11. His Joke and The Rain

294 43 6
                                    

Hasil kolaborasi bersama InoYomi

Happy reading

🍀🍀🍀

"Ana?"

Suara berat dari seorang laki-laki mendekati gadis yang tengah beringsut di lantai sambil memeluk kedua lutut. Vano menatapnya sendu, duduk pula di sebelah Ana.

"Ngapain kamu ke sini?" ketus Ana yang tidak ingin diganggu.

Vano menghela napas panjang sambil melirik dari ekor matanya. Dia dapat melihat Ana yang sedang terluka.

"Aku baik-baik saja," ujarnya lagi.

"Gue nggak nanya soal itu."

Ana kini menggeser tubuhnya agak menjauh dari Vano. Dia menyelipkan anak rambut yang jatuh menutupi wajah ke belakang telinga.

"Lo suka sama Alan?" tanya Vano tiba-tiba.

"Tidak," jawabnya singkat.

Vano tertawa kecil, gadis di sebelahnya ini memang tidak pandai berbohong. Dari pengalamannya selama mengenal perempuan, Vano hapal betul bagaimana reaksi seorang gadis saat cemburu, seperti halnya Ana sekarang.

"Kenapa ketawa? Ada yang lucu?" Ana merengut.

"Elo yang lucu, dasar pendek."

"Kamu sama Alan sama saja, bilang aku pendek." Ana mencebikkan bibirnya kesal.

"Lah, emang lo pendek sih."

Ana menampilkan seringai tajam saat Vano menyebut 'pendek' lagi.

"Ok dengar ya, Agatha yang bawel." Vano masih saja menggoda Ana yang semakin kesal padanya.

"Aish..."

Vano tertawa beberapa detik saat melihat kekesalan Ana, kemudian berwajah serius. "Lo tahu, nggak, karakter yang paling ngeselin di kartun spongebob?" Vano menoleh.

"Tuan krab?" Ana menjawab asal.

"Salah, si hidung besar, Squidward... Kaya gini nih. " Vano memeragakan wajahnya merengut menyerupai karakter Squid dengan kornea mata tepat di tengah.

Ana tertawa lepas melihat Vano. "Sumpah, kamu jelek banget. "

"Atau lo mau kayak Spongebob, gini." Vano kini memeragakan wajah tersenyum dengan memerlihatkan gigi kelincinya. "Mau pesan krabby patty berapa banyak, Nona?" tanya Vano sambil berusaha menirukan tawa spongebob. "Ayo berburu ubur-ubur. Berburu ubur-ubur..." Vano mengacungkan tangan ke udara dengan semangat seolah sedang memegang jaring seperti di kartun Spongebob.

"Cukup, cukup... " Ana memegang perut, masih tertawa puas melihat tingkah Vano.

Vano kini berwajah biasa lagi, masih terkesima melihat tawa Ana yang bagai tanpa beban. Padahal beberapa menit lalu gadis itu seolah kehilangan jiwa. Tanpa disadarinya, Vano mengulas senyuman. "Udah gue duga, lo emang lebih cocok dengan wajah ketawa."

Ana yang mendengarnya, seketika menoleh pada Vano yang tersenyum, masih dengan sisa ketawa di wajahnya. Ia berkedip beberapa kali, lalu bungkam.

"Kok jadi diam? Gue salah ngomong, ya?"

Ana menggeleng. "Tidak apa-apa. Aku akan kembali ke kelas. 5 menit lagi bel masuk." Ana berdiri, lalu merapikan rok pendeknya dari debu. Disusul Vano dari belakang, keduanya berjalan searah.

"Soal kasus Reina, lo ada petunjuk untuk ke pelaku penyebaran foto itu?"

"Kalau dilihat dari jejaknya sih, mungkin anak mading. Tapi yang aku tahu ada pergantian jabatan setiap satu tahun sekali. Kalau tidak salah, ketuanya sekarang namanya Nina."

Secret Clover [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang