Hasil kolaborasi bersama InoYomi
Happy reading
🍀🍀🍀
Saat Reina memasuki kelas, semua pandangan tertuju kepadanya. Untuk pertama kali, dia merasa diperhatikan dari hampir seluruh teman. Biasa tidak ada yang menyadari keberadaannya. Beberapa dari mereka bahkan saling berbisik, entah membicarakan apa.Reina yang bingung memilih duduk di kursinya dan mengambil beberapa buku dari tas. Dia berusaha mengabaikan tatapan aneh dan bisikan teman-teman dengan menyibukkan diri membaca buku. Tetap saja itu sulit.
🍀🍀🍀
"Eh, lo kenal si Reina, nggak?" Gadis rambut panjang yang sedang berkaca di jendela kelas melirik temannya sekilas.
Teman si rambut panjang yang sedang sibuk dengan ponselnya menoleh sebentar sebelum fokus up date status. "Siapa Reina? "
"Itu loh, anak IPA 1. Ternyata diam-diam dia kencan sama om-om." Gadis rambut panjang ikutan duduk di bangku depan kelas.
Temannya berhenti bermain ponsel dan terlihat terkejut. "Ih, serius? Nggak banget deh, di sekolah elit begini ada yang begitu."
Si rambut panjang mengedikkan bahu. "Lihat aja sendiri di mading. Ada bukti fotonya, dia rangkulan sama om-om, loh."
"Iyuhhh. Jijik banget, sih!"
Ana yang tengah lewat tidak sengaja mendengar pembicaraan dua gadis tersebut. Secepatnya, dia berlari menuju mading depan.
Kerumunan orang masih setia merubungi mading hanya untuk melihat berita heboh pagi ini. Ana yang tidak ingin ketinggalan berita, menyelip masuk untuk melihat lebih dekat lagi. Beruntung, tubuh yang kecil mendukung niatnya.
Ana memerhatikan setiap tulisan di mading dan menemukan beberapa foto Reina bersama seorang pria dewasa. Itu benar-benar Reina si wajah datar. Yang tidak kalah membuat terkejut adalah caption di bawah foto yang bertuliskan: "butuh kasih sayang papa, gadis ini pacaran dengan om-om." Tidak itu saja, si pembuat berita juga menjelaskan detail asal-usul Reina, keluarganya yang broken home dan ibunya yang sibuk kerja. Hanya tidak ada penjelasan terkait Reihan.
Semua tulisan itu menggunakan ketikan komputer, artinya memang ada yang sengaja menyiapkan berita ini. Ana tidak tahu siapa musuh Reina, yang jelas, dia tidak bisa tinggal diam.
Setelah memotret beberapa foto dengan kamera ponselnya, Ana mengambil pula selembar foto di mading. Dia harus periksa keaslian foto terlebih dahulu. Dan ada satu orang yang pasti akan tahu.
🍀🍀🍀
Lapangan Basket
Vano bersama timnya tengah berlatih basket. Memang masih sangat pagi untuk berkeringat, tapi menurut Vano itulah menariknya. Membuat para gadis teriak ke-bau-an di awal masuk atau menjadi alasan agar bisa terlambat masuk jam pertama.Berbeda dari biasanya, sang kapten tim malah terlihat tidak bersemangat. Dia tampak kelelahan, padahal baru 30 menit bermain. Vano memilih undur diri sebelum membuat kesal anggota tim.
Saat berjalan melewati koridor kelas, samar-samar terdengar obrolan anak yang lalu lalang. Awalnya Vano tidak memedulikan ocehan mereka, sampai didengarnya nama 'Reina'. Ekspresi terkejut terukir jelas di wajah Vano. Seseorang seperti Reina bukanlah tipe yang akan dikenal orang, gadis itu terlalu menutup diri. Kecuali ada masalah yang menimpanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Clover [COMPLETED]
Teen FictionDi hari pertama sekolah, Ana harus berurusan dengan Alan, si anak kepsek yang mencoba kabur lewat pagar belakang. Pertemuan mereka membuka lagi tragedi yang pernah terjadi di sekolah itu. Ditambah hadirnya Reina, Alan terpaksa mengungkap kembali...