, Ana harus berurusan dengan Alan, si anak kepsek yang mencoba kabur lewat pagar belakang. Pertemuan mereka membuka lagi tragedi yang pernah terjadi di sekolah itu. Ditambah hadirnya Reina, Alan terpaksa mengungkap kembali...